My Adsense

29 Jan 2011

“Menjadi naif adalah pilihan yang dia ambil secara sadar.”

Apakah ini yang disebut Naif, dan aku lebih pantas menyebutnya kebodohan...

Manusia polos, agak kekanak-kanakan, dan memandang hidup selalu lurus tanpa kelokan, dan setiap proses hidup selalu bahagia, tanpa derita, atau bermuram durja.

Kadang manusia polos itu, ketika sedang bahagia lupa memaknai bahwa suatu saat akan merasa sedih. Ketika suatu saat berteman, maka bukan tidak mungkin suatu saat akan tidak berteman. Ketika sedang jatuh cinta, lupa memaknai bahwa bisa saja dari cinta itu kita lupa memikirkan tentang patah hati, kecewa, atau bahkan benci.

ketika manusia itu menerima kebaikan orang lain, lupa bahwa orang lain itu juga manusia yang selalu punya salah dan tempatnya khilaf dan manusia juga punya sifat buruk yang mungkin saja muncul secara tiba-tiba.

Kadang ketika seorang teman yang kita percaya tiba-tiba berkhianat, kita lupa memaknai bahwa sifat seseorang tidak selalu baik, sama halnya dengan diri kita, penuh salah dan khilaf.

Dan mungkin hal itu yang membuat kita kecewa, karena dengan kenaifan kita terlalu berharap yang muluk-muluk dalam hidup, tanpa memikirkan kemungkinan yang bisa saja terjadi. Sejatinya, dunia umumnya hanya berisi kefanaan belaka.

Keekstreman dalam hidup, termasuk dengan nasib dan hubungan dengan banyak orang juga merupakan kejutan. Memaknai naif mungkin salah satu kejutan indah dalam sebuah kehidupan.

Tapi kenaifan yang kini membuat manusia itu belajar banyak hal untuk tidak berebih-lebihan dan memahami bahwa kehidupan itu berisi banyak paketan-paketan yang kadang mengejutkan, bisa memberi makna bagaimana kita bisa lebih mengerti arti kekecewaan. Dan “belajar memahami, sebelum ingin dipahami”.

Manusia naif itu hanya mencoba untuk jujur, meski apa dia usung justru kali ini tak mampu melewati kubangan problema. Memang tak semua orang mampu menerima setiap kejujuran atau kebenaran yang terlihat di depan mata, yang terdengar langsung, bahkan yang terasa seketika itu juga. Termasuk si manusia naif itu.

Lantas apakah salah jika “Menjadi naif adalah pilihan yang dia ambil secara sadar.”


Tidak ada komentar: