My Adsense

26 Apr 2009

Aku bukalah Superman


Aku bukalah Superman,
Aku juga bisa nangis, jika kekasih hati pergi meninggalkan aku.

Ayahku selalu berkata padaku,
Lelaki tak boleh nangis,
Harus selalu kuat, tangguh dan tahan banting.
Tapi ternyata sakitnya cinta, buat aku menangis

Ternyata aku bukanlah superman,
Karena aku juga bisa nangis.

Ayahku masih selalu memarahiku
Jika jatuh air mataku,
Kata ayah air mata adalah tanda kelemahan.
Tapi ternyata, air mata ku tetap saja jatuh juga.

Ayahku tersayang maafkanlah aku,
Jika aku masih menangis.
Aku masih belum bisa menjadi seperti apa yang ayah mau.
Sekarang aku berjanji…
Untuk tidak lagi menagis karena cinta.

Titip pesan kami melalui Dhany

Jika di Negara ini kita dapat hidup dan bekerja,
Berarti di Negara ini kita pantas berbahagia.
Jika ini tanah yang indah dan dapat bersemi cinta yg abadi,
Kenapa Negara ini juga dikatakan busuk dan ada yang tersenyum benci

Kita berbicara kenyataan dalam dunia yang sebenarnya tak dimengerti,
Kita bicara kepasrahan dalam spektrum dunia hitam dan putih.
Kita merasa benar-benar pintar, dan memasyararakatkan kebodohan itu.
Intinya, Kita membicarakan kenyataan yang hanya ada dalam dunia fantasi

Jika tahu akan seperti ini, ingin rasanya aku memilih,…
“tidak ingin menjadi bagian dari sejarah yang kau torehkan untuk anak cucu mu”.
Aku bersyukur akan kehidupanku yang sekarang ini, karena aku diciptakan sebagai manusia yang selalu saja berusaha untuk berpikir bagaimana

"aku hanya ingin dapat menangis dan tertawa di saat yang tepat saja".

Kadang aku memang sering meratapi nasipku ini, menyangkal takdir, hingga sesekali tersesat pada pemikiran yang tak jelas arah.
Tapi, jauh di lubuk hati ini, aku bersyukur akan diriku. Karena perlahan akupun sadar, telah diciptakan sebagai manusia yang selalu saja berpikir.
Berpikir apa itu kehidupan, alam dan isinya. Dari berpikir, aku coba memahami sikapku dan sikap mereka yang ada di sekitarku. Diantara kami ada yang sepaham, ada yang berselisih, berpura-pura baik atau terus terang menunjukkan siratan hatinya.
Tapi akhirnya aku tahu, itulah bagian dari kehidupan yang harus kujalani...
Bahkan, jika aku memang ingin benar-benar paham akan kehidupan, aku masih harus banyak belajar dan berpikir tentang dari mana tawa dan air mata itu berasal.
Mereka pasti jarang melihatku mengeluarkan air mata, tetapi mudah-mudahan saja hatiku ini tidak dianggap sekeras batu, karena sesungguhnya akupun pernah pilu karena tersakiti.
Isi hatiku semakin sulit tertebak, karena senyum dan tawa juga jarang tersirat di wajahku. Akan tetapi, siapalah manusia di dunia ini yang tidak mengharap 'senyuman' mengisi kehidupan mereka, begitu juga aku.

"aku hanya ingin dapat menangis dan tertawa di saat yang tepat saja".

Jika kini, dikatakan saat yang tepat bagiku untuk menangisi nasip, itu bukanlah suatu penyesalan. Tetapi hanya cara untuk bercermin diri.
Semoga dengan begitu perlahan dapat memugar tabiat, dan aku nantinya dapat pula 'tertawa' di saat yang tepat. Nantikan aku masa depan.
Semoga saja.........

12 Apr 2009

Kisah Malang Temanku

Aku akan bercerita tentang malangnya nasip temanku yang satu ini.
Mengenai Jodoh, dia termasuk manusia yang tidak pernah letih dalam mencari. Tapi kenapa lebih sering patah hati?.
Hingga pernah suatu saat, dia menemukan kutipan kalimat indah dari buku yang sangat dicintainya. Puisi itu sangat tepat menggambarkan tentang dirinya.
Kurang lebih isinya begini :

"Ada orang-orang tertentu yang memendam cinta demikian rapi, bahkan sampai mereka mati. Sekelilingpun mereka tidak memperlihatkan getas hatinya. Cinta mereka sesepi stambul lama nan melankolis, dengan pengarang yang tidak pernah dikenal.
Jika malam tiba mereka mendengus meratapi rindu, menampar muka sendiri karena jengkel tak berani mendeklarasikan cinta yang mengelitik nadinya. Cintanya tak pernah terungkap, karena ngeri membayangkan resiko ditolak. Lama-lama seperti seorang narsis, mereka menyukai seseorang di dalam hatinya sendiri.
Cinta satu sisi, “indah” tapi merana tak terperi.
Mereka hidup dalam bayangan, mengungkapkan cinta agaknya mengandung daya tarik paling misterius dari cinta itu sendiri".

Mungkin seperti itu pula yang dirasakan temanku.
Begitu malang nasipnya, akan adakah satu pembuktian bahwa selama ini masih ada yang menaruh hati padanya.
Ataukah semua itu harus menunggu waktu terakhir yang akan merenggut raganya. Apakah di kala raga dari kawanku itu telah tiada, jawaban itu baru akan hadir.

wahai kawan,
akan adakah orang yang menangisimu nanti?
adakah yang akan mengungkapkan penyesalan, karena selama ini telah menyia-nyiakan kehadiranmu?.

atau bahkan di saat pergi pun, kau hanya tetap sendiri dan penasaran dalam sepi.
Hidup yang pernah kau jalani, seakan tak pernah ada arti buat mereka di sekelilingmu.
semua itu hanya mereka yang dapat menjawabnya.

yang dapat kutitipkan, hanya satu pesan buatmu
"Jalani saja hidupmu, seperti apa yang sudah digariskan"
Kau mungkin tidak dapat menggapai dunia yang fana. Tapi kau masih punya Dia, yang dapat membantumu raih selamat di alam yang kekal nanti.

aku adalah lumpur

Mungkin keanggunan seorang wanita, bagaikan tembok megah yang memagari lingkup hatinya dengan keangkuhan.
Hal itu tak mengapa bagi kita, lelaki yang sabar tersakiti.

Meskipun perasaan tulus kita, hanyalah dianggap seonggok lumpur.
seonggok lumpur,memang tidak dapat meruntuhkan tembok yang berdiri kokoh,
namun setidaknya dapat terus membekas....

6 Apr 2009

Suara kita, Menentukan Masa Depan Bangsa

Pemilu memberikan kita kesempatan untuk bersuara dan bebas menyalurkan pilihan, terhadap wakil-wakil yang akan menjadi jembatan aspirasi kita di parlemen atau pemerintahan nantinya. Itu semua tidak lain dalam rangka meneruskan kelangsungan hidup negara tercinta kita ini.

Sayangnya meskipun begitu, di negara kita ini masih ada sekelompok masyarakat yang kurang mengerti akan pentingnya memberikan suara dalam pemilu. Karena merasa tidak puas dengan kebijakan-kebijakan yang dibuat pemerintah maupun parlemen, mereka memutuskan untuk menjadi Golput dalam pemilu.

Seandainya Golput hanya dilakukan oleh satu kelompok saja, mungkin tidak terlalu berpengaruh. Tetapi jika kelompok-kelompok lain juga mengikuti hal yang serupa, hal itu dapat mengancam jalanya pelaksanaan Pemilu, yang turut pula mengganggu kelangsungan hidup negara tercinta kita ini.

Kelompok Golput seharusnya menyadari, bahwa hak dan kewajiban mereka sebagai warga negara, harus diiringi dengan tanggung jawab untuk memajukan masa depan bangsa. Salah satunya dengan menggunakan hak pilihnya dalam Pemilu. Sangatlah sia-sia, jika Golput merupakan pilihan yang dimaksudkan untuk menunjukkan rasa ketidakpuasan mereka terhadap situasi perpolitikan bangsa ini, karena pilihan seperti itu hanya akan menimbulkan kekecewaan yang lebih besar di masa yang akan datang.

Begitupun sebaliknya, dengan memilih secara bertanggung jawab berarti kita sebagai warga negara telah ikut menentukan orang-orang yang kita percayai untuk memimpin bangsa ini. Tentunya pilihan tersebut disertai ketelitian dan harapan, agar mereka yang dipilih dapat mewujudkan masa depan bangsa ke arah yang lebih baik Jadi kesimpulanya, suara kita dalam Pemilu ikut menentukan masa depan bangsa.

Dan patut pula dipahami bahwa semua hal di atas, tidak lepas dari peran serta seluruh komponen bangsa, baik komisi yang mengurusi Pemilu, partai politik, Calon-calon wakil rakyat, tokoh masyarakat dan agama, serta instansi terkait lainya. Merekalah yang sangat berperan dalam menanamkan kepercayaan dan memberikan nuansa pendidikan politik yang demokratis kepada rakyat bangsa ini.