My Adsense

30 Mei 2011

Manusia dan Masalah

Di jaman yang semakin modern ini memang banyak membawa kemajuan pada peradaban, akan tetapi kemajuan ternyata belum sepenuhnya dapat menghilangkan berbagai masalah yang menghinggapi kehidupan manusia, justru memunculkan berbagai permasalahan baru yang semakin rumit untuk dipecahkan karena belum pernah terjadi sebelumnya. Disamping itu, tidak dipungkiri juga bahwa zaman ini semakin banyak melahirkan orang pintar dan bijak yang begitu pandai memberikan petuah atau kalimat yang memotivasi, banyak pelajaran yang didapat manusia zaman sekarang dari pengalaman masa lampau orang yang telah mendahului mereka, akhirnya terciptalah ilmu pengetahuan yang secara umum membahas tentang kehidupan atau banyak diterbitkan berbagai buku-buku pengetahuan yang isinya ditujukan untuk orang yang sedang dilanda masalah atau kesusahan dalam hidup.
Jika kita mencoba untuk memahami ilmu pengetahuan tersebut meski hanya sedikit atau mau membaca buku-buku motivasi, rasanya kita dapat membuat kesimpulan sendiri bahwa inti dari penanggulangan permasalahan kehidupan itu berpulang pada pribadi kita sendiri, artinya bagaimana kita menyikapi suatu masalah dengan cara yang paling tepat dan sebenarnya itu secara alami sudah ada dalam diri kita sendiri. Terkadang kita lupa karena sebagai manusia kita juga tak terlepas dari aspek kodrati lainya yang punya “ego atau keakuan”.
Jadi walaupun berpuluh-puluh buku motivasi yang sudah kita baca dengan berbagai macam teori yang berbeda-beda, lantas kita khatam dan memetik isinya secara paham, tapi pada akhirnya jawaban yang kita dapat sangat sederhana. Jika kita mau menyadari sebelumnya, semua pengetahuan tentang hal itu terangkum dalam pengertian yang kita sudah tahu secara alamiah, bahwa “Tidak ada manusia yang tidak terkena masalah selama dia hidup, namun masalah bukanlah suatu hal yang patut dirisaukan jika kita menghadapinya dengan tenang dan ihklas menerima apapun yang terjadi, karena sampai kapanpun kita tidak akan bisa merancang hidup kita sendiri. Semua masalah itu adalah apa yang sudah digariskan dan apa yang terjadi adalah apa yang memang akan kita terima. Masalah takkan pernah mengganggu kehidupan jika kita menganggap itu adalah hal yang biasa terjadi dan melewatinya dengan usaha terbaik serta ihklas menerima apapun hasilnya”.
Kalimat di atas sepertinya ingin menggampangkan, yang menulis tulisan ini seperti orang yang sok pintar dan sok bijak tanpa menyadari bahwa setiap manusia memiliki karakter yang berbeda terhadap permasalahan yang mereka hadapi dalam hidup. Namun justru dari kalimat itu dapat terpetik lagi satu kesimpulan bahwa sebenarnya yang membuat masalah itu mengganggu kehidupan seseorang adalah karena kepribadian dari orang itu sendiri. “Kenapa dia harus membuat suatu hal yang sebenarnya mudah menjadi sulit, kenapa harus mengingat-ingat lagi peristiwa lampau jika itu hanya memunculkan kembali kenangan suram yang memusingkan isi otak di kepala”. Hal-hal seperti itulah yang menjadi biang racun dari suatu masalah yang dapat menghancurkan tatanan kehidupan seseorang.
Oleh karena itu patutlah bagi kita yang selama ini sedang atau kerap dilanda masalah menyadari bahwa efek samping dari “masalah” berawal dari pikiran negatif yang sering kita munculkan sendiri, hingga itu bisa mengganggu jalanya kehidupan kita. Lantas bagaimana cara penanggulanganya?, yaitu dengan selalu berusaha menumbuhkan kepribadian diri yang positif terhadap “masalah”, jadilah pribadi yang tenang, paham serta ihklas, hingga hidup yang dijalani kedepanya juga bisa mengalir melalui jalurnya tanpa ada hambatan atau rintangan.
Dan semoga saja paragraph terakhir ini dapat menjadi pemisalan untuk menemukan kesimpulan dari tulisan ini, bahwa “Masalah itu adalah ujian dalam hidup dan seharusnya dengan sering diuji malah menjadikan seseorang itu semakin kuat. Maka manusia yang tangguh dalam hidup ini mustahil jika tanpa diuji. Semuanya itu telah tersirat dalam nurani dan pengetahuan nalar kita sendiri, tergantung kita menyadari untuk menggunakanya atau tidak”.

19 Mei 2011

…just opini guys…and still go on with the way of life from us…

Mohon maaf saya hanya ingin berpendapat, sebenarnya saya agak takut untuk berbicara mengenai Tuhan, saya takut arah pembicaraan itu nantinya menuju kepada keraguan, karena jika kita terus memikirkan Tuhan dengan latar belakang pikiran kritis dan lebih mengandalkan logika, ujung-ujungnya akan bermuara pada “mempertanyakan benar atau tidak adanya”.
Seperti dalam tulisan seorang kawan yang mengemukakan ilmu Tuhan yang banyak didengungkan manusia pada dasarnya adalah ilmu manusia jua. Dan saya berpendapat iu benar jika tetap bermuara pada unjuk diri untuk merasa paling suci, merasa lebih tahu tentang agama, yang semua itu tidak lain melambangkan ego yang membawa nama-nama Tuhan sebagai cara yang paling mudah agar tidak terbantah.
Namun Tuhan tidak perlu diperdebatkan karena kau tidak akan mendapat apa-apa dari hal itu, ada rahasianya yang tidak akan bisa terungkap dan cukup kita yakini saja..itu adalah kaidah yang sama sekali tidak terbaca oleh alam logika (selalu menganggap semua di bumi ini bisa atau harus terbuktikan).

Layaknya manusia yang masih hidup tidak akan pernah tahu secara pasti bagaimana keadaan ketika dia telah tiada, meskipun kematian adalah sesuatu yang pasti. Percuma membanggakan segala apa yang yang kita menangkan dengan logika, jika satu detik setelah ini bisa saja nyawa kita berakhir.
Dan semua itu hanya bisa kita pahami secara terang dan lurus jika tulus memahami ajaran agama dengan pikiran yang jernih. Memahami ayat-ayatNya yang telah menjelaskan bagaimana kejadian masa kini dan masa depan yang tidak mungkin bisa kita ketahui jika hanya dengan mereka-reka, renungkanlah segala alam dan isinya yang sangat luar biasa dan tidak mungkin ada secara kebetulan, kerumitan unsur yang membangun tubuh utuh manusia yang tidak mungkin tercipta secara tidak sengaja, sesungguhnya kemajuan Zaman yang bisa membuat manusia pergi ke bulan dan melihat angakasa maha luas tanpa atap dan ujung itu justru menyadarkan kita bahwa disebalik itu ada rahasia yang tidak mungkin kita tembus dengan nalar kita yang masih hidup ini.
“Yakini saja, air dalam kemasan yang sedang kau minum ini pasti ada yang membuatnya, meski kau tidak tahu siapa yang membuatnya bukan berarti kau ingkari bahwa itu ada dengan sendirinya”…Mana yang terbenar tergantung pribadi dan hidayah yang diterima oleh setiap manusia, dan sebenarnya cukup dengan logika pilihan itu dapat terbaca, maka kenapa tidak dimulai dengan hal itu saja kita perdayakan logika ini.

Saya dengan pengetahuan agamanya yang dangkal ini mungkin belum bisa menjelaskan bagaimana kebenaran Allah menurut ayat suci, namun yang terutama karena saya tidak ingin terkesan menggurui atau mempengaruhi, namun saya bersyukur karena meyakini Allah meski biarkan Agamamu adalah agamamu dan agamaku adalah agamaku.

Apa yang saya katakan sebelumnya hanyalah pendapat umum dan mungkin hanya dianggap makna sekedar dari orang yang tidak pandai, tapi tetap saya yakin kekuasaanNya itu takkan pernah terbantahkan mahkluk siapapun di bumi ini yang pasti mati.
Jika ada yang menyangsikan KeEsaan Tuhan dengan segala dalil logika dan pengetahuan dunia yang mempuni, menurut saya itu dikarenakan kesalahan dalam mengarahkan kepandaian yang didapat, seharusnya dengan logikalah itu semua dapat terbaca.
Meragukan karena semua yang selama ini dilalui selalu mengandalkan logika ditambah lagi telah merasa pandai karena pengetahuan yang tinggi,..”yang ada itu harus terlihat…yang ada itu harus masuk di akal…dan yang ada-ada lainya lagi yang tetap harus bisa dibuktikan menurut akal”…

Lantas silahkan pikirkan semua yang akan terjadi di bumi ini dengan akal, hingga mampukah berpikir cuma bermodalkan akal saja tentang kematian yang pasti akan menjemput. Serta tak perlu hiraukan berbagai keajaiban dan kebesaraNya yang sebenarnya nyata terlihat jika terlanjur sudah jauh darinya, terserah….
Manusia kian kesini memang semakin pintar, tapi lupa bahwa justru kebanyakan dari saya dan kawan-kawan mengembangkan “kebodohan”, kebodohan untuk mau mempelajari agama secara dalam. Kita sudah terlalu dalam memakan mentah-mentah ilmu dunia dan logika hingga mengkritis agama tanpa pernah atau sebelum tahu agama itu apa, hanya sekedar mempelajari dengan lupa bahwa agama adalah bekal terpenting dalam hidup ini.

Jadi kalaupun beramal dan beribadah hanya sekedarnya tanpa pernah khusyu dan memahami apa yang kita lakukan, yang lebih parahnya lagi jika sampai melupakan Tuhan.

Lantas, sudah merasa benar-benar sempurnakah kita, tidak menyadari dari mana kita berasal dan bagaimana kita yang mengawali hidup ini sebagai manusia lemah yang tidak tahu apa-apa, atau karena kita tidak pernah susah, sedih, sakit dan akan abadi selamanya untuk tidak akan mati…?
…just opini guys…and still go on with the way of life from us…

15 Mei 2011

Meski “Ihdinassiratalmustaqim” selalu didengungkan tiap hari

Meski “Ihdinassiratalmustaqim” selalu didengungkan tiap hari, tetap takkan ada arti selama itu hanyalah lisan tanpa adanya niat. ‘Kebodohan’ yang menyebabkan ibadah yang dilakukan jadi sekenanya saja tanpa pernah ada usaha untuk memperdalam atau menmabah ilmu, hingga adalah kelumrahan jika sikap sehari-hari masih diliputi kegamangan antara hitam dan putih, baik dan buruk, mudah tergoda dan bimbang memilih mana yang benar.
Kita katakan beriman, namun dalam kenyataan lebih mementingkan dunia dibandingkan ibadah. Jika begitu sampai kapanpun akan tetap menjadi insan yg begini-begini saja.

11 Mei 2011

Media TV untuk berantas narkoba

Bagaimana jika dibuat film-film dokumenter yang isinya tentang bahaya dan dampak dari penyalahgunaan narkoba. Kalau dulu film G30S PKI bisa terus diputar tiap tahun hingga jadi sejarah yang dapat membekas lama dalam benak kita, kenapa tidak dengan film dokumenter seperti itu yang diputar seoptimal mungkin seperti sinetron-sinetron percintaan remaja yang semakin marak di layar kaca rumah kita. Bukankah dengan begitu para generasi muda dan masyarakat umum jadi semakin mengerti kenapa "Narkoba wajib dilarang", dampak apa yang akan mereka terima jika nekat menggunakan narkoba.

8 Mei 2011

Cara menumbuhkan minat baca yang jarang terbaca oleh kita.

Diantara beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menumbuhkan minat membaca di negeri ini, salah satu yang bisa digalakkan adalah memperbanyak tempat yang menyediakan bahan-bahan bacaan (perpustakaan) dimanapun dan apapun bentuknya, yang tentu saja dipikirkan juga keefektifan dan efisiensinya.
Perpustakaan memang banyak terdapat di kantor-kantor atau lembaga-lembaga pendidikan, namun jika kegiatan “membaca” ingin digalakkan tentunya semua masyarakat umum juga harus merasakan fasilitas seperti itu disekitar lingkungan mereka. Dan selain disediakan fasilitas, harusnya disertai juga penyuluhan berupa upaya penyadaran agar memanfaatkan fasilitas itu secara baik dan bermanfaat. Karena perpustakaan ada bukan sebagai tempat tanpa pengunjung, melainkan harus ada kegiatan membaca didalamnya, diupayakan agar orang yang membaca di perpustakaan terus bertambah kian harinya, dan itu semua memerlukan peran bersama dari kita yang sudah terlebih dahulu mengerti tentang pentingnya membaca.
Jika penyuluhan mengenai hal lain yang dianggap penting bisa sangat digalakkan di negeri ini, kenapa tidak seperti itu juga terhadap penyuluhan tentang pentingnya membaca, sehingga dengan begitu apa yang diupayakan bukan lagi sekedar slogan tanpa ada bukti nyata. Jika masyarakat negeri ini bisa begitu cepat keranjingan dengan dunia maya atau berbagai macam fasilitas elektronik modern, kenapa tidak seperti itu juga dengan kegiatan membaca, seperti negara-negara lain yang bisa maju salah satunya dikarenakan budaya membaca.
Hal inilah yang harus dipikirkan pemerintah sebagai instasi paling berpengaruh di negara ini untuk mengatur kehidupan masyarakatnya. Bagaimana caranya agar kegiatan membaca bisa semenarik facebook, twitter, chating, ngeblog atau kegiatan dunia maya lain yang sedang marak saat ini.
Bacaan yang mengandung unsur pengetahuan selama ini bisa dikatakan terlebih dahulu membuat kita malas untuk membacanya, karena teori yang tertulis lebih banyak berputar-putar diantara kalimat sains tinggi yang sulit dimengerti, tentu saja itu menjadi salah satu alasan kurangnya minat baca pada masyarakat kita, dan harus diupayakan cara yang tepat untuk mengatasinya..
Ilmu pengetahuan yang termuat dalam bacaan sebaiknya berisi teori-teori yang telah disimpulkan agar dapat mudah dimengerti serta diarahkan kepada apa yang bisa diterapkan dalam kehidupan nyata, dan setelah minat untuk membaca semakin bertambah tentu niat untuk mengetahui pengetahuan yang lebih tinggi akan tumbuh dengan sendirinya, hingga pengetahuan yang awalnya sulit kemudian dapat dimengerti. Secara pemisalan dapat dinyatakan dengan pernyataan lain bahwa sebelum buku yang berisi pengetahuan rumit diadakan, kiranya perlu diadakan terlebih dahulu bacaan sederhana yang mendasarinya.
Kegiatan membaca buku ilmu pengetahuan yang dilakukan oleh masyarakat kita seharusnya diarahkan untuk mengkonsentrasikan terhadap pengetahuan yang benar-benar mereka diminati. Mereka harus terlebih dahulu mempelajari secara mendalam teori-teori dasar pengetahuan tersebut sebelum menuju ke tahapan pembelajaran yang lebih serius. Dalam hal ini maka perlu diadakan perubahan yang berarti terhadap kurikulum, karena seperti yang kita tahu bahwa kurikulum negeri ini lebih mengandalkan cara pembelajaran semua ilmu pengetahuan secara sekaligus dalam satu waktu., yang pada akhirnya hal itu turut berperan menciptakan generasi terdidik yang tidak mempunyai keahlian yang benar-benar mempuni, mereka hanya mengenal teori tapi kurang memahami aplikasi nyata dalam kehidupan.
Bisa juga dengan memperbanyak penyaduran buku-buku pengetahuan menarik yang berasal dari luar negeri, kalau perlu diusahakan semua buku itu diterjemahkan ke dalam bahasa kita dengan cara berkesinambungan. Kenyataanya sampai sekarang ini bahan bacaan dari luar negeri rasanya lebih banyak yang menarik dibandingkan bacaan negeri kita sendiri.
Buku adalah salah satu prasarana yang menunjang pendidikan di negeri ini dan harus ada kebijakan yang sama antara satu dan lainya, yaitu dapat mengupayakan biaya murah terhadap buku-buku penting agar dapat dijangkau oleh masyarakat. Karena kita semua tahu bahwa hal itu yang menjadi salah satu faktor penyebab masyarakat kita malas membaca, bagaimana bisa membaca jika untuk mendapatkan buku saja susah, apalagi dengan keadaan ekonomi negara kita seperti sekarang ini. Pernyataan ini tanpa ingin mengecilkan keuntungan yang akan didapat oleh penulis, dan oleh karena itu pemerintah harus mengupayakan cara agar antara pembeli buku dan penulis bisa sama-sama diuntungkan. Misalnya menetapkan biaya tambahan pembelian buku-buku pengetahuan penting untuk masyarakat di negeri ini.
Adapun pesan yang ingin disampaikan dalam tulisan ini bahwa semua yang menyangkut pendidikan tentunya sangat berpengaruh terhadap kemajuan bangsa ini, jika hal itu masih dikomersilakan secara berlebihan artinya kita sendiri yang memperlambat tujuan yang ingin dicapai. Di negara luar sana, Jepang contohnya, kita yang sering membaca pastilah tahu bahwa salah satu yang membuat generasi mereka maju adalah karena pendidikan dan membaca termasuk salah satu diantaranya. Mereka sangat mengutamakan pendidikan dan mengupayakan berbagai cara agar kegiatan membaca dapat dicintai dan mudah didapat oleh seluruh lapisan masyarakat, bukan sekedar slogan tarik ulur seperti apa yang kerap terjadi di negeri kita.
Hal itu memang tidak bisa sekaligus tapi jika dengan niat tulus tentu hasil yang didapat juga bisa tercapai. Sebenarnya slogan seperti dalam tulisan ini sudah kita mulai sejak dulu seperti negara-negara lain, Jepang contohnya. Namun kita juga tahu seperti apa negara Jepang sekarang ini….Lantas bagaimana dengan Negara kita………?

4 Mei 2011

Puisi Miris Penulis

Untuk apa waktu kubuang percuma demi bait curahan hati,
jika tak ada yang senang membaca tulisan pahit tidak berarti.
Kini menulis, karena lisan tak pandai bertutur,
meski pesimis, jangan sampai niat ini terbentur.
Isi hati terpendam coba ditulis meski dalam makna yang sembarang,
damai maknai malam karena penulis pandai menyulam kata orang terbuang.
Buang segala idealis basi jika kita yang menulis selalu dihina hanya pandai melukis,
terjang semua desis dengki hingga dia yang opurtunis malu minta dikasihani seperti pengemis.

Kebiasaan yang menganggap semuanya bodoh dan tak penting, dan senang akan hal itu. Hingga sampai kau kehilangan apa yang pernah kau raih dan tak ada y

Sobat mukamu batu dan belagu yang pantas disebut dungu,
pandai dalam kata namun gagu dan terpaku dalam prinsip tabu yang semu.
Telah lama merindu tapi betah membantu untuk jadi pungguk selalu,
kau mau tapi ragu untuk maju menunjuk siapa yang kau tuju.
Yang pernah singgah hanya sepintas tinggalkan kesan dan berlalu,
kemudian benamkan kau dalam syair nelangsa yang tak jemu kau buat syahdu.
Kanapa harus takut dan menganggap semuanya hanya akan jadi benalu,
jika hanya kau yang masih betah termangu dalam dunia bebasmu,
dunia bebas lepas kemanapun kau mau tanpa harus tahu ada yang menunggu.
Tapi nuranimu tentu tetap tak bisa menipu,
bahwa bukan seperti itu juga yang kau mau,
kau hanya masih mencari dia yang bisa tulus menjadi satu dengamu,
dia yang mau mengerti dan harus punya kesabaran seribu,
untuk memahami kau yang dungu dan gagu tapi masih saja belagu.
Tapi bukankah dalam rasa itu harus ada sama sebelum menjadi satu,
sedia terikat rasa yang sebenarnya bukan untuk membelenggu.
Ingatlah sobat jangan sampai ini terlalu dan semuanya akan berlalu,
dan tinggalkan kau dalam tunggu yang semakin membuat galau,
seperti hari ini dimana telah kau sakiti dia yang tulus padamu,
demi menunggu dia yang hingga kini masih tanya di hatimu.
Mungin saja ini rasa sejati menurut isi hatimu,
tapi yang terjadi tak akan selalu sama seperti apa yang kau mau,
kejarlah apa yang kau bisa selagi itu masih bisa kau jangkau,
karena terkadang diri terlalu congkak untuk mengaku karena ego yang terpaku.
Maafkanlah aku untuk kau yang sampai malam tadi masih kucoba untuk bertahan di hati,
dan tahukah yang disana bahwa pilihan ini demi dia yang kunanti.

Kebiasaan yang menganggap semuanya bodoh dan tak penting, dan senang akan hal itu.
Hingga sampai kau kehilangan apa yang pernah kau raih dan tak ada yang memperdulikan sama sekali

2 Mei 2011

…bagaimana menurut anda yg sudah sukses sbg penulis, mngkin bisa kasih saran dan kritiknya….

Banyak cerita yg sudah terbaca tentang para penulis yang akhirnya bisa dibilang sukses karena diawali dengan niat tulus mereka yang menulis bukan karena ingin meraih ketenaran. Lagipula setenar apakah penulis di negeri ini dibandingkan para anak band ataupun artis ibukota yang biasa nampang tiap hari di layar televisi dan berbagai media. Ketenaran para penulis sekarang ini mungkin hanya bisa disejajarkan dengan kaum intelektual negeri yang sesekali saja tersiar kabar beritanya.

Dan entah kapan para penulis di negeri ini bisa setenar mereka hingga dengan sendirinya berarti minat baca masyarakat kita yang juga semakin tinggi.

Bagi mereka yang disebut penulis “Menulis adalah sungguh suatu rahmat dan mujizat. Meski apakah mereka menulis karena berbakat? Tidak. Karena berminat? Juga tidak. Tetapi bisa saja karena satu hal : nekad!”

Hingga penulis seperti mereka, dengan senang hati dan tulus ihklas akhirnya banyak menulis berbagai buku serta turut menyumbangkan motivasi bagi para generasi yang juga suka menulis namun masih amatir, kira-kira begini pesan mereka “

Apapun hal menarik yang anda lihat, tulislah. Ada gagasan baru, tulislah. Bertemu pengalaman unik, tulislah. Muncul harapan Anda tentang masa depan, tulislah. Mendapat berkat dan rejeki dari Tuhan, tulislah. Menikmati buku-buku yang menyentuh, tulislah. Melihat dan mendengar berita yang penting, menulislah…Semua harus ditulis, kembangkan segala kreatifitas nalar kita dengan kegiatan menulis.

Dan di ujung tulisan ini , saya coba bertanya pada mereka “tapi bagaimana jika kita yang sangat cinta dengan menulis ini hidup di lingkungan yg menganggap penulis itu pemimpi, jika kau suka menulis ttng segala sisi kehidupan malah akan dikatai sebagai manusia yg urang bersyukur dan suka mengeluh, jika kemudian kau banyak menulis tentang motivasi mereka mengatakan penulis itu berkata ttng apa yg tidak bisa dibuktikanya sendiri, jika kau suka menulis tentang hal-hal romantis mereka bilang penulis itu dokter cinta yang lebih kerap sakit hati daripada mendpatkan pujaan hati, dan jika kau mulai masuk sebagai penulis yg ingin menulis hal-hal bermanfaat yg berhubungan dengan dunia sosial-politik dan lain sebagainya, mereka katakan kau hanya penulis banyak omong yang sok intelek, padahal dalam dunia nyata hanyalah manusia yang punya nalar pas-pasan saja. gimana dong???”

klo menurut saya tetap “Lanjutkan sampai titik darah penghabisan”…bagaimana menurut anda yg sudah sukses sbg penulis, mngkin bisa kasih saran dan kritiknya….