My Adsense

27 Apr 2011

BERSAMA-SAMA MELAWAN TERORIS

Sebagai bangsa yang majemuk, Indonesia adalah Negara demokratis yang menjunjung tinggi hak setiap warga untuk memeluk masing-masing agamanya yang telah diakui oleh negara, dan hal-hal yang mengatur itu semua telah termuat dalam konstitusi negara. Aturan-aturan yang dibuat juga menjamin terciptanya kerukunan antar umat beragama. Masyarakat kita yang dapat hidup secara berdampingan dalam kemajemukan mencerminkan tebalnya budaya toleransi yang ada, serta mencirikan salah satu landasan dari pembangunan bangsa yang berdasarkan ideologi yang ada pada masyarakatnya.
Karena kemajemukan itu sehingga lebih adil dan tepat untuk Indonesia disebut sebagai Negara demokratis dibandingkan Negara agama, meskipun sudah menjadi hal yang lumrah jika dalam kemajemukan itu ada kelompok yang lebih berperan karena menjadi mayoritas dari yang minoritas, selama itu tidak mengganggu hak-hak asasi umat beragama lain. Kita pernah merasakan betapa indahnya toleransi antar umat beragama yang tercipta di Negara kita, yang mungkin akan sulit ditemukan pada Negara-negara lain di luar sana.
Namun kenapa seiring pertambahan zaman dan keadaan Negara kita yang dikatakan terus berkembang, permasalahan-permasalahan sehubungan dengan agama kerap terjadi, diantaranya adalah cerita lama yang selama ini diketahui telah tutup buku, namun ternyata masih melakukan pergerakan secara diam-diam yang hanya diketahui oleh sebagian pihak tertentu, akhirnya kini memunculkan masalah baru dengan memodifikasi cara lama mereka.
Misalnya seperti apa yang banyak kita dengar dan lihat dari berbagai media massa tanah air, konflik antar agama, munculnya berbagai pemikiran dari sekolompok orang yang mengusung aliran-aliran agama baru, kasus persengketaan tanah untuk pembangunan tempat ibadah, pengrusakan tempat ibadah, dan lain sebagainya. Dan yang sedang gencar-gencarnya diberantas oleh aparat pemerintah Negara kita sekarang ini adalah kasus terorisme, hal yang terjadi sehubungan dengan aktifitas sekelompok orang yang membawa-bawa salah satu nama agama dalam melalukan tindakan yang mutlak dilarang dalam undang-undang di negara kita.
Tidak ada satupun ajaran agama di dunia ini yang mengusung kekerasan dan kekejaman terhadap sesama, memaksakan kehendak terhadap penganut agama lain, atau memusuhi manusia lain yang berbeda keyakinan dengan kita. Oleh sebab itu segala macam tindakan yang dilatarbelakangi oleh hal-hal tersebut sangat tidak masuk akal jika dikatakan berdasarkan ajaran agama karena jelas-jelas bertolak belakang dari pedoman hakiki yang terkandung didalamnya.
Tapi anggapan sebagian besar masyarakat terhadap permasalahan ini sepertinya terlalu gampang untuk menghakimi secara sepihak salah satu agama, dan hal seperti itu yang sebenarnya dapat menumbuhkan bibit perselisihan. Berawal dari prasangka bukan tidak mungkin berkembang menjadi bahan pemikiran, yang jika ditelaah secara bersama-sama oleh orang-orang yang sepemikiran dapat menjadi kesimpulan sepihak untuk melakukan tindakan yang dirasa paling benar, disebalik itu sifat manusia tentu tidak terlepas dari ego dan mudah tersulut rasa emosionalnya jika masalah prinsipilnya terasa diganggu. Ada beberapa hal yang paling sensitif dalam kehidupan manusia, diantaranya seperti keamanan diri, keluarga, dan agama yang juga merupakan salah satu unsur paling gampang untuk diprovokasi, sedikit saja menyentil permasalahan ini dapat mengundang aksi massa dan ciptakan perselisihan yang pada dasarnya demi keuntungan yang ingin diraih para pelakunya.
Sebaiknya kita jangan mudah terprovokasi oleh tindakan kelompok-kelompok tertentu yang dapat memecah belah persatuan dan toleransi antar umat beragama yang selama ini sudah terjalin. Apapun latar belakang yang mereka yakini dari tindakan mereka, kita tetap harus berpikir jernih dengan satu pehamaman yang benar bahwa segala tindakan yang bermuara pada kekerasan terhadap sesama dan tanpa alasan yang dapat dibenarkan oleh undang-undang, adalah murni kejahatan yang harus disikapi secara bersama-sama dengan satu rasa sebagai satu bangsa, tanpa membawa unsur ras, suku ataupun agama.
Jika masalah seperti ini terus dibiarkan berlarut-larut, dan hanya pihak-pihak tertentu saja yang merasa bertanggung jawab untuk mengatasinya, serta sebagian dari kita masih terpecah-pecah karena pemikiran yang diyakini sendiri-sendiri, maka akan sulit menemukan solusi yang tepat, juga dapat menjadi bom waktu yang akan meluluh lantakkan peradaban negeri kita di kemudian hari. Oleh karena itu, tulisan ini akhirnya ingin mengemukakan satu solusi yang mungkin dapat dijadikan bahan pemikiran bagi kita dalam mengatasi hal ini.
Tindakan penanggulangan tidak bisa dilakukan secara sendiri-sendiri, karena sepertinya masih seperti itu yang terlihat di negeri kita. Sebagian besar masih menghakimi agama tertentu dan terus saja menumbuhkan bibit perselisihan. Permasalahan ini juga terkesan diselesaikan oleh mereka yang terkait saja, selain masih ada segelintir orang yang pemikiranya dikaburkan karena pemahaman yang setengah-setengah tentang ajaran agamanya hingga berpendapat bahwa tindakan salah ini bisa dibenarkan.
Kebebasan untuk berpendapat memang dibolehkan, namun bukankah sebaiknya diupayakan agar ada persamaan persepsi yang paling benar untuk disampaikan pada semua lapisan masyarakat, karena masih banyak masyarakat kita yang sebenarnya belum memahami sehingga menjadi pihak-pihak yang mudah terpengaruh. Moral adalah salah satu hal terpenting dalam kehidupan bersosialisasi umat manusia dan itu dapat diketemukan dengan menerapkan ajaran agama secara tepat yang dimulai dengan memahaminya secara benar, karena agama juga adalah induk dari ilmu pengetahuan yang mengatur segala tindakan manusia di bumi ini.
Jika manusia dapat belajar agama melalui cara yang benar maka tentu saja pemahaman yang didapat tidak akan melenceng dari kebenaranya. Hal seperti ini yang harus diterapkan kepada seluruh masyarakat negeri kita, dimulai dari generasi muda yang akan menjadi cikal bakal penentu keberlangsungan masa depan Indonesia nantinya.
Pemuka agama adalah orang pilihan yang menjadi imam atas umat beragama, tentunya mereka adalah orang yang memahami agamanya secara benar, mengerti tentang kaidah yang terkandung di dalamnya seperti tingkah laku dan cara bersosialisasi antar sesama. Kita semua sama diciptakan olehNya sebagai manusia, mahkluk sempurna yang mutlak harus punya satu keyakinan dalam idiologi, namun unsur pluralisme tetap harus ada dalam bersosialisasi terhadap sesama. Artinya pemuka agama harus di depan dan menjadi orang yang dipercaya serta berperan penting untuk menanamkan pemahaman atas tindakan umat berdasarkan ajaran agama yang benar.
Penegak hukum yang ada di negeri ini adalah wakil pemerintah terdidik untuk mengemban tugasnya dan mempunyai kekuatan yang diatur oleh undang-undang untuk mengatasi setiap tindakan yang dapat mengancam kestabilan kehidupan bermasyarakat negeri ini. Oleh karena itu masyarakat tidak boleh melakukan tindakan main hakim sendiri dan mempercayakan semuanya pada aparat penegak hukum yang ada, namun itu juga harus dibuktikan dengan tindakan sungguh-sungguh para penegak hukum dalam melakukan tugas demi satu pengabdian terhadap Negara tanpa ada tandeng aling-aling apapun.
Dan pihak yang berada di tingkatan yang paling atas untuk menanggulangi permasalahan yang terjadi di negeri ini adalah pemerintah. Pemerintah adalah wakil rakyat yang dipercayakan untuk mengurus Negara. Pemerintah yang bertanggung jawab untuk membuat segala macam peraturan mengenai kehidupan bermasyarakat, termasuk peraturan untuk menanggulangi permasalahan yang terjadi pada bangsa ini. Negara kita adalah Negara hukum yang semua tindakan menyangkut keberlangsungan Negara harus didasari dengan undang-undang.
Undang-undang adalah salah satu kekuatan pemerintah yang harus diterapkan oleh setiap lapisan masyarakat demi ketertiban dan menuju kesejahteraan bersama, dan penegak hukum adalah instasi yang terbentuk untuk mengawasi jalanya undang-undang tersebut. Begitu juga sehubungan dengan permasalahan ini, pemerintah yang bertanggung jawab menciptakan hukum perundang-undangan yang dalam penerapanya harus dapat memberantas segala tindakan yang mengancam persatuan bangsa hingga ke akar-akarnya dan jaminan untuk tidak sampai terulang kembali. Jangan sampai justru keseriusan pemerintah dipertanyakan oleh masyarakat karena undang-undang yang justru belum dapat menjadi kekuatan dalam penegakan hukum.
Kesimpulanya, dalam mengatasi masalah terorisme yang sudah terjadi di Negara ini, setiap anggota lapisan masyarakat, pemuka agama, penegak hukum dan pemerintah harus bekerja bersama-sama dan bersatu dengan satu tujuan, tanpa membedakan latar belakang ras, suku maupun agama. Buktikan kesungguhan kita dengan jangan membiarkan masalah ini berlarut larut dan merasa tidak berkepentingan. Karena kita semua saudara dalam satu bangsa dan semoga ungkapan itu tidak hanya sebagai pemanis dibibir saja. Bukankah kita sama-sama mencintai Indonesia dan tentu tidak ingin Negara kita diganggu oleh segelintir orang yang ingin menghancurkanya.

23 Apr 2011

…….ada apa semua ini………

Niat saya menulis tulisan ini berdasarkan pengalaman saya pada waktu itu, kisah ini terjadi pada saat saya masih awam dan belum terlalu lama menetap di kota besar ini, saya masih duduk di semester awal bangku perkuliahan, baru mengerti bagaimana kehidupan seorang mahasiswa di kota besar, kaum yang dikatakan terpelajar dan banyak menghabiskan waktu kesehariannya untuk menimba ilmu di kampus. Dan untuk orang seaktif saya, pastinya senang menyempatkan diri mengikuti kegiatan extrakulikuler yang ada di kampus. Saya sangat mencintai olahraga beladiri, dan UKM wushu merupakan salah satu kegiatan yang saya ikuti waktu itu. Disinilah kisah ini terjadi, menjadi pengalaman dan pembelajaran untuk saya hingga saat ini.
Hampir genap dua tahun sudah saya menyelesaikan segala urusan perkuliahan, dengan begitu secara resmi juga dinyatakan lulus dan berhak menyandang predikat sebagai seorang Sarjana Tekhnik, sekarang ini saya bekerja di salah satu tempat rekreasi yang ada di Indonesia. Dan yang ingin saya ceritakan dalam tulisan ini, berawal dari beberapa hari kemarin ketika saya menyaksikan berita di televisi, berita itu sepertinya juga dimuat di berbagai media massa tanah air. Berita tentang aktifitas organisasi yang sudah dinyatakan terlarang untuk tumbuh di negeri ini, NII (Negara Islam Indonesia).
Para pelaku yang berasal dari organisasi ini diduga telah mencuci otak beberapa pemuda/i dan mahasiswa agar dapat masuk dan menuruti segala perintah yang berasal dari organisasi mereka. Dengan menyaksikan berita itu, sejenak saya terhenyak dan kemudian mengingat-ingat kembali kejadian waktu itu. Kisah yang terjadi di sore hari, beberapa tahun yang lalu pada saat saya masih menjadi mahasiswa, ketika saya dan beberapa orang teman lainya sedang latihan wushu di kampus.
Sebelum saya merantau ke kota untuk melanjutkan pendidikan di bangku perkuliahan, ayah sudah sering menasehati saya untuk selalu berhati-hati dalam bergaul di kota besar nanti. Sebagai manusia yang beranjak dewasa tentunya akan banyak cobaan dalam usia muda saya, tidak lain berkisar diantara pergaulan anak muda kota yang menurut ayah kebanyakan senang-senang serta bebas yang terlalu. Ayah tidak berpendidikan tinggi dan meski dia sering ke kota, itu hanya untuk bertemu handai taulan atau menyelesaikan urusan pekerjaannya sebagai seorang pedagang kecil. Namun entah darimana informasi yang ayah dapatkan hingga dia dapat memberikan salah satu nasehat penting lain yang menambah pengetahuan saya, kira-kira begini kalimatnya “bila sudah menjadi mahasiswa dan hidup dalam dunia kampus. Kamu harus memilah-milah terhadap ajakan berbagai organisasi yang mengatasnamakan gerakan mahasiswa atau membawa embel-embel agama, diseleksi akan kebenaran status organisasi tersebut yang harus diakui pula oleh kampus dan masyarakat”.
Saya lebih suka mengatakan tempat perantauan saya sebelumnya sebagai daerah asal, karena sejak kecil saya memang dibesarkan di daerah ini, hanyalah sebuah desa kecil di daerah timur negeri ini, agama yang saya anut termasuk dalam golongan minoritas, namun kerukunan antar umat beragamanya sangat mengagumkan. Nasehat yang ayah berikan itu pada akhirnya juga saya padukan dengan berbagai informasi dan apa yang pernah saya temukan dalam kehidupan saya sebelum menjadi mahasiswa..
Sehubungan dengan hal itu, pada kenyataanya ketika masih SMA saya memang pernah menemui hal-hal yang cukup unik atau ganjil, hal ini berkenaan dengan apa yang saya temukan dari cara pandang sekelompok orang yang menjalankan ajaran agamanya dalam kehidupan sehari-hari. Beberapa kali saya pernah menjumpai sekelompok pendatang yang mengenakan pakaian terusan panjang berwarna serba putih, mereka bersorban dan terlihat seperti musafir yang berasal dari negeri timur, meskipun tampang dari sebagian besar diantara mereka tetap mencirikan wajah masyarakat negeri kita.
Saya lebih sering menemui mereka berada di mesjid-mesjid dan kegiatan yang mereka lakukan selain shalat adalah duduk berkelompok untuk berbincang atau menelaah kandungan dari ayat suci yang dibaca. Pendapat itu hanya sebatas apa yang ditangkap nalar saya, dan tidak dapat saya jelaskan secara lebih spesifik tentang siapa dan apa saja yang mereka lakukan, hanya saja kesan unik dan tidak biasa memang saya rasakan tiap kali melihat mereka. Apakah dalam pikiran mereka, dimanapun tempat mereka tinggal disamakan dengan Negara timur tengah, hingga selalu tercermin dari cara mereka berbusana yang sepertinya tidak disesuaikan dengan budaya atau aspek lain suatu negeri. Kenapa saya merasa bahwa mereka secara total menisbahkan diri sebagai orang suci dengan segala tingkah dan aktiftas mereka yang terlihat, mereka lebih banyak berdiam diri dan tenang, namun apakah juga harus menutup pintu bersosialisasi terhadap sesama. Apakah mereka dapat hidup tanpa bekerja, lantas darimana mereka mendapatkan penghasilan untuk hidup, benarkah itu menurut agama.
Banyak pertanyaan yang terlintas di benak saya ketika melihat mereka, berdasarkan pengetahuan saya waktu itu yang masih awam dan usia yang sangat muda, namun secara naluriah tidak juga menyalahkan kesimpulan sebatas logika saya sendiri. “Saya memang harus terus belajar dan mencari tahu tentang ilmu agama selain pengetahuan umum seperti yang didapat di bangku sekolah, namun dengan guru yang tepat dan cara wajar lumrahnya yang diakui masyarakat kebanyakan, meski perlahan-lahan namun semoga itu dapat membuat saya memahami secara benar di kemudian hari, saya boleh fanatik secara ideologi namun tidak perlu membawa kefanikan itu dalam kehidupan sosial”. Intinya, saya tidak ingin seperti mereka…
Melanjutkan inti utama dari alur cerita ini….Kisah yang terjadi di sore itu ketika saya dan teman-teman latihan wushu di kampus, selesai latihan kami merenggangakan otot sejenak dengan duduk-duduk dan mengobrol santai. Salah satu teman saya membuka pembicaran dengan menceritakan kisahnya yang terjadi beberapa hari yang lalu. Ternyata dia merasa telah tertipu oleh salah seorang mahasiswa di kampus ini. Dengan alasan ingin menjadi anggota wushu, orang itu telah menjebak dia untuk mengikuti acara pengajian.
Menurut pengakuan dia, pengajian itu cukup ganjil dan tidak sewajarnya pengajian yang biasa diadakan umat muslim lainya. Apa yang dikaji juga sempat membuat dia bingung akan ajaran agama Islam yang selama ini dia tahu, tapi syukur Alhamdulillah karena teman saya itu sadar dan tidak sampai benar-benar terjebak Dan kemudian akhirnya dia tahu, bahwa pengajian itu diadakan oleh organisasi yang sudah dilarang di negeri ini, NII. Hal itu yang membuat teman saya marah, dia menceritakan kisah ini dengan penuh emosi, rasanya ingin sekali dia bertemu dan menghajar orang yang telah menjebaknya.
Tapi lucunya, secara kebetulan disaat teman saya masih menceritakan kisahnya itu dan kami serius mendengarkan dengan raut wajah yang agak terpancing untuk ikut merasa geram, orang yang telah menjebaknya itu malah muncul dan berjalan di depan kami. Dia memang salah satu mahasiswa di kampus ini juga, mungkin saja sore itu dia baru saja selesai kuliah atau bahkan sedang memburu target lain untuk dijebak dan tidak sadar bahwa kami sedang membicarakan namanya, sepertinya ini memang hari sial untuk orang itu.
Tanpa menunggu lama, teman saya tadi langsung menghadang dan memaksanya berjalan ke arah kami yang sedang duduk-duduk. Dia kemudian diinterogasi oleh kawan-kawan saya, sedangkan saya hanya mendengarkan karena sebenarnya belum benar-benar mengerti tentang seluk beluk organisasi NII ini, meski kalau mau diceritakan sebenarnya saya juga sempat hampir terjebak oleh kawan baik saya sendiri yang juga merupakan anggota NII, dan itu akan saya ceritakan di lain waktu nanti.
Orang itu keliatanya pintar bersilat lidah, kami merasa banyak sekali kebohongan dari jawaban yang dia berikan terhadap pertanyaan kami. Dan setelah cukup lama diinterogasi, akhirnya teman-teman membuat keputusan untuk menggerbek markas mereka saat itu juga. Patut diketahui bahwa, korban dari organisasi ini banyak diantaranya merupakan mahasiswa di kampus saya dan beberapa kampus lainya. Karena merasa ingin menolong dan ikut bertanggung jawab untuk memberantas pergerakan organisasi ini, maka teman-teman saya merasa harus mengambil tindakan seperti ini.
Saya awalnya agak takut dan masih ragu, menyarankan agar masalah ini dilaporkan ke aparat berwenang saja, tapi setelah dipikir-pikir lagi, akhirnya saya membulatkan tekad untuk ikut bersama teman-teman menggerbek markas mereka, setidaknya saya dapat meredakan keadaaan jika sampai terjadi perkelahian, karena dibandingkan teman-teman yang lain sayalah yang tidak terlalu terbawa emosi terhadap permasalahan ini.
Lokasi markas organisasi mereka itu cukup jauh dari kampus kami, menuju kesana kami tempuh menggunakan kendaraan umum dan juga berjalan kaki. Akhirnya yang diperkirakan memang benar terjadi, kami yang hanya berempat berani sekali menggerbek markas organisasi mereka yang penghuninya diperkirakan jumlahnya lebih banyak dari kami. Setelah pintu rumah dibuka oleh pemiliknya, teman saya juga tidak banyak berbasa-basi, langsung pada intinya dan menuding bahwa rumah ini adalah markas NII. Yang ditudingpun berang dan pura-pura tidak tahu maksud kalimat teman saya, hal itu malah membuat teman-teman yang lain bertambah berang dan langsung melakuan perkelahian dengan mereka, terkecuali saya yang coba melerai meraka untuk menghentikan perseteruan.
Perkelahianpun berhenti namun buntut keributanya panjang, warga sekitar malah berdatangan dan ingin mengetahui apa yang sedang terjadi, dan setelah mendengar penjelasan kami ternyata mereka juga tidak menyangka, selama ini mengira rumah yang sekarang telah diketahui sebagai markas organisasi NII ini adalah tempat kursus komputer, dan itulah salah satu cara organisasi ini untuk mengkamuflase markas dan kegiatan mereka di hadapan masyarakat sekitar.
Beberapa waktu kemudian, Pak RT, RW, Lurah, Polisi, intel bahkan Babinsa dan beberapa anak buahnya pun datang ke tempat kejadian perkara, beberapa anggota dari organisasi ini berhasil kabur melalui pintu belakang, diantaranya adalah seorang ibu dengan anak balitanya. Kami juga akhirnya tahu bahwa di belakang markas mereka itu masih ada satu rumah yang menjadi markas kedua mereka. Di kedua markas mereka itu diketemukan banyak berkas dan data-data rahasia organisasi yang tersimpan dalam buku atau perangkat komputer-komputer. Intinya semua berkas itu menjurus pada visi dan misi tujuan mereka untuk mendirikan Negara Islam Indonesia dengan cara yang sudah sistematis dan terorganisir menurut cara mereka, susunan organisasi mereka seperti bisnis MLM dan dimata orang yang mengerti tentu akan mengatakan tindakan mereka ini harus dilarang karena secara fakta ada unsur penipuan, pemaksaan, penganiyayan dan bahkan bisa dituduh makar. Atau tahukan kita bahwa ternyata cikal bakal para pelaku terorisme salah satunya juga terbentuk oleh organisasi ini.
Ada satu kejadian yang belum saya ceritakan dalam kelanjutan peristiwa ini bahwa, saksi kunci, mahasiswa yang telah menjebak teman saya itu ahirnya berhasil dibawa kabur. Beberapa orang berbadan tegak datang dengan mengendarai tiga sepeda motor, mereka marah-marah dan mengaku sebagai keluarganya, secara tiba-tiba membawa pergi si mahasiswa tanpa dicegah sama sekali oleh kami. Kemudian setelah itu oleh aparat kami baru diberi tahu bahwa pria-pria berbadan tegak itu adalah intel dari organisasi ini, ternyata selain mempunyai jaringan organisasi yang kuat mereka juga memiliki orang-orang terlatih yang menjaga keamanan dan kerahasiaan organisasi.
Setelah penyelidikan dan interogasi di tempat kejadian perkara telah selesai, kemudian dilanjutkan ke polres terdekat. Saya dan teman-teman ikut serta untuk menjadi saksi disana, itu setelah kami menerima elu-eluan dan penghormatan dari masyarakat sekitar karena keberanian kami yang coba membantu tugas aparat dengan memberantas salah satu cabang organisasi terlarang yang ada di negeri ini.
Apa mereka tahu bagaimana campur aduknya perasaan saya waktu itu, takut karena ini pengalaman pertama kali dan paling berani saya selama hidup, bangga karena merasa telah menjadi pahlawan, dan bingung apa saya benar-benar mengerti atas tindakan yang telah saya lakukan. Usia saya waktu itu masih dalalm peralihan ke tahap pemuda dewasa dan memang masih awam tentang organisasi ini, ditambah lagi ilmu agama yang masih dangkal. Namun yang paling utama bagi saya adalah merasa telah melakukan tindakan benar untuk membela kebenaran agama yang saya anut.
Sampai shubuh saya dan teman-teman dijadikan saksi di kantor polres, setelah itu kami shalat shubuh, dan kembali terjadi satu lagi kejadian yang cukup unik. Ketika menjalankan shalat shubuh itu, saya menjadi imam dari beberapa orang yang ditangkap dan dituduh sebagai anggota NII tadi. Kemudian saya juga memberanikan diri untuk berbincang dengan salah satu diantara mereka, usianya tidak terpaut jauh dengan saya, dan merupakan mahasiswa dari kampus saya juga. Dengan membayangkan waktu menempuh pendidikan serta kedua orang tuanya, membuat saya membayangkan juga bagaimana jika kejadian ini menimpa diri saya, dan kemudian saya hanya bisa berkata pada dia dengan menyelipkan harapan agar sungguh-sungguh sadar setelah tindakan yang telah dia pilih untuk masuk ke organisasi ini, semoga dia ingat kedua orang tua dan pendidikan yang masih harus dia tempuh.
Sepertinya dia paham atas maksud perkataan saya, dan mengatakan bahwa dia dan beberapa kawan lainya hanyalah korban atas kejadian ini. Dia sangat bersyukur dan berterima kasih atas tindakan kami yang akhirnya bisa menyadarkan atas tindakan salah mereka. Saya terharu dan semoga dia tidak berbohong atas ucapanya itu.
Sekitar pukul setengah tujuh pagi saya sudah sampai di kosan saya, belum bisa bercerita apa-apa ke teman-teman kosan ketika mereka bertanya darimana saja saya semalaman, sedangkan saya sendiri masih belum bisa menghilangkan rasa terkejut atas kejadian semalam. Biar nanti akan saya ceritakan kalau pikiran saya sudah tenang, dan sekarang yang paling baik dan tepat saya lakukan adalah tidur, tidak berangkat kuliah, beristirahat setelah seharian begadang dan mengalami salah satu pristiwa luar biasa dalam hidup.
Beberapa hari setelah itu, ketika saya sedang berada di halte, secara tidak sengaja berpapasan dengan salah satu anggota polisi yang malam itu bertanya kepada saya ketika menjadi saksi di kantor polres. Karena merasa sudah kenal, tanpa segan saya menyapa dia dan ternyata dia juga masih mengenal saya. Perbicangan kami pun terjadi, saya bertanya bagaimana kelanjutan kasus mereka yang ditangkap dan dituduh sebagai anggota organisasi NII. Dan terkejut saya mendengar jawaban pak polisi itu, mereka semua hanya ditanyai pada waktu itu saja dan kemudian dipulangkan kembali ke rumah mereka masing-masing, dengan alasan tidak ditemukan bukti. Lantas apa arti semua berkas yang diketemukan waktu itu, sia-siakah usaha kami yang berani menantang resiko, dan bukankah banyak yang juga sudah tahu bagaimana pergerakan organisasi ini telah meresahkan dan melibatkan banyak orang yang menjadi korbanya. Ada apa dari semua ini..
Setelah cukup lama hilang, berita tentang organisasi itu sekarang kembali marak diberitakan dengan berita yang lebih menghebohkan, berita ini muncul ketika banyak kasus–kasus besar lain yang sedang melanda negeri ini, tingkah para wakil rakyat dengan segala intriknya, para koruptor yang semakin menggila, kekisruhan aparat dan para pemangku jabatan penting negeri, teroris yang semakin merajalela, dan berbagai kasus-kasus lain.
…….ada apa semua ini………

Semua bisa berawal dari sini

Saya masih anak-anak, usia yang dikatakan sebagai masa dimana seorang manusia kecil masih begitu polos dan lugu mengartikan hidup, harusnya saya masih senang bermain bersama teman-teman yang lain, bergembira tanpa memikirkan beban apapun, yang ada tiap hari harusnya ceria kemudian pulang karena kelelahan bermain. Tapi ternyata tidak begitu adanya, hidup yang ditakdirkan bagi saya rasanya begitu keras dan itu harus saya terima semenjak terlahir ke dunia ini, dengan sendirinya saya menjadi dewasa melebihi umur sebenarnya, saya sudah menanggung beban hidup layaknya orang dewasa. Keinginan untuk bersekolah pun sudah saya buang jauh-jauh, hanya bisa iri melihat anak-anak seusia saya yang sudah bisa membaca dan menulis.
Saya adalah anak tanpa ayah dari seorang Ibu yang sudah buta semenjak lahir, kami hanya hidup berdua di dunia ini, tidak mengenal bagaimana rupa dari ayah, yang saya tahu hanya cerita tentang dia yang merupakan seorang preman di kota besar ini, tapi saya tidak mendapat informasi mendukung lain jika ingin mencari dia. Kenangan yang Ibu ceritakan, bagi saya seperti kisah pilu dalam alur dan runutan yang sulit dimengerti.
Wajah ibu sebenarnya bisa terlihat cukup cantik jika dia bukan seorang gelandangan, dia bisa terlihat menarik jika tidak berpakaian compang camping, dan pasti banyak pria yang menyukainya seandainya dia tidak ditakdirkan buta. Hingga mungkin hal itu bisa terbaca oleh lelaki yang dikatakan ayah saya itu, namun apa pantas dia dikatakan ayah jika waktu itu secara paksa telah menyakiti fisik dan batin ibu, dengan keji melakukan tindakan hina untuk tanamkan benihnya di rahim seorang wanita buta, kejadian beringas itu sepintas dan berlalu begitu saja, tengah malam di sudut emperan toko tempat ibu biasa tertidur jika selesai meminta-minta di gerbong kereta.
Hanya seperti itu saja cerita yang saya tahu dari Ibu, hingga kemudian dia diangkut oleh petugas ke tempat penampungan para gelandangan seperti kami ini, dan benih yang ditanamkan itu adalah saya, di tempat ini saya dilahirkan dan dibesarkan oleh sesama gelandangan lain. Kehadiran saya yang memang tidak diinginkan, saya sepertinya hanya menambah penderitaan Ibu di dunia. Tapi apa hendak dikata jika memang begitu perjalananya takdir yang harus diterima.
Setidaknya dengan adanya saya dapat sedikit menjadi penopang penderitaan yang dialami wanita yang usianya sudah semakin rapuh ini, meski dia juga tidak pernah tahu bagaimana rupa dari anak semata wayangnya yang kurus ini, hanya suara parau sebagai seorang bocah yang ikut menemani bakti saya terhadap wanita ini. Walau bagaimanapun dia ibu saya, dan kalian harusnya tahu arti Ibu bagi seorang anak.
Saya dan Ibu sudah terbiasa untuk bangun pagi-pagi sekali, jadi menurut pendapatku sendiri, tidak seluruhnya benar cerita tentang para gelandangan itu pemalas. Kami berangkat menuju stasiun kereta dengan berjalan kaki, lokasinya cukup jauh dari tempat penampungan, untuk kami tentu tidak ada istilah sarapan pagi selain air putih yang kami minta di warung-warung yang terlewati, hal yang biasa jika akhirnya kami kerap mendapat cibiran dari orang yang merasa terganggu dengan kehadiran sepintas kami. Tentu saja karena gelagat yang kami tunjukan tidak jauh dari memelas dan meminta-minta.
Aku berjalan perlahan sambil membimbing langkah kaki Ibu, salah satu tanganya sedang menengadah untuk meminta-minta, disertai suara rintihan kami berdua yang memang tidak mengada-ngada tentang betapa laparnya perut kami. Kami pindah-pindah dari satu gerbong kereta ke gerbong kereta lainya, cibiran dan pandangan menghina sudah menjadi hal biasa, apalagi jika kereta sedang penuh sesak, kami dianggap manusia pengganggu yang tidak pernah mengerti keadaan para penumpang terhormat di kereta yang sudah berpeluh keringat menahan gerah akibat penuh sesaknya penumpang. Tapi hanya saya yang bisa melihat dan menyaksikan semua itu, meskipun saya yakin ibu juga merasakan melalui mata hatinya, karena kami tetap manusia. Meski kami sudah tidak mempunyai bayangan akan tujuan hidup dikemudian hari. Apa yang kami jalani hari ini adalah untuk mempertahankan hidup hari ini, dan esok biarkan terjadi dengan takdirnya.
Kadang begitu susah meminta sepeserpun rasa iba dari para penumpang kereta, meski hanya recehan yang juga tidak berarti untuk bayar ongkos buang hajat di toilet umum. Wajarlah jika diantara mereka enggan memberikan begitu saja uang mereka tanpa pamrih, meski hanya sesen namun mereka raih dengan bekerja, tidak seperti kami yang hanya bisa meminta-minta. Arti keihklasan dalam beramal memang sulit dipahami dalam kenyataanya, susah untuk benar-benar tulus karena sifat manusia pada dasarnya tidak lepas dari tandeng aling-aling kodrat alami yang terikat oleh ego, cara pikir dan kepentingan lainya. Dan dengan pasrah saya mengerti akan hal itu.
Dikala siang, jika perut sudah terasa lapar, kami hanya makan nasi sisa hasil minta-minta di warung yang berada dekat stasiun. Uang yang kami dapatkan tidak mungkin cukup jika juga untuk membeli makanan kami berdua di siang hari. Saya dan Ibu pulang selepas maghrib, kembali berjalan kaki menuju rumah penampungan, singgah sebentar di warung itu lagi, tapi kali ini tidak untuk meminta-minta melainkan membeli sedikit nasi dan lauk ala kadarnya dari uang mengemis yang sengaja kami simpan, cukuplah itu buat makan saya dan ibu malam ini.
Rumah penampungan itu tiap malamnya selalu dipenuhi oleh para gelandangan dari berbagai usia, ada beberapa kepala keluarga disini. Rumah ini sengaja didirikan oleh pemerintah kota untuk menampung kami yang dianggap meresahkan jika tidur di jalan atau emperan toko. Tidak ada yang memperhatikan kami selain petugas yang memilih beberapa orang sesama gelandangan yang dirasa sanggup untuk bertanggung jawab jika seandainya terjadi masalah di rumah ini.
Diantara kami memang kerap terjadi perkelahian yang terbawa dari kehidupan keras di jalan tiap harinya, pernah juga ada yang meregang nyawa di tempat ini karena sakit atau mengakhiri nyawa karena tidak sanggup menanggung derita. Saya tidak ingin lebih jauh menjelaskan bagaimana keadaan atau kronologis kejadian-kejadian yang pernah terjadi, cukuplah dibayangkan seperti apa keadaan kami yang tinggal dalam satu atap ini. Kehidupan kami mungkin neraka dunia bagi kalian. Sebagai tambahan, tidak ada yang disebut kamar mandi selain sebuah sungai kecil yang berada di belakang rumah ini, kami juga manusia yang setidaknya juga mengerti tentang kebersihan, mandi, cuci dan kakus, meski jarang dan tidak terlalu mementingkan hal itu dalam keseharian.
Namun cerita-cerita seperti itu sudah terbiasa untuk saya yang lebih banyak menghabiskan waktu dengan tidur-tiduran saja setelah lelah seharian meminta-minta, atau berkumpul dengan teman sebaya dan segera menghindar jika menyerempet masalah yang mengundang keributan. Ibu juga lebih banyak diam dalam keseharianya, hal seperti itu tidak terlalu dihiraukan oleh gelandangan lain karena sosialisasi yang terbentuk disini bukan seperti lumrahnya diluar sana. Kami gelandangan yang terbiasa hidup keras dan cara hidup kami tidak akan pernah bisa dibayangkan oleh kalian yang terbiasa hidup normal dan bahagia. Lamunan orang depresi dan frustasi, bahkan penyakit gangguan jiwa juga hal yang lumrah ada di lingkungan kami.
Ibu memang menyimpan banyak trauma dan kelihatan sedikit frustasi dari apa yang sudah dialami dalam hidupnya, namun saya masih bersyukur karena setidaknya dia bukan bukan wanita gelandangan yang tidak waras akalnya, dia masih bisa berbicara dengan normal setidaknya dengan anaknya sendiri. Meskipun rasa sayang yang saya terima dari seorang Ibu sebenarnya agak susah untuk digambarkan.
Usia saya kini masih anak-anak. Bagaimana jika kalian merasakan hidup sebagai anak gelandangan dan mempunyai seorang Ibu yang juga tidak bisa melihat. Kalian sama sekali tidak pernah mendapatkan petuah-petuah bijak yang biasa didengar dari seorang Ibu, bukan ibu yang tertawa bersama kalian dan menina bobokan tidur kalian, tidak juga Ibu yang menyiapkan kalian makan, Ibu kalian bukan wanita zaman sekarang yang keibuan dan rajin bekerja, bukan Ibu yang dapat membahagiakan suami, anak dan keluarganya dalam rumah tentram mereka.
Ibu saya hanya wanita gelandangan buta dan lebih banyak membisu dalam keseharianya, Ibu yang tidak bisa memberikan apapun kepada anaknya, justru selain meminta pertolongan dan membutuhkan saya dalam hidupnya karena segala kekurangan yang ada pada dia. Tapi kenapa saya justru tidak pernah menyesali hal itu, saya justru sadar dengan sepenuh hati bahwa disebalik keadaanya itu ada rasa sayang teramat dalam terhadap saya, begitu juga sebaliknya rasa sayang saya sebagai anak terhadap dia.
Memang ada kemarahan mendalam dalam hati kecil saya, tapi itu terhadap takdir, wajar saja jika saya bertanya pada Tuhan “Adilkah Ini”, dan hingga sekarang saya masih menyimpan dendam terhadap lelaki bejat yang harusnya saya panggil ayah itu. Dan adakah seorang anak dalam dunia normal kalian yang bisa menyayangi rasa sayang saya sebagai seorang anak terhadap Ibunya.
Adakah rasa sayang yang setulus ini, seandainya hidup kalian ada pada hidupku yang sekarang. Sedangkan disaat kalian bahagia sekarang saja, kerap membuat Ibu kalian sakit hati, kalian suka membantah perintahnya sedari kecil, padahal Ibu sudah menyayangi kalian dengan setulus hati, dia berusaha memberikan apapun pada kalian selama hidup tapi tidak begitu dengan kalian, Ibu sangggup memberikan nyawa demi anaknya tapi apakah juga begitu bakti anak sekarang terhadap Ibunya.

Dua puluh tahun sudah kisah yang saya ceritakan ini terlewati, saya bukan anak kecil gelandangan lagi. Saya tumbuh sebagai lelaki kuat yang sudah terbiasa tegar dengan kerasnya hidup di jalan. Rumah penampungan itu sudah sangat lama dihancurkan karena ternyata gelandangan tetap selalu akan dianggap sampah masyarakat yang menurut mereka hanya patut disingkirkan dari dunia ini.
Wanita yang paling saya sayangi itu sudah tiada, akhirnya memang seperti itu takdir yang ditentukan untuknya, semakin lama depresi itu menahun dan Ibu kehilangan kewarasanya, dia meninggal tiba-tiba karena terjatuh pada saat terjadi tindakan pengusiran di rumah penampungan itu. Saat itu saya hanya bisa menangis sebisa mungkin tanpa ada yang memperdulikan, bahkan jenazah ibu dibawa seenaknya oleh mereka dan sampai sekarang saya tidak tahu dimana pusaranya.

Tepat pukul 22.30 WIB, malam ini saya sedang berada di salah satu lokasi pusat perbelanjaan terkenal yang ada di ibu kota. Saya mengenakan pakaian yang dapat dikatakan cukup rapi, layaknya seorang pengusaha, berkaca mata dan menggunakan sebuah tas ransel, waspada melihat keadaan sekitar. Ini diawali perjumpaan saya beberapa puluh tahun lalu dengan beberapa orang, yang akhirnya merubah secara total jalan hidup yang saya jalani, saya menjadi punya tujuan yang harus dituntaskan sekaligus sedikit terbersit rasa untuk membalas apa yang selama ini sudah saya alami.
Bertahun-tahun saya diajak ke tempat yang tidak pernah saya bayangkan, bertemu dengan orang-orang luar biasa, saya menjadi manusia yang banyak tahu dan tidak pernah dibayangkan sebelumnya, bahkan mungkin tidak akan pernah ada yang menyangka bahwa saya dulunya adalah seorang gelandangan. Tiap hari saya dilatih dan digembleng dengan doktrin yang membuat semangat untuk menuntaskan satu tujuan itu semakin membara, pada intinya saya harus menjadi manusia yang nantinya berakhir dengan berarti. Dan hari inilah saat yang paling saya tunggu selama bertahun-tahun. Puncak dari keberhasilan tujuan saya.
Tiba-tiba raut wajah saya berubah memerah, saya teringat kembali masa-masa ketika kecil, kehidupan jalan, teringat Ibu, lelaki itu, rumah penampungan, wajah-wajah orang kota dan para penumpang kereta, orang-orang yang pernah mencibir dan mengusir kami, mereka-mereka yang mengatasnamakan aparat dan biasa menakuti kami dengan senjata, mereka yang membawa jenazah ibu.
Dan air mata ini akhirnya menetes ketika saya teringat di hari terakhir itu, dimana ibu akhirnya harus pergi dengan kejadian yang tragis. Saya mengambil sebuah sapu tangan biru dari saku jaket kulit yang saya kenakan, kemudian menyeka air mata yang membasahi pipi.

Kembali mengamati keadaan dengan tenang dan menanti waktu yang sebentar lagi tiba. Semua rencana sudah dilakukan dengan matang dan terlaksana, hanya tinggal satu lagi yang paling penting untuk menuntaskan semua, itu ada di dalam tas ini.
Handphone dalam saku celana saya berdering dan kemudian
“…tit….tit..tit….BoOm !!!!”

22 Apr 2011

Perdebatan tentang kartini

Sejarah tentang kartini yg agak kurang disukai karena dimaksudkan buatan Belanda mungkin karena apa yang jadi panutan dari Kartini lebih menitik beratkan pada panutan budaya berbau barat, seperti mengenai keturunan bangsawan, pendidikan, kesetaraan dlam pemerintahan-mengemukakan pendpat-karier-dan lain sebagainya. Pada akhirnya itupun berbuntut pada keadaan kaum wanita yg kita lihat di zaman sekarang, banyak sisi positif, namun jangan dilupakan juga dampak yang kurang sesuai dengan budaya asli kita. Gamblangnya, seharusnya peran wanita itu adalah dalam mengurus rumah tangga, bukan lebih sering di kantor. Wanita itu kodratnya adalah diimani oleh lelaki, bukan sebaliknya. Dan harus ada pemahaman dan kebijakan yang adil dalam penerapanya. Hal seperti itu yang perlu dipikirkan bersama oleh kita di zaman sekarang ini. Sedangkan untuk nama-nama pahlawan wanita lainya jarang disebutkan seperti cut nyak dien, mungkin dikarenakan propaganda waktu itu karena perjuangan mereka dianggap kurang menarik menurut versi dunia barat. Mereka berjuang dengan benar-benar mengatasnamakan wanita pribumi berbudaya ketimuran, tidak ada embel embel lain selain merebut kemerdekaan, belum mengenal apa itu emansipasi dan perlunya wanita sejajar dengan lelaki, satu-satu alasan yang paling kuat adalah “wanita juga punya keberanian dan bisa berontak jika selalu ditindas”, dan hal seperti itu yang harus tetap ada dalam jiwa para wanita di zaman sekarang. Dan mungkin karena itu juga , kita generasi yang masih menjunjung budaya ketimuran lebih setuju jika wanita seperti cut nyak dien yang lebih pantas daripada kartini. Tapi bagaimana versi menurut wanita atau orang zaman sekarang yang memang menjunjung emansipasi dan kesuksesan karier mereka???, dan ingat wanta boleh saja beremansipasi atau berkarier, namun kodrat mereka juga untuk menjadi istri dan seorang Ibu, itulah peran wanita sesungguhnya.

21 Apr 2011

Kalian lihat, kami bersama ada disini dari perbedaan

Kalian lihat, kami bersama ada disini dari perbedaan.
kalian dengar, suara kami tak selalu satu untuk mencapai tujuan.
Kalian pasti merasa, apa yang kalian lihat tak selalu sama dengan kalian dengar, tentang kami yang tetap bisa menyatu meski sebenarnya kami bukan hanya satu.

Berbeda asal, bahasa, dan agama tapi kami tahu apa arti teman.
Berbeda watak, sikap,dan tingkah laku tapi kami bisa membaur dalam satu pengertian.
Karena yang ada di dalam hati bukan idealisme kesukuan, atau rasa paling benar dan suci dari pemahaman yang sebenarnya sama-sama masih awam.

Hayati saja kenapa kita dipersatukan dalam pertemanan di tanah orang, karena kita satu rasa sebagai orang seberang.


Tinggalkan tanah asal bukan tidak punya satu tujuan pasti, tapi ada misi dan visi yang harus terealisasi nanti.
Meski terkadang labil akan sikap yang masih terbawa arus usia dan gelora muda yang coba berkreasi dengan cara sendiri.
Tapi itulah cara agar bagaimana akhirnya kita menemukan jati diri.
Dan tak perlu salahkan diri selama nurani masih terpatri, tingkah kita adalah kewajaran secara logika manusiawi.

Kita berani menjejakkan kaki di kota ini, berbekal janji untuk menuguhkan hati jika ada cobaan yang menguji.
Kejujuran adalah sikap hakiki yang pasti kita miliki, dan lebih baik mati daripada mencuri.
Sendiri tanpa family bukan jadikan kita merasa seorang diri.

Untuk itu kenapa arti pertemanan ini sangat berarti mengisi hari-hari kita disini.
Semua kisah tertuang dari apa yang sudah bersama-sama kita lewati.
Lirik ini tentang kami pemuda seberang, kami putra asli dari timur negeri ini, dan diantara kami ada yang terselip namun tetap satu untuk sama-sama mencintai satu tanah 'flobamora'.

5 Apr 2011

jika saya mengkritik karena saya mengerti, bukan sekedar ngomong atau ikut rame.

malang nian kau wahai pejabat negeri ini, jabatan yang kurasa sebgaian besar dari kalian begitu susah mendapatkanya, bertahun-tahun menempuh pendidikan tinggi dan bergelut dengan buku serta berbagai teori akademisi demi tujuan agar di masa depan nanti dapat menjadi orang besar. Saya juga yakin bahwa tidak semua kalian adalah anak yang berasal dari keluarga mampu, kalian dari kecil pasti pandai karena rajin belajar, taat beribadah dan berdoa untuk masa depan kalian, kalian supel dan mudah berkomunikasi yang mencerminkan calon orang besar di negeri ini. Karena jabatan yang kalian raih sekarang tidak mungkin dicapai jika kalian tidak ada apa-apanya, kalian pasti orang pilihan dan meraih itu dengan cara yang tidak gampang.
Tapi akhir-akhir ini kerap terdengar kalian sering dihujat karena tindakan yang dirasa salah oleh banyak masyarakat negeri ini, apa karena kekuasaan yang kalian punya. Jika begitu, saya malah tambah yakin bahwa tidak mudah untuk menjadi orang besar di negeri ini. Kalau tidak sanggup, bisa-bisa kena penyakit stroke atau jantung yang mengundang kematian kapan saja.
Untuk itu saya tidak berani membayangkan bagaimana jika saya berada di posisi kalian dengan segala situasi, kondisi dan godaan yang menggiurkan. Biarlah saya tetap sebagai masyarakat biasa, yang bebas beraspirasi dan mengkritik meski saya hanya setengah mengerti atau ikut-ikut rame saja.
Tidak ada yang memperdulikan bagaimana tingkah dan latar belakang saya yang suka mengkritis, toh saya adalah rakyat dan dianggap wajar untuk kritis terhadap pemerintah, apalagi dengan keadaan negeri sekarang yang seperti ini.
hem….tapi saya tetap berdoa agar semakin hari jika saya mengkritik karena saya mengerti, bukan sekedar ngomong atau ikut rame.

4 Apr 2011

Menutup mata hanya tahap pertama belajar konsentrasi

Latar belakang saya menulis dengan topik seperti ini pada mulanya karena saya sempat berlatih salah satu “beladiri silat tangan kosong” yang ada di negeri ini. Salah satu kelebihan dari beladiri yang pernah saya geluti itu adalah “tenaga dari dalam tubuh kita” atau yang lazim disebut dengan “tenaga dalam”, mungkin kalimat saya itu terlalu berlebihan tetapi memang pernah terbukti dengan apa yang saya lihat dengan mata kepala sendiri, seperti pematahan benda-benda keras dan aksi melihat dengan mata tertutup.

Dan sejujurnya saya katakan, meski cukup lama berlatih beladiri ini, saya hanyalah orang yang amatir dalam hal-hal tersebut. Mungkin karena dari awal niat saya untuk berlatih hanya untuk memperoleh kesehatan semata, dan jika ada kelebihan atau kemampuan lain yang saya dapatkan nantinya, itu adalah bonus semata karena kegigihan dalam berlatih. Namun pada intinya, saya tertarik dan menyimpan kekaguman lebih atas kemampuan mereka yang didapat dari beladiri ini, salah satunya adalah “dapat melihat dengan mata tertutup”.

Pada awalnya saya sempat meragukan ilmu-ilmu yang berhubungan dengan tenaga dalam atau hal-hal terkait lainya, meskipun sebenarnya seorang praktisi beladiri tertentu pasti megetahui kebenaran akan hal itu. Mungkin karena selama ini saya lebih memprioritskan logika dalam kehidupan saya. Dan kalaupun iya, menurut saya tenaga seperti itu (dalam beladiri) tetap tidak terlepas dari kegiatan olah fisik yang rutin kita lakukan secara sungguh-sungguh. “Bisa memukul dan menendang kuat karena otot tubuh yang sudah terlatih untuk keras, begitupun untuk memukul atau mematahkan suatu benda”. Namun pada akhirnya saya bertanya-tanya akan satu hal, bagaimana dengan “melihat dengan mata tertutup”, itu pernah saya saksikan sendiri secara nyata dan pernah pula saya lakukan, sayangnya saya masih belum benar-benar bisa dan itu juga yang pada akhirnya membuat saya bertanya-tanya dan berusaha mencari tahu jawabanya, hingga akhirnya terbit tulisan ini.

Untuk membahas itu, ijinkan saya untuk memaparkan teori yang saya dapatkan dari sumber yang terpercaya.

Cara Mengaktifkan Otak Tengah (Mid Brain)

Baru-baru ini di masyarakat marak terdapat fenomena yang membuat orang merasa ingin tahu dan merasa gelisah. Yaitu beberapa anak-anak setelah melalui suatu pelajaran dan pelatihan khusus, dapat melihat benda sambil menutup mata, membaca tulisan dan lain sebagainya. Sehingga membuat banyak orang merasa bingung. Menuai berbagai macam reaksi ada yang sangat gembira, ada juga yang menganggap sebagai aliran sesat; juga ada yang menganggap sejenis tipu muslihat baru untuk menipu uang orang banyak. Apakah sebenarnya kejadian seperti ini? Bila merupakan muslihat penipuan, mengapa tidak ada orang yang menguaknya? Bila benar-benar merupakan pengembangan daya otak, mengapa dengan menutup mata dapat melihat benda? Tidak menggunakan mata dapat melihat benda bukankah sebuah fenomena yang menyesatkan?
Untuk memahami fenomena ini, kita perlu terlebih dahulu dijelaskan oleh pendiri yang mengadakan pelajaran-pelajaran tersebut.

Diantaranya adalah ahli teknologi ilmiah komputer Amerika serta ahli dari Asosiasi Spesialis Komputer Inggris (MACP) dan juga Pelatih dan Pelaksana Senior Sertifikasi Program Bahasa Internasional. Melalui penelitian lebih dari sepuluh tahun, mereka berhasil menggunakan teknologi komputer untuk membangkitkan fungsi potensial dari otak manusia. Penelitian mereka dikhususkan untuk memperhatikan fungsi dari mid-brain terletak ditengah-tengah otak kiri dan otak kanan.

Fungsi dari midrbrain adalah sebagai jembatan antara otak kiri dengan otak kanan; dalam kondisi tertidur, interbrain manusia tidak dapat berkembang secara maksimal. Oleh karenanya, fungsi interaktif antara otak kiri dan otak kanan mengalami keterbatasan. Saat ini, banyak ahli meneliti bagaimana membantu keseimbangan operasional otak kanan dan otak kiri. Dari penelitian selama 25 tahun terakhir, terdapat 15 orang yang memperoleh hadiah Nobel dari penelitian terhadap daya otak.

Dalam pelatihan dilakukan berbagai pelajaran yang berbeda; seperti mental-aritmatik, pengembangan seluruh otak dan lain sebagainya. Yang mana beberapa hal tersebut merupakan hasil dari penelitian. Tujuannya semua adalah untuk membantu menyeimbangkan penggunaan otak kanan dan otak kiri serta menggali potensi daya otak; yang mana hasilnya berbeda-beda.

Sebuah penemuan yang baru adalah metode yang berbeda dengan lainnya. Berdasarkan ilmu psikologi yang luar biasa, teknik kegeniusan mutakhir, neurolinguistik, ilmu komunikasi, ilmu tingkah laku dan lain sebagainya serta menggunakan teknologi komputer ilmiah mutakhir, dalam waktu yang sangat pendek yaitu satu setengah hari, dapat berhasil mengaktifkan midbrain anak-anak. Hal ini merupakan sebuah prestasi yang dikagumi oleh orang-orang di luar dan di dalam negeri dan juga merupakan kehormatan bagi umat manusia modern.

Umumnya, setelah midbrain diaktifkan, daya ingat mereka dapat meningkat, daya konsentrasi membaik; daya kreasi bertambah, gerakan kinetik juga menjadi lebih baik, hormon menjadi seimbang, serta emosi menjadi stabil dan lain sebagainya. Aktivasi ini sangat jelas terlihat hasilnya bagi anak hiperaktif maupun anak dengan daya ingat yang lemah.
Melalui teknik ini, pelatihan disebarluaskan. Berdasarkan penjelasan para ahli, setelah midbrain diaktifkan, midbrain akan dapat mengeluarkan gelombang otak untuk merasakan dan bereaksi terhadap benda-benda diluar. Dapat dikatakan juga bahwa dengan menutup mata, masih dapat mengenai benda-benda, huruf, warna dan lain sebagainya. Jadi, dengan pelajaran dan pelatihan selama satu setengah hari, akan dapat membantu anak “melihat” dengan menutup mata.

PERBEDAAN DASAR FUNGSI OTAK KANAN & KIRI

Dunia medis di jaman dahulu menganggap bahwa perbedaan fungsi otak kanan dan otak kiri tidaklah besar. Namun, pada saat ini, perbedaan fungsi otak kiri dan otak kanan tidak hanya menjadi pengetahuan yang diakui bersama oleh para praktisi medis pada umumnya, tetapi juga menjadi sebuah cabang ilmu pengetahuan yang khusus diteliti.
Fungsi otak kiri adalah untuk berpikir nalar, analisa, kemampuan berbahasa dan kemampuan menghitung. Dapat dikatakan juga bertanggung jawab terhadap IQ seseorang. Seseorang dengan kecenderungan otak kiri yang lebih dominan lebih egois, mementingkan diri sendiri, mudah iri hati, sombong dan lain sebagainya. Otak kanan bertanggung jawab dalam emosi, daya intuisi, daya kreasi, kesenian, kemampuan refleksi, daya ingat, kepribadian dan lain sebagainya. Yaitu bertanggung jawab terhadap emosi (EQ).

Seseorang dengan kecenderungan otak kanan yang lebih dominan cenderung dapat lebih berperasaan serta kurang kemampuan manajerial. Pendidikan saat ini kebanyakan lebih mengutamakan otak kiri. Sehingga mengakibatkan banyak orang tidak percaya adanya indera intuisi, daya prediksi dan kemampuan perspektif yang merupakan gejala umum dimana fungsi otak kanan tertekan oleh otak kiri. Tetapi, setelah midbrain diaktifkan, fungsi dari otak kanan dan otak kiri dapat berjalan secara seimbang. Otak kiri tidak lagi menekan otak kanan.

Kemampuan prediksi, daya ingat, kesenian dan kemampuan refleks tidak hanya menjadi berkembang, tetapi kemampuan manajerial dan pemahaman mereka juga dapat terpelihara. Orang seperti ini akan lebih memiliki rasa cinta kasih, lebih mencintai orang tua sendiri, termasuk orang yang lebih tua, memiliki kecerdasan dan kerukunan. Memulihkan potensi awal yang semestinya dimiliki oleh umat manusia.

BAGAIMANAKAH MIDBRAIN DIAKTIFKAN?

Di masyarakat, terdapat berbagai metode dalam mengaktifkan midbrain; masing-masing metode memiliki hasil yang berbeda-beda. GMC menggunakan teknologi komputer yang modern; mengaktifkan midbrain melalui kolaborasi dan kemanjuran musik, audio dan lain sebagainya. Dengan prinsip ini, dilakukan pelatihan terhadap janin. Laporan menyebutkan bahwa setelah bayi lahir, lebih cerdas serta lebih cepat belajar dibanding dengan bayi lainnya.

Letak perbedaannya adalah bayi yang telah tumbuh sekarang telah menjadi anak-anak; jadi, musik atau suara yang digunakan perlu lebih kuat beberapa kali dari musik Mozart. Yang lebih membanggakan adalah: metode yang digunakan oleh GMC memiliki tingkat keberhasilan mencapai 70-80%.

PERANAN ORANGTUA

Bila ingin membantu anak mengembangkan fungsi midbrain, peranan orangtua tidak boleh diabaikan. Midbrain memerlukan perasaan aman dan landasan kepercayaan diri dalam mengaktifkan dan mengembangkannya. Perasaan aman dan percaya diri dalam diri anak berasal dari perlakuan ayah dan ibunya. Dari segi bahasa, ayah dan ibu menentukan kata-kata anak; hasil yang dicapai juga jauh lebih efektif daripada banyak perkataan yang diucapkan oleh orang lain. Oleh karenanya, ayah dan ibu harus memprioritaskan belajar perkataan yang terpuji dan pasti.

Kedua, perlu menyisihkan waktu sedikitnya 20-30 hari untuk membantu anak berlatih. Setiap hari hanya memerlukan latihan selama 15-30 menit. Banyak orangtua yang beranggapan karena kesibukan hidup tidak memiliki waktu untuk mendampingi anak berlatih. Tetapi, bila dihitung anak saling berhubungan dengan orang tuanya seumur hidup misalnya hingga usia 18 tahun, maka 30 hari hanyalah 0.45% dari seluruh waktu tersebut. Bila dalam 30 hari tersebut dapat membuat anak seumur hidup memperoleh manfaat, mengapa tidak bersedia meluangkannya? Apalagi dalam satu hari hanyalah memerlukan waktu yang pendek yaitu 15-30 menit saja.

LANGKAH PERKEMBANGAN POTENSI OTAK

Langkah aktivasi midbrain secara sederhana dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu masa kestabilan awal dan masa pendalaman perkembangan.

1. Masa Kestabilan Awal

Setelah mengikuti pelajaran selama satu setengah hari, midbrain anak akan teraktivasi. Anak dapat merasa sangat gembira juga sangat menarik. Para orang tua juga dapat merasakan kemampuan anak mereka menjadikan mereka merasa bangga. Sangat bersemangat karena ini merupakan penemuan yang baru. Tetapi, ini hanyalah titik awal. Anak-anak dapat melupakan bagaimana mereka memasuki kondisi jalannya midbrain.Lama-kelamaan, sanggup menjadikan midbrain kembali dalam kondisi tertidur dan “tidak melihat”. Jadi, memerlukan latihan setiap hari hingga stabil. Yang dimaksud dengan stabil adalah anak-anak dapat sewaktu-waktu melakukan menutup mata sambil mengenal warna, mengenal huruf, membaca, mengenali benda-benda dan lain sebagainya. Disaat mereka tidak mudah kehilangan kemampuan mereka. Kecuali dalam jangka waktu lama tidak digunakan.

2. Masa Pendalaman

Banyak orang tua berhenti bila mencapai masa stabil. Karena mereka tidak mengetahui bahwa anak masih memiliki potensi yang menunggu untuk dikembangkan. Seorang anak yang benar-benar menggunakan midbrain memiliki karakter yang seimbang, hubungan antar manusia yang baik, suka menolong orang, pandai bergaul, prestasi belajar menonjol dan lain sebagainya. Dan juga, mereka juga dapat menggunakan kemampuan. Misalkan, mereka dapat memprediksi cuaca besok pagi sehingga dapat merencanakan bagaimana bila keluar rumah.

Potensi ini memerlukan latihan penggunaan midbrain yang terus-menerus dari si anak; dari menutup mata yang dasar berlatih kemampuan menembus pandang; hingga tidak perlu menutup mata, hanya menutup mata dalam berlatih kemampuan menembus pandang; kemudian hingga membuka mata dalam berlatih kemampuan menembus pandang; hingga mencapai indera extra sensory. Pada akhirnya memasuki target dominasi dengan midbrain; memulihkan potensi awal yang seharusnya dimiliki umat manusia. Inilah yang disebut dengan talenta; sehingga mereka berubah menjadi manusia baru dalam jaman modern ini.

Belajar Menutup Mataâ memberikan kesan yang salah bagi banyak orang; bahkan ada beberapa yang salah mengartikan. Banyak orangtua menanyakan bahwa anak memiliki mata kenapa tidak digunakan malahan belajar sambil menutup mata; sepertinya agak melawan alam atau aliran sesat. Arti yang dimaksudkan adalah belajar menutup mata ini cukup efektif; semenjak itu, anak tidak perlu menggunakan mata dalam belajar; bahkan memejamkan mata dalam menjalani hidupnya.

Sebenarnya, tujuan akhir setelah midbrain diaktifkan bukanlah meminta orang untuk belajar sambil menutup mata atau memejamkan mata dalam menjalani hidup, tetapi membantu anak-anak memasuki kondisi terbimbing mifbrain. Sehingga mereka dapat secara seimbang menggunakan otak kanan dan otak kiri serta mengembangkan potensi terbesar dari daya otak. Memejamkan mata membantu anak memasuki interbrain. Setelah terbiasa menggunakannya, tidak perlu menutup mata juga dapat menggunakan midbrain; yaitu dengan membuka mata juga dapat mengembangkan keseimbangan otak kanan dan otak kiri; sehingga otak kanan dan otak kiri berkembang secara seimbang.

PERTANYAAN YANG SERING DIAJUKAN

Mengapa dapat melihat dengan menutup mata? Dapatkah melihat setan?
Gelombang otak yang dipancarkan oleh midbrain dapat membuat orang melihat dengan menutup mata. Setan tidak memiliki wujud; gelombang otak tidak dapat merasakannya, sehingga setan tidak terlihat.

Mengapa midbrain dapat tertutup?

Karena tekanan dan kesedihan. Kesedihan merusak otak; sedangkan rasa gembira membuka otak. Bila belum memasuki dominasi midbrain, setelah diaktifkan dapat tertutup kembali. Sehingga memerlukan latihan yang sering untuk memasuki kondisi terdominasi oleh midbrain.

Apakah interbrain setiap anak dapat diaktifkan?

Ada hambatan apa saja?Berdasarkan catatan midbrain pada sekitar 70-80% anak, pada pelajaran pertama dapat berhasil diaktifkan. Asalkan anak tersebut memiliki jiwa yang sehat dan bersedia bekerjasama, dengan usia antara 5-12 tahun, midbrain dapat diaktifkan. Hambatan dalam mengaktifkan midbrain antara lain adalah: tekanan, ketakutan, kurang percaya diri, curiga, tidak mau menerima, berpikir yang tidak-tidak dan lain sebagainya.

Bila anak kita memiliki hambatan tersebut diatas, bagaimanakah penanganannya?
Orang tua dan anak perlu membangun hubungan dan komunikasi yang baik; saling membantu mengatasi hambatan. Menyemangati anak untuk secara rileks mengikuti pelajaran aktivasi. Bila diperlukan, dapat meminta wakil untuk membantu. Bila aktivasi pertama kali tidak berhasil, mohon tidak langsung putus asa dan terus melanjutkan pelatihan.
Setelah midbrain anak diaktifkan, apakah dapat menyebabkan gegar otak karena terlalu banyak menggunakan daya otak?

Tidak dapat; setelah midbrain teraktivasi, anak akan menggunakan tiga otak secara seimbang; sehingga tidak terjadi gegar otak. Metode untuk mengaktifkannya menggunakan teknik alami seperti suara, musik, warna, suasana dan lain sebagainya; tidak ada faktor dari luar yang dimasukkan kedalam tubuh (seperti minum obat, suntikan, menggunakan gelang listrik kepala dan lain sebagainya). Tubuh dan otak anak masih sama seperti pada awalnya. Sebaliknya, orang yang midbrainnya belum teraktivasi hanya menggunakan sebagain kecil dari otak kirinya; sehingga dapat mengakibatkan terlalu keras menggunakan daya otak.

CARA MENGAKTIFKAN OTAK TENGAH

Jalan menuju Genius

1. Apa tujuan mengaktifkan otak tengah?

Otak tengah adalah jembatan untuk menghubungkan dan menyeimbangkan fungsi otak kiri dan kanan. Mengaktifkannya akan memungkinkan baik otak kiri maupun kanan berfungsi secara normal. Pengaktifan otak tengah mengembalikan kekuatan otak pada keadaan semulanya.

2. Apakah manfaat dari pengaktifan otak tengah?

Ketika otak tengah diaktifkan , anak anda akan memiliki akses yang mudah ke baik otak kiri maupun kanan. Dengan akses mudah ini, mereka akan belajar, membaca dan mengahafal benda-benda dalam kecepatan yang lebih cepat dan dengan demikian meningkatkan keyakinan, minat dan konsentrasi mereka dalam belajar.

3. Apakah tujuan dari penutupan mata dengan kain?

Dapat melihat ketika mata ditutup merupakan fenomena bagi mereka yang otak tengahnya telah diaktifkan. Untuk membuktikan kepada orang tua bahwa otak tengah telah diaktifkan.

Menurut penyelidikan yang mutakhir, manusia yang otak kanan dominan akan memproses informasi dan bereaksi dengan cara yang berlainan.Kebanyakan teori mengataka bahwa siapa saja yang otak kanannya dominan akan bersifat emosional dan bertindak dengan mengikuti perasaan, suka menghayal.

Apabila otak kiri yang dominan akan bereaksi secara lebih logis. Yang otak kirinya dominan akan menunjukan sifat yang lebih teratur. Mereka akan menganalisa informasi serta memprosesnya secara teratur.Selain dari pada itu, orang yang otak kirinya dominan lebih ber-hati-hati dan mengikuti peraturan, menunjukkan kemampuan yang kuat dalam matematik dan ilmu serta dapat menjawab persoalan dengan cepat. Dengan demikian , kepribadian seseorang itu akan ditentukan oleh jenis dominan otak kita.

Bagaimanakah dengan orang yang otak tengahnya dominan?

Mereka akan menunjukkan sifat yang seimbang antara otak kiri dan otak kanan. Maka, kemampuan œotak tengah merupakan rahasia menuju sukses. Otak tengah berfungsi seperti pusat kendali untuk otak kiri dan otak kanan dan kemampuan seperti semulanya dapat menonjolkan lagi kehebatan otak manusia.

Keistimewaannya adalah:

a)Meningkatkan kemampuan pengingatan

b) Dapat mendorong perhatian

c) Kreatif

d) Mengimbangkan hormone

e) Kestabilan emosi

Menutup mata hanyalah untuk menunjukkan bahwa otak tengah telah diaktifkan. Tujuanya bukanlah menutup mata. Menutup mata hanya tahap pertama belajar konsentrasi.

i Love my parents

Bayangkanlah…
Tak pernah terpkirkah oleh kita rasa yang teramat pilu nantinya,
Disaat mereka pergi selamanya tingalkan kita sendiri.
Apalagi jika hanya sesal di kemudian,
mereka pergi tanpa sempat mengecap arti kita.
Waktu itu, kita hanya menangis di bawah batu nisan
Kita sandarkan tangis yang percuma.
Kasih sayang yang mereka berikan begitu dalam.

Sungguh kita tak sanggup, jika itu terjadi
Karena kita sungguh mencintai mereka.
Anggaplah ini saat ini terakhir kita melihat mereka,
Agar kita selalu berusaha membuat mereka tersenyum.

Jangan tunggu derai air mata,
Untuk ucapkan selamat jalan.
Sesungguhnya satu hari saja semua bisa binasa,
Untuk itu, berbuatlah yang terbaik bagi mereka yang kita cintai.

Bagi kita,
jika sesal itu terjadi,
Hancurlah hati sepanjang hidup.

Wahai Ibu,
jejak derita telah kau tapaki,
telah lama kau acuhkan berbagai aral demi kami anak-anakmu.
Kini pun Ibuku tersayang, tak kenal letih untuk terus berjalan.
Sadarkah kalian anak-anaknya,…
tapak kaki Ibu penuh luka dan derita.
Sedangkan tetap udara kasih yang dia berikan.
Kapankah kita mampu membalas ibu….

Aku yang jauh disini, …
Ingin mendekap dan menangis di pangkuanmu Ibu.
Sampai aku tertidur dan bermimpi kembali ke masa kecil ku dulu.
Aku yang pernah menorehkan luka,
tidak pernah kau pendam sakit hati itu.
karena “Aku Anak yang kau cintai”.
Kau selalu balas dengan “doa” ,
yang menjadi teman dalam kehidupanku.
Dengan apa aku membalas sebegitu besar kasih mu itu ibu…

Ayah…
Kau adalah sumber nafas kami…
Yang menjaga hidup kami.
Kau yang ajarkan aku menjadi lelaki,
Kau tak pernah lelah,
sebagai penopang dalam tiang rumah kecil kita.
Semua petuahmu kuanggap yang terbaik
Tapi, Aku hanya memanggil mu Ayah, di saat aku kehilangan arah
Aku hanya mengingatmu Ayah, jika aku telah jauh dari mu.

Hingga kini aku tahu, hanya Kaulah panutanku.
“Pandailah berkawan”, itulah nasehatmu…
Tanpamu, aku bukan yang sekarang.
Aku berani hidup jauh, karena anak dari seorang perantau tangguh.
Tetap tegar ku terjal aral, karena begitulah dirimu dulu.

Ragamu tak lagi sekokoh dulu,
Usia dan rautmu semakin renta,
Tapi kau selalu tetap Ayahku…
Lelaki tegar sederhana yang mewarisi pengalaman berarti…

3 Apr 2011

Tetap santai atas hinaan

Salahkah kalo gue orangnya ga’ mau diremehkan atas dasar apapun, meskipun gue tetap sadar sebagai manusia banyak sekali kekurangan dalam diri ini. Tapi karena sebagai manusia yang juga punya nurani, sikap ini berawal dari gue yang ngerasa ga’ penting banget kalo dalam hidup kita hanya sibuk mencerca orang lain di sekitar kita, buang-buang waktu dan pada akhirnya hanya memenuhi ruang saraf kita dengan berbagai pikiran negatif, iri, dengki, yang dapat menaikkan kadar emosi tak jelas arah. Karena itulah, hal yang paling gue hindari adalah menghina, berpikiran negatif dan menjelekkan orang lain.

Mungkin saja ada yang beranggapan itu dikarenakan gue takut akan “karma”, ga’ mau terkena imbas kebalikanya, berharap jangan sampai pada akhirnya gue yang akan balik dihina dan dicibir atas kekurangan yang ada. Untuk itu, secara logis memang mending “jangan menghina jika tidak ingin dihina”. Karena balasan setimpal bahkan lebih parah bisa datang dalam bentuk apapun ke kita, secara tidak langsung banyak orang yang akan mendoakamu celaka akibat ulah yang kerap menyakiti hati mereka. Dan imbas dari hal itu ke gue, akhirnya jadi manusia yang waspada dan suka menilai orang lain dari tabiat serta perkataan mereka.

Dalam hidup ini, tentu kita banyak mengalami kejadian hidup, entah suka maupun duka, senang dan lara, semuanya membaur menjadi satu. Gue juga pernah menemui orang-orang yang gemar sekali mempergunjingkan orang lain, bahkan itu ditujukan untuk orang terdekat mereka., mereka ngomong di belakang-belakang, mereka musuh dalam selimut atau pagar makan tanaman, dan apapun istilahnya. Selalu saja ada yang dipergunjingkan tiap harinya, entah itu hal sepele yang dilakukan oleh seseorang atau sengaja diada-adakan agar dapat mencapai kesenangan hati mereka untuk mempergunjingkan orang lain. Tapi, gue ga’ ngerti sebenarnya apa yang membuat mereka senang dengan menggunjing orang lain. Bukankah itu hanya membuat hati dan pikiran semakin disesaki oleh pikiran buruk, jadi tidak bisa berpikir jernih, serta menuai banyak dosa dan musuh.

Orang seperti ini yang secara ego pingin banget gue ‘tonjok’ sampai babak belur, tapi sekarang ini gue cukup tahu aja belang dari sikap mereka, setelah itu jangan harap gue mau benar-benar menjalin pertemanan dengan mereka, bahkan tidak sama sekali. Mangkanya tidak jarang gue kerap dianggap angkuh, dianggap suka memilah-milah teman atas sikap gue tersebut. Padahal gue hanya ingin menjadi diri sendiri dan berharap yang menjadi kawanku tersebut adalah mereka-mereka yang benar tulus dan dapat dijadikan teman.

Bukan hanya dalam memilih kawan, gue bahkan ga’ memperdulikan siapapun orangnya, tua muda, berkedudukan atau tidak. Kita sama-sama manusia,maka jika kalian meremehkan gue, lantas apa salahnya gue tidak memperdulikan kalian sama sekali, toh tidak ada ruginya bagi kalian jika gue memang dirasa hanya pantas untuk diremehkan saja. Meski ada sedikit rasa senang gue, karena ternyata ga’ kalah dalam situasi seperti ini.

Dengan tak acuh berarti aku tidak perduli, tutup telinga dan mata atas semua cercaan dan cibiran kalian. Segala hinaan yang kalian lemparkan itu hanya melayang-layang dan tidak dapat membuatku luka, kalian tentu tidak senang atas hal itu namun akhirnya terpaksa menerima kekalahan. Tapi, tidak jarang jika kemudian kalian kembali berusaha menemukan cara untuk mencibirku dengan cara lain, semakin memutar otak dengan berbagai ide dan kata-kata negatif yang menohok untuk ditujukan kepadaku.

Dan cukup dalam proses awal untuk menggunjing itu saja, dengan sendirinya kalian juga sudah memasukkan bibit penyakit hati ke dalam jiwa, bibit yang terus menumpuk dengan kuman-kuman sebelumnya. Penyakit yang dapat menggerogoti jiwamu perlahan dengan virus negatifnya. Dan ingat !, karena karma, bibit itu dapat menular menjadi keburukan untuk kamu, keluarga atau orang-orang terdekatmu.

Sedangkan untuik gue, tetap santai,…karena memang hanya itu obat penangkalnya yang paling mujarab……….