Lantas adakah yang akan iba padaku nanti.....
Kabar miris yang sedang dialami bangsa ini, simpang siur di media yang biasa kubaca dan ketika menyaksikan layar kaca. Tapi mengapa nuraniku kebal dan tidak peka sama sekali, hingga menganggap ini adalah hal yang biasa. Aku hanya sekedar iba tanpa pernah berbuat apa-apa. Rasa iba yang cepat sirna karena kesibukan hdupku sendiri. Apa karena yang mereka alami tidak atau belum terjadi di tempat aku berdiri kini. Apakah kini aku termasuk dari segelintir atau kebanyakan anak negeri yang semakin tak acuh dengan nasip bangsa sendiri.
Padahal akupun tahu bahwa mereka yang sedang meratap disana, juga tidak mengira atau berharap atas bencana yg terjadi pada mereka sekarang ini. Mereka yang menjadi korban bencana, ibu yang kehilangan anak dan suami, ayah yang sekujur tubuhnya lemas karena menemukan buah hatinya telah kaku membiru setelah tertelan gelombang, bocah kecil yang menangis karena tak tahu bagaimana nasip kedua orang tuanya di bawah reruntuhan, seluruh harta dan nyawa kerabat tercinta mereka yang hilang ditelan bencana.
Dan itu bisa saja terjadi padaku nanti. Aku yang sekarang ini sama sekali tak peka terhadap mereka.
Lantas adakah yang akan iba padaku nanti.....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar