Di dalam keheningan bisa mendapatkan bahan perenungan,
Hanya saja sepertinya aku mulai enggan mengguratkan isi pikiran melalui kalimat-kalimat rintihan yang bertubi-tubi
Mungkin karena aku sudah mulai lelah meneriakkan isi hati tanpa ada yang peduli,
Kalian sepertinya juga sudah cukup bersabar mendengarkan ocehan-ocehanku yang mungkin dianggap tanpa isi.
Tapi tahukah juga kalian, sebenarnya perlahan akupun mulai menyadarinya…
Oleh karena itu niat ini terbersit dengan sendirinya,
tidak lagi bermuara dari ego seperti tabiatku yang sudah-sudah,
bukan karena kembali ingin memenangkan diri sendiri ketika kalah.
Diawali dengan bercermin pada diri sendiri.
kemudian merombak secara total dari apa yang telah jujur tersingkap.
Selama ini jiwaku ternyata tersusun dari bangunan yang rapuh,
dinding dan tiang-tiangnya berdiri tanpa memperdulikan pondasi yang menopangnya.
Berujung pada kesia-siaan meski seakan terlihat sebagai bangunan yang megah.
Akhirnya aku diselimuti ketakutan akan reruntuhanya.
Dari tulisan ini, untuk kesekian kalinya terbaca bahwa aku sering terjatuh,
dan mencoba bangkit dengan pemikiran dan cara sendiri.
Kerap kesadaran terbit setelah kesekian kalinya terperosok keraguan yang mengawang-awang.
Perubahan baik dan buruk memang bermuara pada diri sendiri,
maka jika aku sering terombang-ambing diantara keduanya, adalah karena aku sendiri.
Karena aku dan diriku sebagai manusia yang sama seperti kalian.
Melakukan kesalahan adalah baik sekali jika tetap bisa diambil sebagai pelajaran,
Kemudian semoga kedepanya menjadi suatu kebaikan yang tidak hanya sekali.
Itulah makna yang tersirat agar aku atau kalian hayati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar