My Adsense

1 Feb 2010

“Seperti inilah aturan yang terkurikulum di negeri ini”

Sepanjang umur dihabiskan untuk menuntut ilmu di bangku sekolah. Awalnya cuma seorang anak manusia yang lugu, kemudian berangsur menjadi paham bagaimana cara menjadi pandai, yang dilakukan benar-benar secara pandai atau malah cerdik dan licik ketika menempuh pendidikan tersebut.
Setelah dirasa tuntas, para orang pandai tersebut merasa pantas mengakali masa depan dengan ilmu pengetahuan mereka yang telah dilegalkan di atas kertas. Bukan hal mudah memang, karena telah banyak yang dikorbankan, kemudian pantaslah jika itu menyulut niat dan usaha keras untuk mendapatkan hasil. Namun, juga terselip kesumat disebaliknya “Segala yang dikorbankan harus kembali secara impas - bahkan lebih, dengan cara apapun”.
Ini bukan bualan, ini hanya suara dari kami yang termasuk dalam jajaran orang pandai tersebut. Hanya kami tidak bisa cerdik dan licik, walaupun telah berusaha dengan berbagai cara. Kemudian kami sadar bahwa diantara orang-orang pandai tersebut, ternyata kami hanya termasuk segelintir yang paling bodoh, karena tidak bisa cerdik dan licik.
Tapi beruntung masih tersisa sedikit sisi kepandaian kami, bahwa kami masih bisa kritis dan berteriak “Seperti inilah aturan yang terkurikulum di negeri ini”.

2 komentar:

MONOKROM mengatakan...

SEPERTI WARISAN TRADISI TURUN TEMURUN. ORANG AKAN BERHARAP TINGGI SETELAH MELALUI PENGORBANAN YANG LUAR BIASA. BEGITULAH KITA DALAM BERUSAHA UNTUK MEMPERTAHANKAN HIDUP DAN MEMPEROLEH KEKUASAAN ATAS NAMA KESEJAHTERAAN.

iyaz mengatakan...

Dan sedihnya ada yg telah berkorban luar biasa tpi belum juga mendapatkan hasil, sedangkan yg lain keliatan lebih mudah dan lancar2 aja. Bukanya pesimis dan meragukan kehendakNya, tpi memang begitulah manusia...disaat jatuh kadang terpuruk, dan kritis mengungkapkan lirih isi hatinya. Setidaknya semoga mendapatkan pemahaman dari itu semua, seperti saling koment dalam blog ini..tentunya akan sangat membantu.