Siapa seeh yang bisa tahu bagaimana kehidupan dia ke depanya kelak?. Meski tukang ramal terhebat di dunia ini sekalipun, gue rasa masih meraba-raba apa yang diramalkanya tentang masa depan. Meskipun gue pun percaya Allah pasti memberi kelebihan seperti itu kepada segelintir umatnya, sebut saja seperti fakta yang terjadi pada anak-anak indigo. Banyak fakta yang beredar, anak-anak tersebut sedari lahir telah diberikan talenta luar biasa yang kadang tidak masuk di akal bagi kita yang masih berpikir menurut akal. Mereka bisa mengetahui apa yang akan terjadi, mereka juga berpengetahuan melebihi anak seusia mereka bahkan orang dewasa pintar sekalipun.
Berdasarkan pengalaman, gue juga pernah menjumpai beberapa orang yang dari penampilan luarnya biasa saja tetapi memiliki keistimewaan yang juga tidak kalah mencengangkan ketika pertama kali hal itu gue buktikan dengan mata kepala sendiri. Keistimewaan yang mereka dapat bukan dengan sendirinya tetapi berdasarkan latihan dan kerja keras secara terus menerus. Diantara mereka adalah orang-orang yang menurut gue pengetahuan agamanya sangat tinggi, dan gue yakin Allah tentu bisa saja memberikan karunia pada hambaNya yang sholeh. Selain itu ada juga diantara mereka yang telah lama berkecimpung dan mahir dalam ilmu beladiri tradisonal, yang dalam mempelajarinya tidak hanya berlatih dalam hal fisik tetapi juga batin.
Dari hal itu saya berpikir, mungkin segala keistimewaan itu memang sudah ada pada diri kita masing-masing, hanya saja kita tidak tahu bagaimana cara untuk menampakkanya. Bahkan ilmu pengetahuan modern saat ini juga sudah mulai menyentuh hal-hal yang berhubungan dengan kekuatan yang berasal dari batin, seperti alam bawah sadar dan lain sebagainya. Kita patut menyadari bahwa itu semua tidak lain adalah sebagian kecil karunia dari Yang Maha Kuasa, masih banyak yang perlu kita pelajari untuk semakin mengakui akan kebesaraNya.
Gue sendiri hanyalah seorang anak manusia yang sama sekali tidak merasa mempunyai keistimewaan-keistimewaan seperti itu, hanya saja rasa ingin tahu yang membuat gue ingin belajar dan akhirnya mengantarkan gue pada beberapa pengalaman yang menarik tentang hal ini.
Dibalik semua itu, gue hanya ingin menceritakan sesuatu yang mungkin sedikit ada hubunganya. Ini hanya keistimewaan yang ada pada diri manusia biasa yang merasa tidak memiliki keistimewaan seperti yang telah diceritakan di atas, atau tidak pernah berlatih untuk mendapatkan keistimewaan itu. Contohnya kaya’ gue ini. Hal itu adalah “Cita-cita”.
Bagi gue cita-cita itu tidak beda ibarat sebuah mimpi. Dan mohon jangan disalah artikan mimpi dalam hal ini seperti pengertian mimpi yang diartikan secara lurus. Mimpi yang hanya sekedar kembang tidur dan tidak nyata. Bahkan cita-cita yang terlalu besar sering dikonotasikan dengan mimpi yang terlalu tinggi. Seakan-akan mimpi itu tetaplah mimpi yang pastinya semu, sehingga sia-sia jika mengejar sesuatu yang bernama mimpi.
Gue memang ga’ bisa menolak semua itu, karena memang dari pengertian itu kata “Mimpi” berasal. Tapi mimpi yang gue maksudkan disini adalah sesuatu yang sangat sangat dicita-citakan, namun masih belum dapat menggapainya. Belum bukan berarti tidak bukan?. Dan tentu saja mimpi yang gue maksudkan disini bukan untuk manusia-manusia yang sama sekali tidak berusaha dengan gigih untuk meraihnya, karena untuk orang-orang seperti itu memang pantas mendapatkan kesan negatif sebagai seorang pemimpi. Hanya bercita-cita besar tetapi tidak sejalan dengan usaha yang dilakukan untuk meraihnya. Sesungguhnya menurut gue, yang diperlukan hanya usaha dan keyakinan!! Hanya itu….
Ada juga yang beranggapan bahwa selain usaha dan keyakinan, sadar diri juga termasuk salah satu faktor penting yang berperan untuk mengejar mimpi-mimpi tersebut. Untuk hal ini gue hanya berpendapat bahwa usaha dan keyakinan saja sebenarnya sudah mencakupi semuanya, tanpa perlu dipisahkan lagi, yang pada akhirnya hanya akan merancukan pengertian positif dari mimpi tadi. “Usaha” tentu saja telah termasuk didalamnya dengan doa, pedoman dan niat tulus kita. Sedangkan yang dinamakan keyakinan tentu saja setelah kita menyadari secara jujur untuk percaya kita dapat meraih mimpi tersebut.
Hanya orang-orang yang menipu diri sendiri yang mengejar sesuatu yang sebenarnya tidak sanggup untuk digapainya. Dan terkadang meskipun keyakinan telah ada, masih saja tergoyahkan oleh pendapat orang lain yang merasa kita belum sadar diri. Untuk hal ini, hanya bisa dikembalikan pada Dia Yang Maha Tahu. Apabila kita telah jujur dan yakin kita bisa, lantas kenapa harus mundur. Biarkanlah Dia yang berkehendak, karena bukan pendapat orang lain yang menentukan.
Sudah banyak buktinya, orang –orang yang berhasil dan tersukses di muka bumi ini awalnya mereka yang dianggap pemimpi yang bermimpi terlalu tinggi. Padahal memang benar jika mereka pemimpi, mereka punya mimpi yang terlalu tinggi, tetapi mereka berusaha dan yakin untuk dapat meraihnya, hingga kemudian Allah mengabulkan tanpa memperhatikan pendapat manusia lain yang sebelumnya merasa tidak percaya akan mimpinya itu akan tercapai.
Kenapa harus takut bermimpi tinggi, jika itu diiringi usaha yang tulus dan keyakinan yang jujur untuk meraihnya. Bukankah mimpi itu layaknya keinginan yang merupakan awal dari sesuatu yang ingin kita capai. Sang pemimpi adalah manusia tangguh yang berani bergerak untuk mencapai sesuatu, karena dia takkan pernah tahu jika tidak pernah mencoba. Namun, jadilah sang pemimpi yang harus bisa mewujudkan mimpinya. Sedangkan manusia tanpa mimpi, hidupnya hanya bergerak di tempat tanpa mencoba perubahan yang berarti. Apa artinya hidup tanpa pernah mencari pengalaman berarti tentang arti hidup.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar