My Adsense

18 Nov 2009

takdir adalah seperti apa kita memandang hidup dengan akal dan nurani kita

Aku yang semakin rapuh, kini di hadapMu bersimpuh.
Kupanjatkan doa di atas sejadah lusuh diiringi sembah sujud dengan hati yang luluh.
Hanya kepada Mu aku pasrah, memohon ampun atas dosa yang telah membuat lusuh.
Menyesal akan arah hidup yang selama ini telah kutempuh,
aku selalu berkubang dalam tindakan yang berasal dari hati yang keruh.

Mungkin itulah takdir yang harus kuhadapi,
atau waktu sengaja membiarkan aku menemukan sesuatu dari pengalaman yang teresapi.
Mungkin juga karena aku selalu mendapati kehidupan yang galau dalam sepi,
yang membuat bimbang hingga menyirnakan semangat yang dulu berapi-api.
Namun sesungguhnya aku tidak ingin hidup sendiri dan menyepi.

Lantas apa yang harus kuperbuat untuk hidupku yang sekarang,
tentu saja aku tidak ingin terus hidup sebagai manusia jalang,
terombang ambing dalam jiwa yang bimbang dan terkekang.
Sekarang ini aku harus berusaha untuk dapat jadi pemenang,
melupakan segala tabiat kehidupan terdahulu yang tidak pantas dikenang.

Takdir memang telah tergurat abadi,
namun tidak ada yang dapat tahu secara pasti bagaimana kehidupanya nanti.
Keputusan kekal tetap ada pada Ilahi Robi.
Yang bisa kulakukan adalah harusnya dapat keluar dari kubang yang kubuat sendiri,
dan salah besar jika pasrah untuk menyerah terlalu dini.

Dia tidak akan memberi cobaan yang tidak bisa dilalui hambanya,
dan semuanya tergantung bagaimana usaha yang kita bisa.
Yakinlah takdir itu memang ada,
seperti kita juga percaya bahwa karena akal dan nurani kita disebut manusia,
maka takdir adalah seperti apa kita memandang hidup dengan akal dan nurani kita.

17 Nov 2009

Meski beda rupa, kasta dan agama tapi itu bukan dosa.

Kalian hanya membaca apa yang kalian raba dari muka...
Tapi sesungguhnya kalian buta untuk merasa pakai jiwa.
Segalanya asal terka agar tercapai niat untuk mencerca,
bohong belaka untuk mencari fakta dalam nyata,
karena niat utama kalian tidak lebih untuk menghina.
Ada saja yang kalian cari supaya beda,
entah dari rupa, kasta, atau agama.
Yang akhirnya norma,
kalian buat dengan segala rupa yang kalian bisa.
Yang beda dianggap tercela, lantas kalian mengumbar dusta biang cela.
Semakin lama keadaan ini semakin menganga,
kalian menggila di awang-awang dengan norma yang sebenarnya dosa kalian puja.
Aku bukan siapa-siapa dan tidak berasal dari mana-mana....
tapi mataku punya rasa untuk melihat mana yang pantas menjadi kawan.
Kawan yang tak peduli akan beda karena merasa semua sama.
Meski beda rupa, kasta dan agama tapi itu bukan dosa.
Karena kita tetap manusia milikNya jua.

14 Nov 2009

Tak terkira...Tak ada yang mengira

Tak terkira banyaknya kawan berbudi yang pergi,
bahkan cintaku mati karena tak sanggup menderita dalam sunyi.
Mereka tak sudi dengan aku yang begini,
penuh teka-teki yang terkadang aku sendiri sulit memahami.

Lalu aku berpikir...
Kenapa takdir menggiringku secara pandir,
hingga menyendiri untuk mencari jati diri secara getir.
Pantaslah jika hidupku kini bagai kisah roman satir.

Tak ada yang mengira, aku yang begini punya ilusi tingkat tinggi.
Di urat nadi mengalir darah sang pengimajinasi.
Lalu...Kalin pikir aku senang begini!!
terus bermimpi dan menjadi manusia yang tak pasti!!!??

Teka-teki ini tidak boleh terus menjadi misteri,
karena takdir bukanlah untuk diratapi.
Orang yang punya banyak mimpi bukanlah manusia pandir!!
Karena dari mimpilah cita-cita besar itu hadir.

12 Nov 2009

Tuhan maha tahu

"Tuhan maha tahu, dan kita hanya menanti kebahagiaan akan datang disaat yang tepat". Tetapi sebagai manusia yang berakal, usaha kita juga turut berperan dalam garis nasip meskipun tidak sepenuhnya merubah garis takdir. Tapi apakah kita tahu, Dia membiarkan kita untuk dapat berkreasi lebih dahulu terhadap hidup kita sebelum menentukan. Dan siapa ... Read moreyang tahu, kalau apa yang ditentukanNya nanti adalah sesuatu yang juga tidak terlepas dari karma yang kita lakukan. Kebahagiaan hanya dapat diraih dengan perbuatan baik yang dimulai dari sekarang

7 Nov 2009

Apa emang battle cuma untuk mencaci

Apa emang battle cuma untuk mencaci,
karena kta sejarah, rap hadir dari kaum yang dicaci.
Tapi sobat, kita disini bukan untuk membenci,
jadi coba cari cara yang berarti.
Aku memang baru disini,
tapi yang sekedar ku tahu rap itu tidak mesti begini.
Banyak masalah yg menuntut arti kita kini,
jika kita cinta bangsa dan negeri ini.
pikirkan, resapi dan beri arti dalam nyanyi.
walaupun meski hanya lewat syair yg dianggap kiri.
Atau kita sendiri tidak malu pada diri sendiri,
hanya bisa teriak-teriak, unjuk gigi, dan tunjukkan punya nyali.
Atau bernyanyi yang sebenarnya tak punya arti.

Berkreasi melalui lirik memang seni,
tapi coba yang menyentuh hati.
Sadarkan mereka yang sering berkelahi dan benci pada diri sendiri.
Jiwa yang enggan hidup dan matipun tak berani,
karena terombang ambing mencari jati diri.
Para pendosa yang rela menjual harga diri bangsa dan umat negeri.
Kaum munafik yang bertameng tulus hati.
Dan masih banyak lagi,
jika kita mau berpikir untuk bernyanyi dengan nurani.

Tidak salah jika kita berani mencaci yang menyakiti hati.
tapi harus tepat dan mengerti kenapa kita memaki.
Agar jangan sampai dibilang aliran musiknya orang iri.
Ingatlah ini,
apabila kita benar-benar mencintai daya dan karya sendiri,
serta bilang hip-hop sudah menjadi urat nadi.

Hanya itu, pesan singkat dari saya yang harusnya juga sadar diri.
Thanks a lot.

5 Nov 2009

Bukan salahMu jika aku sering dianggap dungu.

Kadang sulit memahami arti hadirku disini,
jika hingga kini aku tetap tak peduli.
Pernah aku berbakti kemudian dinanti,
tapi akhirnya aku pergi bersama duniaku sendiri.
Bukanya aku tak punya nyali,
tapi aku benci untuk dicaci.
Meski itu mungkin bisa membuat aku lebih berarti.

Pengalaman adalah guru,
tapi terkadang dapat menjadi peluru,
menderu menembus jantung hati orang yang keliru.
Aku yang selalu keliru bahwa tujuan haruslah satu.
Ujung-ujungnya aku tetap membatu dalam dunia yang kulihat palsu.
Duhai Ibu,
bukan salahMu jika aku sering dianggap dungu.

Buaya sama cicak


Kata sapa antara Buaya sama cicak, yang 'lebih' adalah buaya??
Cicak bisa merayap sesuka hati kaya' spiderman....buaya engga'!!
Cicak hidupnya damai - ga' pernah mengancam dan rusuh, malah hewanya sabar dan kalem
sedangkan buaya?? ga' punya teman karena sering mengancam.
Saking baek dan bersahabat, untuk mengenang cicak...anak-anak punya lagu sendiri buat cicak...
Trs, ga' macing bgt klo ada lagu "Buaya-buaya di dinding"...yg ciptain pasti org gila!!wkwkkwkw

Ehm...Emang seeh buaya nyeremin, tapi ga'penting....
zaman skrg yg banyak yg kuat dan yg diam2 itu yg malah makan dalam!!!!

Cicak lebih cerdik dan dapat berada di berbagai lini....buaya engga'!!!
Kesimpulanya di zaman sekarang ini, mau ga' mau buaya 'kalah' jika dibandingkan Cicak.

Hukum rimba memang masih berlaku, tapi kemenangan bagi yang cerdik...
Hidup Cicak!!!! I love u pulll..wkkkwwkkw

4 Nov 2009

Diriku seutuhnya


Hari ini masih sama dengan hari yang kemarin,aku masih terhuyung sebagai anak manusia yang sedang mencari jati diri.
Pantaslah jika kegalauan masih membayangi.
Aku yang galau untuk menjadi diri sendiri, meski segala pemahaman telah kucoba sejauh daya yang kubisa.
Sungguh sulit terasa, karena ujung dari apa yang kucari memang bukan untuk diriku sendiri.
Mereka yang kusayangi yang membuat aku selalu ingin persembahkan yang terbaik.
Dan sebelum itu tercapai, biarlah aku tidak memperdulikan bagaian lain dari sisi hatiku sendiri.
Hingga datang saat itu, dimana aku dapat memberikan diriku seutuhnya.

1 Nov 2009

Semoga nantinya aku dapat bahagia di dunia seperti ini

Aku sudah sulit menemukan keindahan melalui keheningan malam, syair syahdu, khayalan dan lamunan yang dulu sering menggiring nalarku untuk menulis. Meski yang kutulis waktu itu hanyalah untaian hampa dari mimpi-mimpi, kuakui itu sangat berarti.
Karena dari mimpi itulah terbit cita-cita dan harapan.
Dan keadaan ini juga tidak mengartikan aku yang sekarang telah menemukan kebahagiaan dari sisi lain yang lebih nyata. Karena aku masih suka berangan-angan dan menyimpan harapan serta cita-cita dari mimpiku tersebut.


Hanya saja, kemana perginya imajinasiku??

Imajinasi yang membuat aku selalu bersemangat dalam berkreatifitas, mengalirkan ide-ide gila yang tak takut akan cemoohan,menemukan banyak pengalaman melalui dunia maya yang memperkaya diriku sebagai aku.
Sepertinya aku hanya berpindah ke dunia baru yang merasa sudah pantas aku singgahi. Dunia yang mengharuskan aku sadar apa arti 'nyata' menurut mereka. Masuk dalam kompetisi meraih 'hidup' menurut mereka. Aku harus sama seperti mereka, agar pantas hidup dalam dunia mereka.


Setidaknya di dunia ini aku juga manusia yang sama seperti mereka, jadi kehidupan seperti ini adalah tahap yang memang harus kulalui pula. Aku juga bukan munafik untuk mengatakan tidak menyukai dunia seperti ini, untuk itu tidak ada salahnya berupaya dan berlomba meraih kejayaan menurut dunia mereka.

Semoga nantinya aku dapat bahagia di dunia seperti ini, tentunya setelah dapat meraih mimpi yang ada dalam angan-angan duniaku terdahulu.