Apakah aku kalah dalam penantian ini,
hanya kau yang bisa memberi jawaban yg jujur.
Dan aku hanya bisa pasrah tentang rasa lelah yang teramat sangat.
Setelah rela mengurung hatiku dalam cinta yang samar terjawab.
Dalam hubungan ini aku hanya sesusuk duri,
meski egoku selama ini tak pernah mengakui.
Dan akhirnya kisah ini meninggalkan perih,
Aku sengaja kuat dan menikmatinya,
hingga luka sampai tak terasa lagi sakit.
Begitu dalamnya rasa ini menghujam,
hingga akhirnya tak bisa kubedakan mana tangis dan mana tawa,
apakah aku bebas dalam kemelut ini atau kehilangan kau yang kucinta,
yang jelas dua-duanya telah menjadi satu,
dalam butiran nelangsa hatiku.
Hubungan ini memang jadikan aku terbata dan tertatih dalam hari selanjutnya,
bagai tersia-sia tanpa ada bahagia yang nyata.
Wahai kasih,
mungkin aku memang belum kalah
Tapi yang pasti ada kecewa.
Namun aku tak ingin terus terpuruk dan tetap harus melangkah,
dengan keyakinan akan Dia Yang Maha Tahu.
Meski mungkin pada akhirnya aku harus menjauh dari cintamu.
Kini perlahan tapi pasti,
niatku tertahan karena tak berdaya tuk kembali,
anggaplah aku mungkin telah pergi,
meski belum bisa berlari dari hatimu.
Semua akan menjadi pasti meski mungkin dengan yang lain,
karena aku tetap mencari dia yang memang ditakdirkan terbaik untukku,
bukan berarti ini pelarian dari hatimu tapi karena seseorang yang memang kuyakini.
Hanya masalah watu dan bukan kesalahan,
jika kenapa aku bertemu dia setelah bertemu denganmu.
Kau tetap di hati tapi tak bisa kumiliki,
dan dia yang kini semoga bisa mengisi harapanku ke depanya nanti.
Aku yang tak pernah main-main dalam masalah hati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar