Selama Tuhan pemilik langit dan bumi masih memberikan kita nafas, dan selama Tuhan yang maha pemberi ilmu masih memberikan kita ilmu pengetahuan, maka janganlah ragu untuk menulis. Tuliskan saja, dan editlah belakangan. Dengan begitu, kamupun menulis tanpa beban. PLONG!. Lega rasanya..
27 Jul 2009
Buktikan pada sejarah bahwa kabinet negara kita profesional, dapat bertahan dalam masa tugasnya tanpa direshuffle oleh presiden
SBY telah menjadi presiden terpilih dalam pemilu kali ini, dan yang menjadi landasan sekaligus tantangan dalam menjalankan tata kelola pemerintahanya adalah, membentuk pemerintahan yang baik dan jujur dengan mendahulukan kepentingan rakyat. Hal itu dapat tercapai dengan membentuk kabinet yang profesional, kapabel dan berintegritas. Kabinet tersebut harus terdiri dari orang-orang profesional dengan keahlian pada bidang yang ditempatinya, bukan kabinet yang cendrung mencerminkan pembagian jatah kekuasaan dan kekayaan negara.
Yang menjadi anggota suatu kabinet adalah orang-orang pilihan dari beberapa partai, yang mungkin pada kampanye sebelumnya mengusung visi dan misi yang berbeda. Mungkin juga ada kekecewaan dan ketidaksepahaman terhadap pilpres yang terjadi, akan tetapi seandainya mereka dipilih dalam kabinet, perhatian dan kebijakan yang nantinya dituangkan tetaplah harus mengutamakan rakyat. Untuk itu, diperlukan komitmen, keberanian dan kejelian presiden dalam memilih orang-orang yang akan membantunya secara professional dalam kabinet.
Selain itu, presiden terpilih juga tidak mungkin meloloskan permintaan semua pendukungnya. Oleh karena itu, pendukung yang merasa kecewa tetap akan ada, tapi setidaknya kebebasan tetap harus diberikan kepada presiden dalam menentukan kebijakan saat menyusun kabinet. Selain dia juga harus berani memilih orang-orang profesional meskipun beresiko mengecewakan sebagian mitra pendukungnya.
Yang justru membahayakan adalah jika kabinet professional tidak dapat terbentuk dalam pemerintahan, karena resiko yang didapat justru lebih besar. SBY sebagai presiden bisa mendapatkan tekanan dari berbagai sisi, oleh lawan politik ataupun pendukungnya yang kecewa. Dan yang terpenting dari semua itu, rakyatlah yang paling dirugikan apabila lembaga yang mengatur pemerintahan tidak berjalan secara baik.
Keputusan yang brilian hanya keluar dari tangan orang yang bijak. Semoga saja, presiden yang terpilih kini adalah orang yang bijak dalam mengambil keputusan. Hingga dapat membangun kabinet yang professional. Dan membuktikan itu pada sejarah, bahwa kabinet negara kita dapat bertahan dalam masa tugasnya, tanpa direshuffle oleh presiden.
ada-ada aja cerita tentang masyarakat kita.....
Ada berita 'kocak' yang gw saksikan di layar televisi kosan gw. Kalau ga'salah kejadianya pada salah satu desa yang terletak di daerah Bandung.
Masyarakat mengamuk karena para 'peternak babi' disana tidak menepati janji untuk memusnahkan babi-babi ternakan mereka.
Dengan tampang sangar disertai kemarahan yang membara, massa menyerbu peternakan babi tersebut. Mereka berteriak-teriak seperti jagoan kampung yang siap menghancurkan apa saja.
Pemilik peternakan pun tunggang langgang karena takut dikeroyok. Akhirnya massa mengambil keputusan untuk membuka secara paksa pintu-pintu peternakan. Tapi mereka ga' nyadar, binatang2 'imut2-amit2' itu malahan pada berlarian kegirangan karena dibebaskan.
Lucunya, massa yang terdiri dari para jagoan kampung itu juga ikut lari tunggang langgang atas ulah mereka sendiri yang membuka pintu kandang babi.
ha..ha...mereka baru sadar, dari tadi hati mereka bimbang untuk mengatakan babi itu adalah binatang yang sebenarnya tidak lucu tapi menjijikkan, bahkan 'diharamkan'.
Ha..Ha....lebih 'kocak' lagi waktu ngeliat cara mereka menaikkan babi2 tersebut ke atas truk...'jagoanya' ilang, malah pada dorong2an kya' anak kecil....
ada-ada aja cerita tentang masyarakat kita.....
Pertarungan jalanan
Ada berita menarik yang ditayangkan layar televisi kosan gw di hari saptu pagi.
Sebuah pesantren yang terletak di daerah Jawa timur mengadakan pertandingan silat yang mengundang para jawara dari berbagai daerah sekitar.
Yang mencengangkan gw, 'Gila'bener!!!, WWF,..WCW,..MME,pokoknya berbagai ajang kejuaraan tarung lainya masih kalah deh...
Dalam pertandingan ini, para petarung berasal dari aliran beladiri mana saja, mereka tidak menggunakan body protector apapun,dan yang paling 'sadis' tidak ada 'time out'. Petarung dikatakan kalah, hanya kalau sudah ada yang 'menyerah'.
Gila benar!!!
18 Jul 2009
Marilah bangsa ini sepakat untuk mendengungkan “ Tidak ada tempat bagi teroris di Negara kita”.
Ketentraman bangsa ini kembali diguncang oleh ledakan bom yang dilakukan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab. Pengeboman adalah masalah terorisme yang telah beberapa kali terjadi di negara kita, meskipun begitu ini bukanlah masalah lokal semata, karena turut meresahkan negara lain di dunia ini.
Dengan telah beberapa kalinya terjadi pengeboman, cukup memberikan penilaian dunia bahwa sekarang ini Negara kita rawan akan ancaman teroris. Hal itu tentu lebih meresahkan kita sebagai warga Negara yang memijakkan kaki di tanah air ini. Apa jadinya jika kita sudah mulai merasa tidak aman hidup di Negara sendiri ?.
Patut terlebih dahulu disadari bahwa masalah terorisme bisa terjadi apabila komuditas dalam suatu wilayah tersebut masih mendukung atau kondusif. Karena para teroris biasanya menyimpan motif tertentu atas aksi yang mereka lakukan, bisa saja aksi mereka itu karena protes akan ketimpangan yang mereka rasakan .
Memandang permasalahan terorisme di Indonesia, yang patut menjadi bahan pembelajaran bahwa terdapat perbedaan jika dibandingkan dengan yang terjadi di Negara lain. Misalnya, beberapa kali aksi pengeboman yang pernah terjadi di Negara kita, tidak disertai claim yang jelas dari para pelakunya. Meskipun kita patut menyadari bahwa apapun motif yang terseret , terorisme tetap merupakan masalah krusial yang meluluh lantakkan ketentraman umum. Terorisme adalah tragedi kemanusiaan indiskriminasi yang tidak memandang siapapun, gender atau usia dari korbanya.
Upaya penyelesaian yang telah dilakukan selama ini pun terlihat sebatas para pelaku terorismenya saja. Masih terasa kurang upaya pendekatan dari sisi para korban. Kalaupun ada, masih sebatas statistik atau jumlah korban. Mestinya, langkah yang perlu diambil juga diarahkan kepada tindakan moral, seperti membuat deklarasi korban yang ditujukan kepada public. Hal itu dapat memberikan pemahaman kepada seluruh komponen masyarakat, yang selanjutnya menerbitkan kesadaran pada jiwa masing-masing individu bahwa terorisme adalah tindakan keji, apapun motif yang sengaja diselubungkan.
Pemerintah dalam mengupayakan langkah penyelesaian, juga diharapkan jangan sampai terjebak oleh tindakan teroris yang sengaja mencari momentum yang tepat untuk memecah belah persatuan. Seperti pengeboman yang baru saja terjadi, pada saat Negara kita sedang menghadapi agenda pemilihan presiden. Jika isu-isu berkembang tidak disikapi secara bijak, hanya akan dapat menimbulkan permasalahan baru yang memperumit situasi bangsa.
Kesimpulanya, terorisme adalah tragedi kemanusiaan yang merupakan masalah bersama, tanpa perlu dikaitkan dengan motif-motif lain yang dapat mengaburkan pengertianya. Marilah bangsa ini sepakat untuk mendengungkan “ Tidak ada tempat bagi teroris di Negara kita”.
Mungkin ga’ ,..politik bisa seperti itu…….????
Salah satu penyesalan gw karena dulu pingin bgt masuk jurusan hukum atau politik, sayangnya belum nasip gw kali'..
Tapi, yg buat bingung ….dibalik pengetahuan gw yg sekedar , gw tetap berminat terhadap hal2 yang beraroma politik...meskipun sebenarnya gw juga tahu bahwa yg namanya ‘politik’ itu tidak lepas dari taktik dan strategi yg lebih menitik beratkan pada cara meraih kekuasaan.
Untuk ber'positif thinking', mungkin saja karena ada sisi isimewa lain dari 'politik' yg sampai sekarang belum gw sadari. Mungkin saja secara berangsur2, dengan lebih banyak belajar, gw akan tahu apa makna dari politik.Mungkin saja…….
Yang jelas ini hanya uneg2 gw sebagai anak negeri,
berawal dari pengamatan gw atas apa yang dicontohkan ‘orang-orang pandai berpolitik’ bangsa ini ataupun dari Negara-negara lain.
Mereka membuat ‘politik’ itu sebagai sesuatu yang membingungkan dan rumit dipahami.
Yang membingungkan bukan tentang pengertian dari politik, karena itu dengan sendirinya akan terbentuk dari apa yang selama ini terlihat dari ‘politik’ itu sendiri.
Tapi yang membingungkan adalah, ‘politik’ yang ditunjukan mereka selalu sarat akan taktik dan strategi, yang bisa saja hal itu tidak terlepas dari tipu daya’ dan umbar janji. Apapun motifnya, suatu tujuan yang baik tentu tidak akan tercapai jika ditempuh dengan cara yang buruk.
Dalam kenyataanyapun, pasti ada saja yang merasa dibodohi, ditaklukan secara curang, dan lain sebagainya. Manusia yang pernah memimpin Negara ini, pasti saja pernah dihinggapi ‘kabar’ akan perihal negatif yang pernah dilakukan terhadap cara atau setelah kekuasaan itu diraihnya.
He..he…ok bro…ini sekedar melepas uneg2 kita sebagai generasi bangsa aja…
Dan, ehm...menurut gw banyak kehidupan kita yg bisa dibilang tidak bersentuhan dengan politik..dan gw cuma mau sebutin salah satu yang merupakan ‘induknya’. Yaitu “agama”.
Dalam ‘agama’ tersirat asal mula bumi dan isinya ini tecipta. Melalui agama kita mendapatkan pedoman hidup yang paling benar, semenjak dilahirkan hingga kita meninggal, bahkan kehidupan setelah meninggal. Dan salah satu ‘terpenting’ dari apa yang diajarkan oleh agama adalah, tindakan “moral” dalam kehidupan sebagai manusia dan hamba Allah.
“Agama” terlalu sakral untuk disentuh politik, oleh sebab itu ‘menjadikan agama sebagai lahan politik’ adalah tindakan yang salah.
Sebaliknya, kalaupun ‘politik’ itu memang tetap selalu ada dalam kehidupan, maka yang paling benar menurut saya adalah :
“Politik yang berlandaskan moral agama”
Dengan begitu, tentu saja masyarakat tidak akan dibingungkan lagi tentang ‘politik’ seperti apa yang paling benar. Yaitu politik tanpa umbar janji, yang bukan tipu daya, mengharamkan penindasan dan kecurangan.
Mungkin ga’ ,..politik bisa seperti itu…….????
He..he..
15 Jul 2009
Anak teknik berbicara politik ala kadarnya
Ga' tahu dari mana asal pemikiran yang mau gue tulis ini, tapi mungkin karena meriah suasana pesta demokrasi yang masih terasa, dan acara-acara di layar TV yang masih saja ramai dengan perdebatan tentang pemilu.
Waktu 'pencontrengan' memang telah usai, tapi siapa bilang kompetisi telah berakhir....
(Selagi sang pemenang belum ketahuan, arena kompetisi belumlah kosong dari persaingan. Tetap saja ada yang berkoar-berkoar).
Yang patut dicermati, ternyata strategi yang digunakan para kompetitor sangatlah fleksibel untuk dirubah sesuka hati.
Sebelum pemungutan suara mereka menebar janji, dan setelah itu...kecepatan insting mereka yang terlatih untuk menebak hasil yang samar-samar terlihat.
Apabila 'aroma' kekalahan yang tercium, maka 'sudah tradisi' jika 'hasutan', tebar 'isu', 'saling tuduh', yang menjadi langkah selanjutnya.
Tidak mengapa jika nilai luhur 'sportifitas' ditinggalkan sebentar, selagi masih ada usaha yang dapat dilakukan...meskipun itu sia-sia dan hanya menebarkan perselisihan.
Tahukah mereka bahwa masyarakat bangsa ini banyak yang telah pandai. Hal-hal 'picik' seperti itu malah menurunkan harga diri mereka yang sebelumnya telah susah-payah ditawarkan kepada para konsumen pemilih.
Aku yang lebih terbiasa berpikir secara 'teknik' memang akan pusing 7 keliling jika dipaksa untuk terus berpikir hal-hal yang berbau 'politik' seperti yang tertera di atas.
Yang jelas : jika mendengar kata 'politik'...konotasi yang ada dikepalaku pasti lebih ke arah negatif.
Sedikit banyaknya, Politik itu pasti 'kotor' dan bukan politik kalo tidak 'kotor'.
Seandainya saja, tidak perlu ada kata 'politik' dalam kehidupan suatu bangsa !!!.
Sederhana saja pikiran yang ada di kepalaku,...aku hanya ingin seorang pemimpin yang mempunyai jiwa bersih dalam 'memimpin'. Jika sudah tersangkut 'politik', berarti dia juga 'kotor' dan mempunyai pikiran yang lebih terkonsep untuk menguasai dengan segala cara.
Adapun hal menarik yang aku tangkap dari kata 'Demokrasi'....sebenarnya demokrasi yang seperti apa yang dianut oleh negara kita...demokrasi seperti negara mana yang terpaksa 'diekori' oleh negara kita...dan apakah memang itu yang terbaik buat bangsa kita...??
Dalam 'Demokrasi' kekuasaan penuh berada pada rakyat / suara terbanyak yang menentukan'.
Lalu, bagaimana jika terjadi suatu 'pemilihan sistem pemerintahan' secara demokrasi, dan dalam pemilihan tersebut rakyat malah memilih 'sistem pemerintahan yang bukan berdemokrasi', sebut saja sistem 'kerajaan' misalnya....
Dapatkah 'demokrasi' menerima keputusan tersebut,... sistem kerajaan yang terpilih secara 'demokrasi'.
Lalu, apakah mungkin 'sistem kerajaan' tersebut berjalan di atas pilar demokrasi....????
Tapi, bukankah pilihan yang terjadi berdasarkan asas demokrasi...!!!
bingung kan??? gue juga bingung apa yang gue tulis..ha..ha....
11 Jul 2009
Menjaga Hasil Pilpres Membutuhkan Kepedulian Kita Bersama
Setelah lima tahun tampuk pemerintahan di negara kita dipegang oleh presiden dan wakilnya yang terpilih melalui pemilu sebelumnya, akhirnya sampailah juga kita pada pesta demokrasi yang baru saja usai pada tanggal 8 Juli 2009. Para pemilih di Negara kita sekarang ini, semakin mengerti peran penting mereka dalam pesta demokrasi. Mereka bukan saja berbondong-bondong mendatangi TPS (tempat pemungutan suara), tapi juga banyak yang protes apabila tidak mendapatkan haknya sebagai pemilih. Pemahaman masyarakat dalam berdemokrasi seperti ini patut disyukuri.
Dan pemilu kali ini dapat dikatakan berlangsung cukup tertib dan lancar. Meskipun masalah ‘kecurangan’ seakan menjadi suatu hal yang lumrah untuk digembar-gemborkan dalam beberapa kali pemilu, tapi kali ini tidak sampai menimbulkan aksi berlebihan yang dapat mengganggu ketentraman masyarakat.
Memang ada benarnya jika dikatakan menjadi presiden di Negara ini merupakan profesi yang melibatkan banyak pihak, serta dalam pemilihanya sangat rawan terjadi kecurangan yang dilakukan pihak satu ke pihak lainnya. Akan tetapi, semoga saja masalah ‘kecurangan’ bukan sengaja dijadikan ‘tema’ yang diada-adakan oleh pihak kalah untuk menebarkan isu negatif tentang pihak yang menang. Jika yang terjadi seperti itu, masyarakat tentu akan bertanya-tanya “Bagaimanakah para kompetitor calon pemimpin negara ini menghargai arti sportifitas ?”.
Pemilu merupakan pesta demokrasi terbesar di Negara ini, tentunya perlu persiapan dan yang matang sebelum merayakanya. Apalagi pemilu yang sekarang ini, memiliki perbedaan jika dibandingkan pemilu-pemilu sebelumnya. Dengan adanya pihak-pihak yang merasa dirugikan karena terjadi kekisruhan seperti masalah daftar pemilih tetap (DPT), merupakan pecutan bagi panitia pelaksana pemilu, agar selanjutnya menjadi pelajaran untuk lebih bertanggung jawab dalam mempersiapkan pelaksanaan pesta demokrasi.
Dari hal itu dapat ditarik kesimpulan bahwa seharusnya kita dapat memaknai secara positif segala sesuatu yang telah kita lalui, kesalahan yang terjadi pada pemilu saat ini patut menjadi pelajaran bersama yang diupayakan untuk tidak terjadi di kemudian hari. Sangatlah tidak terpuji jika ada pihak tertentu yang menjadikanya sebagai upaya untuk menyulut permasalahan baru. Dan bagaimanapun, penyelesaianya secara tuntas tetaplah harus melalui mekanisme yang benar.
Selanjutnya, hal yang paling penting dan dinanti-nanti setelah terselenggaranya pemilu adalah hasil pilpres. Begitu penting, hingga memerlukan pengawasan khusus oleh lembaga terkait agar tidak terjadi kecurangan dalam proses penghitungan suara. Pupuslah cita-cita bangsa ini untuk memilih pemimpin bijaksana, jika pemilunya saja dilaksanakan secara tidak jujur.
Selain itu, kerja sama mengawal proses penghitungan suara juga membutuhkan kepedulian setiap elemen bangsa. Karena pemilu tidak lain menyangkut masa depan kita bersama di Negara ini. Bagi mereka yang berperan secara langsung dalam mengawasi proses penghitungan suara, tentunya telah memiliki tugas yang jelas untuk mengawasi jalanya proses tersebut. Konsistensi dan kejujuran adalah hal utama yang harus dibuktikan dalam mengemban tugas mereka.
Namun masih ada satu hal yang patut diperhatikan, bahwa peran masyarakat awam tidak kalah pentingnya. Jangan sampai keawaman itu malah menjadikan mereka sebagai pihak yang pasrah dan tidak terlalu perduli terhadap hasil pemilihan. Mereka harus turut kritis dengan berperan dalam mengawasi jalanya pilpres. Sesungguhnya kekuatan demokrasi ada pada masyarakatnya yang paham dan bebas menentukan pilihan sesuai dengan kebenaran hati nuraninya.
Dan pemilu kali ini dapat dikatakan berlangsung cukup tertib dan lancar. Meskipun masalah ‘kecurangan’ seakan menjadi suatu hal yang lumrah untuk digembar-gemborkan dalam beberapa kali pemilu, tapi kali ini tidak sampai menimbulkan aksi berlebihan yang dapat mengganggu ketentraman masyarakat.
Memang ada benarnya jika dikatakan menjadi presiden di Negara ini merupakan profesi yang melibatkan banyak pihak, serta dalam pemilihanya sangat rawan terjadi kecurangan yang dilakukan pihak satu ke pihak lainnya. Akan tetapi, semoga saja masalah ‘kecurangan’ bukan sengaja dijadikan ‘tema’ yang diada-adakan oleh pihak kalah untuk menebarkan isu negatif tentang pihak yang menang. Jika yang terjadi seperti itu, masyarakat tentu akan bertanya-tanya “Bagaimanakah para kompetitor calon pemimpin negara ini menghargai arti sportifitas ?”.
Pemilu merupakan pesta demokrasi terbesar di Negara ini, tentunya perlu persiapan dan yang matang sebelum merayakanya. Apalagi pemilu yang sekarang ini, memiliki perbedaan jika dibandingkan pemilu-pemilu sebelumnya. Dengan adanya pihak-pihak yang merasa dirugikan karena terjadi kekisruhan seperti masalah daftar pemilih tetap (DPT), merupakan pecutan bagi panitia pelaksana pemilu, agar selanjutnya menjadi pelajaran untuk lebih bertanggung jawab dalam mempersiapkan pelaksanaan pesta demokrasi.
Dari hal itu dapat ditarik kesimpulan bahwa seharusnya kita dapat memaknai secara positif segala sesuatu yang telah kita lalui, kesalahan yang terjadi pada pemilu saat ini patut menjadi pelajaran bersama yang diupayakan untuk tidak terjadi di kemudian hari. Sangatlah tidak terpuji jika ada pihak tertentu yang menjadikanya sebagai upaya untuk menyulut permasalahan baru. Dan bagaimanapun, penyelesaianya secara tuntas tetaplah harus melalui mekanisme yang benar.
Selanjutnya, hal yang paling penting dan dinanti-nanti setelah terselenggaranya pemilu adalah hasil pilpres. Begitu penting, hingga memerlukan pengawasan khusus oleh lembaga terkait agar tidak terjadi kecurangan dalam proses penghitungan suara. Pupuslah cita-cita bangsa ini untuk memilih pemimpin bijaksana, jika pemilunya saja dilaksanakan secara tidak jujur.
Selain itu, kerja sama mengawal proses penghitungan suara juga membutuhkan kepedulian setiap elemen bangsa. Karena pemilu tidak lain menyangkut masa depan kita bersama di Negara ini. Bagi mereka yang berperan secara langsung dalam mengawasi proses penghitungan suara, tentunya telah memiliki tugas yang jelas untuk mengawasi jalanya proses tersebut. Konsistensi dan kejujuran adalah hal utama yang harus dibuktikan dalam mengemban tugas mereka.
Namun masih ada satu hal yang patut diperhatikan, bahwa peran masyarakat awam tidak kalah pentingnya. Jangan sampai keawaman itu malah menjadikan mereka sebagai pihak yang pasrah dan tidak terlalu perduli terhadap hasil pemilihan. Mereka harus turut kritis dengan berperan dalam mengawasi jalanya pilpres. Sesungguhnya kekuatan demokrasi ada pada masyarakatnya yang paham dan bebas menentukan pilihan sesuai dengan kebenaran hati nuraninya.
3 Jul 2009
MEMBIARKAN CINTA SEJATI TAK TERKATAKAN ADALAH RUTE TERCEPAT UNTUK MENUJU HATI YANG SALAH
Seseorang yang pandai merangkai kata-kata cinta adalah seorang pembual!!.
Jikalau dikatakan memang tidak semuanya begitu, tapi tidak ada pula yang menyangkal bahwa kebanyakan memang seperti itu.
Dan wahai seluruh kaum hawa, jangan sampai kalian terjatuh pada bujuk rayu mereka.
Sebenarnya kepandaian mereka membual tentang cinta, dikarenakan kelemahan mereka untuk berani mendekati wanita.
Kata-kata indah dan romantis yang sering mereka umbar, karena mereka memang pandai mencurahkan segala perasaan untuk menuliskanya. Perasaan kesepian yang telah menahun,perasaan ingin mendapatkan cinta sejati yang belum pernah diraih, perasaan ingin dicintai dan mencintai.
Dalam waktu yang sangat lama mereka berkubang dalam kawah perasaan yang sangat dalam, sehingga wajar menjadi manusia perasa yang selalu berkata dengan hati.
Akan tetapi, tetaplah norma yang ada di dunia ini tidak berbelas kasihan dan menyetujui alasan mereka itu untuk menjadi suatu sebab yang tepat untuk meraih cinta pujaan hatinya. Mereka dikatakan pembual picisan yang hanya dapat menjadi pecundang, hanya pandai bermain kata dan menjajikan mimpi.
Namun apalah daya yang dapat dilakukan, jika memang seperti itulah takdir sang pujangga.
Entah dalam hal apapun sang pujangga yang menyairkan isi hati mereka, aku menganggap kebanyakan dari mereka hanya bisa membual tanpa berusaha ....
"Jika mereka mengkritik, mereka hanya bisa mencaci ketimpangan tanpa sadar untuk mengkritisi diri sendiri. Mereka dianggap pahlawan oleh segelintir orang, tapi lebih banyak lagi yang tidak menyukai keberadaan mereka yang hanya bisa melebih-lebihkan"
"Sungguh tak terkira, jika mereka sudah menuangkan mimpi dan khayalan mereka dalam karya kehidupan. Segala pikiran yang ada di kepala mereka hanyalah keindahan, dan berambisi untuk dapat diraih. Mereka lupa bahwa kehidupan selalu dua sisi, tidak ada yang sempurna, apalagi dengan tidak menyadari kekurangan diri".
Yang aku tahu kehidupan seorang pujangga selalu rumit, dihinggapi kesepian, dipenuhi mimpi,....
Gibran hanyalah seorang manusia sedih yang hingga saat kematianya tetap sendiri. Shakspere hanyalah seorang lelaki buruk rupa, kurus dan botak. Meskipun tetap ada yang menghargai pikiran mereka sebagai maha karya, setidaknya mungkin manusia yang sama bernasip naasnya.
AKU PATUT BERSYUKUR KARENA MERASA TIDAK DILAHIRKAN SEBAGAI SEORANG PUJANGGA, JIKALAUPUN SEKARANG AKU MASIH SENDIRI, MUNGKIN KARENA AKU BELUM MENYADARI BAHWA " MEMBIARKAN CINTA SEJATI TAK TERKATAKAN ADALAH RUTE TERCEPAT UNTUK MENUJU HATI YANG SALAH".
Saat yang indah hanya akan hadir pada waktu yang tepat......
Langganan:
Postingan (Atom)