Ditanah rantau ini aku melihat bahkan kadang terjebak dalam situasi dan kondisi umat manusia sekarang secara umum, pertambahan usia yang mengiringi kemandirian seakan menjadi keadaan yang mengharuskan kita sibuk memikirkan diri dan masa depan sendiri.
Terbersit dalam jiwa kami orang perantau untuk membuktikan pada orang-orang yang sangat kami cintai, bahwa kami bisa berhasil di tanah rantau.
Tapi kadang aku sendiri terlena dlm perjalanan mengejarnya, usaha gigih dan niat tulus juga berbarengan dgn gejolak usia yang selalu ingin tahu dan mencoba segala hal. Bahkan melupakan orang tua yang jauh disana. Mereka yang merupakan orang satu-satunya bersedia mati semenjak aku hadir ke dunia ini. Sekarang beliau sudah tidak bertenaga, dan yang dibutuhkan tidak lain adalah perhatian semata. Sedangkan begitu lama aku tidak menghampiri mereka, bertanya kabar dan mencurahkan isi hati secara langsung.
Mimpi-mimpi akan masa depan akan menyesatkanku jika itu hanya berputar-putar dari apa yang ingin kurengkuh di duinia ini. Sebanyak apapun harta dunia yang kuberikan pada mereka, tidak akan cukup membalas jasa dan jerih payah mereka. Dan skrg ini hingga di usia senja mereka, aku sama sekali belum dapat memberikan apa-apa pada mereka.
Tapi, orang-orang tua kita pasti berkata bahwa mereka hanya ingin kita menemaninya di saat-saat usia senja mereka, tanpa mengharap balas jasa duniawi. Marilah kita berdoa agar Kedua orang kita panjang umur, karena di zaman skrng ini pasti sudah jarang anak yang mau mati demi kedua orang tuanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar