My Adsense

26 Des 2009

takdir keberhasilan atau kegagalan sesungguhya

Selama ini banyak orang yang memahami takdir secara sepotong-sepotong, dan beranggapan keberhasilan atau kegagalan seseorang...semata-mata adalah takdir Tuhan. Secara prinsip, saya setuju dengan pendapat ini, namun tetap kita tidak akan boleh berhenti berpikir hanya sampai disitu.
Maksudnya bahwa sebelum mencapai keberhasilan atau mendapatkan kegagalan, adalah suatu proses yang mesti dilalui satu persatu.
Disinilah letak permasalahanya.........
Banyak yang mengambil jalan pintas dalam berpikir, langsung menilai dan mengharapkan hasilnya saja tanpa memperhatikan proses yang mesti dilalui sebelumnya.
Patut direnungi bahwa sebenarnya setiap proses tersebut juga memiliki takdir atau ketentuan sendiri-sendiri.
Hal itu yang jarang terbaca oleh kita sebelum mencapai takdir keberhasilan atau kegagalan sesungguhya.

Ia selalu membidik tapi enggan menembak

Begitu banyak orang yang terperosok pada kesibukan sehari-hari. Merasa bahwa dirinya telah bekerja keras, namun sebenarnya, "tidak kemana-mana". Adalah bahwa dia yang tidak memiliki tujuan yang jelas, hendak akan pergi kemana...
Baginya yang terpenting adalah menghabiskan hari-hari dengan mengisi waktu atau melaksanakan sesuatu. Kadang dia mengatakan "tidak ada lagi harapan buat yang lain"...
Padahal masih banyak tindakan yang bisa yang bisa dilakukan agar segalanya jadi lebih jelas dan baik. Tetapi dia tidak mau melakukanya, bahkan untuk memikirkanya pun enggan, apalagi tindakan nyata.
Ia lebih suka menunggu nasip baik yang akan datang padanya tiba-tiba, sambil berdoa tanpa berusaha dan melakukan evaluasi.
Kesempatan 'baginya mimpi', ia tidak mau melakukan apa-apa sebelum orang lain melakukan tawaran dan janji, bahkan tidak pernah mencari peluang itu.
Sehari-hari yang dilakukanya adalah menyesali nasip, bukanya memikirkan tindakan apa yang harus diperbuat.
Jika ditanya, ia menjawab " saya sudah berusaha"...padahal kerjanya hanya berleha-leha, nongkrong, ngerokok, minum kopi, dengerin musik, ngelamun,.
Itu semua terjadi karena ketiadaan visi dan keyakinan diri. Tidak ada tujuan yang jelas. Ia menutup suara hatinya sendiri untuk bangkit dan maju. Sedangkan suara hati tetap tidak akan mati, karena itu adalah energi dan karunia Ilahi.
Tetapi mengapa karunia itu tidak mau didayakan, malah disimpan rapat-rapat di dasar hati.
Ia selalu membidik tapi enggan menembak. Disisi lain, suara hatinya akan terus berteriak, semakin ditahan semakin sakit di dada. Dorongan energi untuk bangkit itu akan terus mencari jlan keluar, siapapun mencoba merintangi tidak akan tahan. Itu berasal dari Ilahi.
Apabila terus saja ditahan di dada, akan berubah menjadi dorongan yang mendesak hati. Pabila masih ditahan juga maka akan mendesak jantung. Masih ditahan juga, makan ia akan mengubah wajah, wajah akan berubah menjadi pahit dan getir...
(Pernahkah melihat wajah seperti itu?????)

Untuk itu, aku akan melakukan pembaruan yang sangat menentukan bagi hidup. yang akan membuat perbedaan. Apapun peran yang kumiliki, aku tidak hanya akan membidik....
tapi juga menarik pelatuk, menarik busur dan lepaskan anak panah yang tertahan itu..

Bercita-citalah besar

Bercita-citalah besar, berpikirlah maju. Anda tidak diciptakan untuk menjadi orang yang kalah. Tetapi kita diciptaka sebagai wakil Allah di muka bumi, untuk memberikan kemajuan dan kesejahteraan.
Setiap langkah yang kita perbuat di muka bumi ini, haruslah suatu langkah kemenangan.
Ingat, Allah SWT berada sedekat dengan urat nadi kita, dia tidak ingin kita jatuh. Dia ingin kita berhasil. Melalui suara hati Dia membimbing kita, apabila kita terjatuh...sadarlah, karena berarti masih banyak ilmu yang belum kita pelajari.
Pelajarilah kesalahan itu, cari jawaban..mengapa kita jatuh ?
kemudian bangkit lagi!!!
Ingat, jangan sekali-kali meremehkan diri kita!! Modal kita sudah cukup, bahkan kalau seluruh komputer di muka bumi ini ditumpuk hingga mencapai bulanpun, tidak akan menandingi manusia ciptaan Allah.
Jangan sia-siakan kepercayaan ini, kita dirancang dan diciptakan untuk meraih kemenangan. Apabila anda mendengar suara hati, terimalah hal itu dengan baik sebagai motivasi langsung dariNya...seperti Adzan yang kita dengarka lima kali sehari.

Apa yang dikatakan manusia lain di atas pemakaman kita nanti

Orang yang terdorong untuk meraih prestasi selalu mencari jalan untuk menemukan sukses tersebut. Bagi kebanyakan orang, yang dimaksudkan adalah uang. Mereka sering mengatakan bahwa uang begitu penting, raja dunia.
Sebenarnya berlimpah uang atau keberhasilan di dunia itu, hanyalah sukses yang belum tuntas. Sebab coba kita renungkan kalimat ini...
" Apa yang dikatakan manusia lain di atas pemakaman kita nanti, adalah saat kita akan menemukan jawaban, apakah selama di dunia kita telah benar-benar sukses atau tidak sama sekali".
Bukan hanya kemasyuran, prestasi, uang yang menjadi dinding yang paling tepat untuk kita bersandar semasa hidup...Karena kita pasti akan kembali pada Allah yang satu.

Sebenarnya

Sebenarnya aku sudah memili semuanya, begitu banyak pemahaman tentang teroi pembangunan karakter. Namun, begitu banyak pula yang terlupakan atau dihafal hanya sebatas teori, yang tidak pernah dipraktekan sama sekali. Akhirnya semua itu terbuang percuma, bahkan pada saat akan dugunakan...sering lupa.

Mata hati

Seseorang yang belum pernah tergetar hatinya oleh keagungan ayat-ayat suci alquran dan teladan suci nabi Muhammad, tak akan mampu menggetarkan dunia.
Mata hati punya kemampuan berkali lipat lebih besar untuk melihat kebenaran daripada dua indera penglihatan.

പുജിക് bagimu

Segala puji dan syukur kepada sumber dari suara hati yang bersifat mulia, sumber ilmu pengetahuan, sumber segala kebenaran, sang maha cahaya, panabur cahaya ilham, pilar nalar kebenaran dan kebaikan yang terindah, sang kekasih tercinta yang tak terbatas pencahayaan cinta bagi umatnya.

tulisan-tulisan ini

Kalau melalui tulisan-tulisan ini terdapat banyak kiasan sastra, bukan berarti aku hendak menyombongkan diri yang memang sebenarnya tidak ada apa-apanya.
Tapi hanya sekedar keinginan untuk menyampaikan apa yang muncul sebagai pikiran.
Kalau melalui tulisan-tulisan ini banyak keluh kesah yang terungkap, itu bukan hanya cerita buat ku seorang, tapi untuk semua...
Karena pada dasarnya manusia pasti akan didera masalah.
Aku hanya mencoba kritis untuk menemukan solusi, daripada berpangku tangan seakan tidak terjadi apa-apa.
Tidak juga penting kalian simpatik terhadap tulisan-tulisan ini, seperti tidak penting hadir diriku bagi kalian. Tetapi tulisan-tulisan dan isi pikiranku ini akan tetap bersama kalian jika diijinkan, karena aku lah yang membutuhkan kalian untuk mendapatkan persahabatan.

Universalisme spektrum nurani.

Jadilah seperti matahari pagi, mampu melihat dunia dengan kejernihan mata hati, berbicara melalui lidah hati, dan mendengar suara alam yang berbunyi.
Jadilah referensi nagi semua orang, kamus lengkap suara hati.
Kecerdasan emosi yang dapat diungkapkan melalui bahasa lain, seni dan budaya.
Universalisme spektrum nurani.

Bahaya paling besar yang dihadapi oleh manusia-manusia zaman sekarang, bukanlah bom atom!!.

Bahaya paling besar yang dihadapi oleh manusia-manusia zaman sekarang, bukanlah bom atom!!.
Tapi perubahan fitrah...
Unsur kemanusiaan dalam diri yang sedang mengalami kehancuran sedemikian cepat, sehingga yang ada adalah ras non manusiawi, yaitu mesin berbentuk manusia yang sudah tidak sesuai dengan kehendak Tuhan.
Ia telah dijual dan dia sendiri yang membayara harganya. Ia berbaris di depan rumah perampok, menanti giliran untuk dirampok.
Itulah manusia yang buta hati dan nurani.
Semoga kita tidak termasuk diantaranya....

alam horisontal dan vertikal.

Aku tidak ingin terjerumus dalam pandangan streotip dikotomisasi antara dunia dan akhirat, seperti unsur-unsur kebendaan vs agama, unsur kasat mata vs tidak kasat mata, materialisme vs orientasi nilai Ilahiyah semata.
Aku juga tidak boleh berusaha untuk berhasil secara vertikal saja, yang pada akhirnya hanya cendrung bermuara bahwa sukses dunia adalah urusan belakangan.Hasilnya, aku nanti hanya berusaha unggul dalam kekhusuan dzikir namun akan kalah dalam percaturan ekonomi, iptek, sosbud di alam horizontal.
Begitupun sebaliknya, jika aku hanya berpijak pada alam kebendaan, yaitu kekuatan berpikir ku tidak diimbangi dengan kekuatan dzikir, nantinya aku juga hanya akan menemukan kehampaan sebagai pemenang di alam horisontal saja.
Aku juga tidak ingin sempurna, karena sesungguhnya kesempurnaan hanyalah miliknya. Aku adalah manusia yang masih banyak kekurangan dan bergelimang dosa.Tapi aku selalu memohon padaNya agar dapat dijadikan insan yang sukses dunia dan akhirat, alam horisontal dan vertikal.
Amien...

23 Des 2009

...punya mulut tapi sumbing, punya mata tapi juling....

Keliling-keliling sampai pusing tujuh keliling gara-gara malming dapat jodoh orang sinting, jadinya pingin guling-guling atau melenting cari yang lebih bening. Beginilah cerita si raja chating yang doyan daging kambing, tapi nasi aking pun pernah disentuh piring. Asal ga' kurus kering kaya' aming yang badanya ceking kaya' cacing. Haduh, pasti pangling baca ini tulisan miring, kata-katanya garing karena bicara sambil pening . Maklum habis minum obat pusing.
wkwkwkw, just kata-kata sumbang dari orang sombong yang mencoba kidding terhadap mereka yang genting
...punya mulut tapi sumbing, punya mata tapi juling....

Selamat jalan kawan…

Selamat jalan kawan…
Kau pergi dengan hati galau yang tertahan,
ungkapan rasa yang selama hidup coba kau lawan.
Kami yang masih disini hanya bisa menangis perlahan,
melepas kepergiaamu yang memang tak dapat terelakkan.

Bukan hanya canda tawamu yang akan selalu diingat,
tapi kesahmu itu yang sebenarnya membuat kita menjadi semakin dekat.
Pilu ini tak dapat lekang dalam sesaat,
karena kau pergi disaat kita semakin erat.

Maaf dari kami karena selama ini tak pernah jujur bahwa kau ada,
kami yang seakan tak pernah menerima dirmu apa adanya.
Tapi dalam sesal kini kami hanya dapat berkata…
Kau tetap kawan yang selamanya kami kenang dalam nyata.

Berbaringlah dirimu di alam sana,
Mimpi yang indah…
Selamat jalan.

satu titik

Dirimu memang hanya sekedar satu titik di dalam proses perubahan hiduku, tetapi dirimu merupakan awal dari proses perubahan besar tersebut.
Hanya dengan orang yang tepat perubahan yang akan terjadi dapat berarti. Lantas hanya dengan perubahan yang demikianlah pastinya akan ada kehidupan yang bahagia.
Selanjutnya semoga aku tinggal tersenyum melewati semuanya.
Inilah sebuah proses yang masih harus kulalui. Proses yang mungkin panjang atau singkat, tergantung kapan hadir kematangan jiwaku.
Sebab sebenarnya dipundakku sendiri Tuhan menitipkan nasip.

Tapi dari kenyataan yang kualami hingga sekarang, semuanya memang hanya drama yang harus kumainkan. Gonjang-ganjing kehidupan yang kualami berulang-ulang, sesungguhnya berasal dari satu skenario.
Tanpa mengubah skenario tersebut, sudah tentu aku kembali memainkan cerita yang sama, kemudian kembali terpuruk. Disinilah kesalahan, aku tidak belajar dari pengalaman, baik pengalamanku atau orang lain.
Sebenarnya Tuhan tidak akan mengubah nasipnya jika hambanya tidak mau berusaha mengubah nasipnya tersebut. Tiap perubahahan tidak mungkin sekali jadi, tapi perubahan yang berjalan lambat juga dapat merugikan kita sebagai manusia. Karena itu harus ada evaluasi pada setiap langkah yang kita tapaki, bahkan sebelum kita melangkah.

Dan apabila kurang puas dengan perubahan yang sudah terjadi, harus ada upaya agar tidak tetap terpuruk dalam keadaan.
Memang inilah resiko hidup, yang terbaik belum tentu dapat tercapai. Masih ada interaksi nilai dan kepentingan yang mengahasilkan norma yang harus disepakati.
Namun dibalik semua itu, tetap hak kita untuk berprilaku sesuai dengan jati diri kita. Karena aku adalah aku.

Hanya dari kedalaman jurang kejatuhan, aku dapat melihat puncak kekuasaan.
Selalu berikan yang terbaik dan jangan putus asa.
Memang akan selalu ada yang membencimu, tapi mereka hanya akan menang apabila kita juga membencinya.

Dan dengan begitu kita hanya akan mengancurkan diri kita sendiri.

Aku akan berusaha sebaik mungkin dengan daya yang aku bisa

Pantaslah jika globalisasi bagiku adalah kolonialisme bentuk baru.

Globalisasi pada dasarnya memang tidak mungkin dihindari, tetapi sekali masuk ke dalamnya sesungguhnya kita seperti memasuki kurungan yang bersangkar emas.
Tahukah kita bahwa globalisailah yang membuat seorang Michael Jordan berpendapatan 40 juta dollar pertahun, karena t-shirtnya dibeli anak-anak dari moskow hingga Jakarta. Dan tahukah kita bahwa sebagian dana tersebut digunakan untuk sumbangan pajak pada AS. Masih banyak contoh-contoh seperti produk waralaba asing lainya yang berarti kitapun secara tidak langsung ikut membayar pajak pada pihak luar. Bukankah sebenarnya itu merupakan cara mengeruk uang dari kantong kita, kenapa uang itu tidak jadi pemasukan bagi Negara kita sendiri ??

Dan disamping itu, adapaun masalah yang bukan sepele dan sebenarnya jika kita pikirkan secara dalam cukup krusial dampaknya…..
Seperti permasalahan HAM di dalam bangsa kita sendiri, masih saja ada campur tangan dari dunia Internasional. Kita harus menghukum orang Negara kita sendiri dengan standar universal. Memang masuk di akal, tapi bukankah bangsa kita sendiri juga punya nurani untuk menentukan mana hukum yang pantas.
Selanjutnya mengenai permasalahan ekonomi, meskipun sudah tidak terang-terangan kelihatan, sistem perekonomian luar masih saja mengatur sitem perekonomian Negara kita. Padahal uang yang sengaja dipinjamkan adalah tetap utang yang tetap harus dibayar kembali pada mereka.

Ada yang lebih parahnya lagi, demokrasi Negara kita sampai sekarang tetap dipantau. Hal yang dianggap mereka melenceng akan mengurangi legitimasi pemerintah kita.
Lantas apa masih ada ruang gerak kemerdekaan kita dalam mengatur Negara sendiri.
Pantaslah jika globalisasi bagiku adalah kolonialisme bentuk baru.

21 Des 2009

Itulah yang harus kita pahami dari dunia ini...

Jari-jari manusia di dunia ini ingin menunjuk dengan emas.
Sedangkan hal itu membiarkan mata-mata manusia lain akan memandang emas tersebut dengan penuh kekaguman.
Dan jika pemilik emas berbicara, manusia lain akan mendengarkan,
jika pemilik emas melakukan intervensi, upaya mereka akan diterima.
jika pemilik emas memberikan kesaksian, mereka akan diterima.
Pemilik emas tidak akan dipersalahkan karena tidak kompoten,
bahkan rambut putih mereka akan dianggap lebih muda daripada kemudaanya sendiri.
Itulah yang harus kita pahami dari dunia ini...

Penyair

Penyair adalah manusia yang pandai mempermainkan kata-kata agar menjadi indah dan menarik hati, atau syair pilu yang menyayat hati, mereka berteriak melalui tulisan yang isinya kadang tentang pembangkangan terhadap aturan kehidupan. Mungkin mereka dikatakan pembual karena berkata tentang apa yg tidak dapat diraihnya, hanya bisa mengumbar perasaan cengeng tanpa dapat berbuat apapun, berteriak-teriak tak jelas arah dan tujuan. Tapi dibalik semua itu, tidak semua orang dapat menjadi penyair sejati, penyair adalah manusia istimewa karena dapat hidup dalam dunia yang normanya dibuat sendiri melalui syair-syair mereka.
Bagaimanapun hanya jiwa yang dapat berbicara melalui hati yang dapat menjadi seorang penyair.

13 Des 2009

Hanya kau yang tahu siapa dan bagaimana dirimu

Hanya kau yang tahu siapa dan bagaimana dirimu.
Meski mereka mencaci seakan kamu adalah dungu.
Untuk apa terbelenggu dendam karena prasangka mereka yang semu.
Bukankah kemenangan bagi yang benar tak perlu diragu.
Wajar mereka terus berceloteh, karena mereka memang tak gagu.
Jika cercaan palsu itu tertuju kepadamu secara tak jemu,
anggaplah angin lalu, tak perlu malu dan ragu untuk maju.
Ini bukan tulisan menggurui untuk memenangkan diri selalu.
Tapi ungkapan pembelaan bagi kita yang selalu dianggap tak perlu.
Namun tulisan ini memang hanya akan dianggap palsu dan berlalu,
jika hati kita ternyata memang sekeras batu,
yang sebenarnya memang dungu dan tak pantas membela diri yang palsu.
Namun jika sedikit saja bermakna di hatimu,
Berarti kata kita sama dalam kalbu.
Lihatlah juga masih ada diantara kita yang kaku dan tak berani berseru
jadi tak menentu dalam sikap dan dipermainkan waktu.
Untuk itu, jika dulu masih menyikapi hidup dengan galau
marilah sekarang bersama-sama memaknai hidup dengan jiwa yang baru.

Dia yang menentukan apa yang akan terlaksana

Siapa yang menanam harus memetik,
demikian pribahasa terpekik.
Karena itu hendaklah diingat,
oleh mereka yang sudah berbuat khianat.
Bertindak licik sembunyi-sembunyi,
meski kadang mengupayakan kebenaran, tapi kenapa harus memaki.
Mencari selamat, tapi sewenang-wenang.
Berhati-hatilah jalanmu yang diawang-awang,
sebab bukan aku yang akan berkarya,
hanya Dia yang menentukan apa yang akan terlaksana.

Meski kita tidak akan mungkin mengatur dunia dengan tangan kita sendiri

Manusia dapat menjadi kepribadian yang kuat dan teguh dalam semua keadaan, akan tetapi dia juga dapat menjadi perahu rusak yang dalam samudra kehidupan. Diombang-ambingkan gelombang berbagai macam kenafsuan.
Pengalaman kita sebagai manusia beraneka dan kaya, terentang dari berbagai zaman.
Dalam serpihan pengalaman itu banyak sekali kita menemukan bahwa tanah bumi tempat kita berpijak ini tidak lebih dari sekedar arena pertarungan.
Lantas masing-masing generasi pada setiap zaman hanya akan bertanya...
“ Bagaimana generasi mendatang akan menilai generasi ini”
Dalam titik seperti ini akhirnya tulisan seperti ini terbit, dari kesadaran bahwa sejarah bangsa ini telah turut serta membentuk generasi yang sekarang.
Namun demikian, kita seharusnya tidak lantas menjadi manusia yang tidak berdaya dalam rongrongan masa lalu kita.
Kita harus dalam proses menjadi sesuatu, mengejar tujuan untuk sesuatu yang baik dan pasti.
Meski kita tidak akan mungkin mengatur dunia dengan tangan kita sendiri.

Memang mudah kalau hanya memaki

Memang mudah kalau hanya memaki, mengumbar amarah, merasa benar sendiri, berpegang kepada akal tanpa memikirkan rasa.
Memang enak kalau hanya bicara untuk berbuat baik, yang sebenarnya tidak mudah.
Karena itu, jangan mudah mengobral kata.
Ingat, diri sendiri bisa menjadi korban jika keliru ucapan dan tindakan.
Untuk itu, tidak ada lagi asal buka mulut berdasarkan pikiran yang asal bertaut.
Hanya akan berakhir dengan jalan hidup yang terantuk-antuk
Masuklah ke dalam perasaanmu yang akan memimpin perjalanan menemukan yang sejati.,

Sikap seseorang penulis

Sikap seseorang penulis harusnya terpuji.
Luhur ucapanya sperti kata yang ditegakkanya.
Hati dan lidah menyatu dalam kelakuan.
Tapi memang sudah sifat manusia,
bisa keliru bertindak,
tersesat mengikuti nafsu,
membelakangi kehendakNya.
Akhirnya mendapat malu, sakit hati,
karena tidak dipercaya kawan.
Tetapi semestinya makna ini tidak sambil lalu,
membuat penulis meninggakan sikap satria.
Jangan malu mengaku salah, lantas jangan menambah besar dusta.
Kesalahan jangan ditumpuk, percuma dosa terus disembunyikan.
Karena semua itu kasat mata.
Lebih baik mengingat asal dan tujuan hidup,
datang dan pergi hanya karena kehendakNya.
Jadilah seperti air yang mengalir, atau jalanya angin.
Seperti matahari yang terus bersinar,
menetap dan taat pada hukum kehidupan,
yang berasal dari Ilahi robi.

Banyak yang bingung ketika menjalani hidupnya

Banyak yang bingung ketika menjalani hidupnya,
pagi mengangguk, sore menggeleng...
maju-mundur sikap dan prilakunya.
Penuh keraguan tekadnya.
Jika berani, karena lupa.
Jika takut, karena tidak punya pegangan.
Kepercayaanya hanya pada otak,
tetapi perasaanya gersang.
Sebab kehilangan kiblat,
kemudian memaki sekenanya,
marah-marah bisanya.

Pemuda bangsa ini di zaman sekarang

Pemuda bangsa ini di zaman sekarang,
muda lahir, muda batin, hingga yakin untuk bertarung...
Beradu kekuatan, beradu suara,
memang begitu ceritanya!!!
Tetapi namanya juga satria yang masih muda,
tersandung, terseok-seok langkah dan keliru ucapanya.
Hingga terkesan sia-sia apa yang telah dikurbankan.
Tetapi, tidak demikian sesungguhnya.