Masih bodoh dan tetap saja terjadi, ‘menghitung’ atau ‘menimbang’ segala pristiwa tetapi belum ada penilaian moral secara sungguh-sungguh terhadap kejadian-kejadian yang pernah berlaku tersebut. Masih bodoh dan sesal terulang, selalu begitu….kapan, semoga..
Tidak akan pernah tahu dimana Dia menurunkan takdirnya, jadi tidak bisa menunggu di satu tempat utk berubah. Jadi hal itu memang bukan utk ditunggu, harus dijemput. Tapi apa artinya jika selalu saja terulang kesalahan yang sama?, semoga raga juga perasaan yang kerap berusaha jadikan sesal berarti suatu saat nanti ini akan menjadi saksi bahwa selama ini memang tak pernah lelah untuk berubah.
Sudah semestinya yakin kan ada perubahan selama niat itu ada, meski tak pantas berbangga sebelum benar2 dapatkan arti dari semua itu. Tidak semua orang memiliki bekas dari sebuah pengorbanan menjalani kerasnya hidup hitam dan putih. Tidak semua orang harus melalui jalan panjang, panas terik, deras hujan dan bahkan tajamnya kerikil hari. Tidak semua orang harus teramat sering jatuh menghitung dosa yang kadang tak sebanding dengan deras peluh yang berkali-kali dibasuhnya melalui sesal. Berusahalah menjadi bagian dari yang tidak semua orang itu, karena Dia takkan pernah salah menjumlah semua niat baik yang penah tersirat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar