Tawuran
antar pelajar adalah bukan hal baru yang telah mencoreng proses pendidikan di
negeri ini, secara lebih luas itu juga dikategorikan hanya salah satu
permasalahan kenakalan remaja yang kerap terjadi. Sehubungan dengan instutusi
pendidikan, patut dipertanyakan apakah yang menjadi kekurangan utama dalam
kebijakan yang bertahun-tahun telah dibuat bahkan banyak perubahan yang
terjadi, jika belum bisa mentuntaskan permasalahan tawuran antar pelajar secara
signifikan.
Berita
tawuran antar pelajar yang terjadi akhir-akhir ini memang cukup membuat kita
miris, mereka yang dipercayakan untuk menuntut ilmu dengan harapan dapat
menjadi orang berguna kelak justru melakukan tindakan yang tidak lebih seperti
seorang pelaku kriminal yang tak berpendidikan.
Dalam pikiran orang awam bisa saja menganggap hal seperti itu wajar jika
terjadi dalam lingkungan yang sangat dekat dengan unsur kekerasan seperti
penjara, tempat prostitusi, perjudian, club malam, perkumpulan geng, dan lain
sebagainya. Tapi yang mencengangkan adalah jika justru kejadian memalukan itu
berhubungan dengan insttusi pendidikan yang seharusnya menjadi tempat untuk
melahirkan orang-orang berilmu dan berkpribadian baik.
Berdasarkan fakta yang sering kita
temui di lapangan, mereka yang menjadi pelaku tawuran tersebut memang masih
berusia muda, banyak diantara mereka adalah sosok yang masih bisa dikatakan
anak-anak tanggung, bentuk tubuhnya pun masih belum bisa dikatakan sebagai
orang dewasa. Kita mungkin juga tidak menyangka bahwa orang-orang seperti
mereka dalam pikiranya bisa terbersit untuk melakukan tindakan kekerasan seperti
tawuran. Apalagi tawuran yang kerap terjadi bukanlah seperti perkelahian
anak-anak biasa, tapi mengundang aksi masa dan dilakukan di tempat-tempat
keramaian, keberingasan mereka juga ditambah dengan keberanian untuk
menggunakan senjata tajam dalam setiap aksi brutal itu. Jika memang begitu,
dimana predikat anak sekolah yang selama ini mereka emban, rasanya lebih pantas
mereka dikatakan preman atau pelaku kriminal.
Dan jika membicarakan hal ini
sebagai kenakalan yang dilakukan oleh mereka yang masih berusia muda, maka
jelaslah ada faktor-faktor kepribadian yang turut didukung oleh lingkungan yang
menjadikan mereka sering membuat masalah. Kesimpulanya, tawuran antar pelajar
adalah masalah kenakalan remaja yang bukan hanya mengkaitkan tanggung jawab
institusi pendidikan di negeri ini, tapi hal paling mendasar adalah pendidikan
yang berasal dari lingkungan mereka sendiri.
Adalah suatu hal yang kerap menjadi alasan kenapa
seseorang nekat melakukan tindakan kriminalitas, kalau bukan karena abnormal
berarti faktor lingkungan yang berpengaruh. Tapi meski begitu, kenapa
sepertinya juga banyak diantara kita yang tidak benar-benar memahami. Harusnya
kita tahu bahwa pendidikan moral dan agamalah yang penting untuk mengatasi hal
ini, seperti sebuah pepatah yang mengatakan guru yang baik adalah yang
memberikan adab terlebih dahulu sebelum ilmu.
Apakah itu dikarenakan permasalahan seperti tawuran
ini sudah menjadi hal biasa untuk kita, khususnya para pelajar jaman sekarang
yang juga banyak mendapat masalah di lingkungan tempat dia hidup. Sedangkan
kita yang dewasa juga sering memiliki permasalahan lain yang cara menanggulanginya juga tidak berbeda dengan
kasus tawuran antar pelajar ini. Unsur premanisme memang seakan lumrah bagi
kita yang hidup di kota besar, siapa yang punya kekuasaan maka hanya dia yang
dapat menguasai preman, maling pun ayam ngeri karena tahu bisa saja dibakar
hidup-hidup jika kedapatan. Kita bisa saja menjadi bagian dari semua ini,
hingga pantas untuk tidak perduli terhadap permasalahan anak negeri, buktinya
tawuran semakin subur di lingkungan kita sendiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar