Selama Tuhan pemilik langit dan bumi masih memberikan kita nafas, dan selama Tuhan yang maha pemberi ilmu masih memberikan kita ilmu pengetahuan, maka janganlah ragu untuk menulis. Tuliskan saja, dan editlah belakangan. Dengan begitu, kamupun menulis tanpa beban. PLONG!. Lega rasanya..
14 Des 2008
Kelangkaan Elpiji Dan Kelanjutan Konversi
Sekarang ini, program konversi minyak tanah ke elpiji tabung tiga kilogram tengah digalakkan pemerintah. Patutlah diperhatikan secara serius agar program ini dapat berjalan secara berkesinambungan.
Tetapi, perencanaan program pengalihan minyak tanah ke elpiji masih sangat lemah. Kebijakan pemerintah tentang Konversi Energi dari Minyak Tanah, terkesan hanya sebagai kebijakan parsial yang kurang komprehensif dan belum terencana matang. Sehingga mengakibatkan munculnya sejumlah kendala dalam pelaksanaan di lapangan. Minimnya sosialisasi membuat masyarakat ragu untuk beralih ke elpiji, demikian pula para agen minyak tanah yang merasa belum siap menjadi distibutor.
Bisa jadi, itu merupakan biang kelangkaan minyak tanah saat ini. Ketika konversi ke elpiji belum siap, pasokan minyak tanah sudah dibatasi di beberapa daerah. Walaupun program ini tetap berjalan, tetapi masih dalam lingkup kecil. Hal ini patut menjadi alasan utama yang harus segera dicari penyebabnya.
Ketersediaan gas dan tabung elpiji yang masih belum maksimal, selain karena tidak semua agen minyak tanah beralih menjadi agen elpiji, kelangkaan ini disebabkan pendistribusian elpiji yang sangat rentan, sehingga harus diadakan pengawasan yang lebih ketat. Dengan pengertian yang lebih luas bahwa keterbatasan infrastruktur elpiji yang belum mampu mengimbangi pertumbuhan permintaan membutuhkan perhatian yang lebih serius.
Jika pihak-pihak terkait ingin kondisi kelangkaan ini segera diatasi, patut diperhatikan faktor pasokan maupun pendistribusian elpiji. Karena hal ini merupakan unsur penting bagi kelanjutan program konversi minyak tanah ke elpiji yang sekarang ini tengah digalakkan pemerintah.
Dan seandainya telah terjadi kecurangan dalam pendistribusian, seperti ulah agen yang sengaja menimbun, menyusul isu kenaikan harga elpiji bersamaan pengumuman pemerintah menaikkan harga BBM, mestinya lebih mudah diidentifikasi dan dikoreksi karena semua distributor bekerja di bawah kontrol Pertamina. Untuk itu Fungsi kontrol dari Pertamina pun harus berjalan secara benar.
Dengan terbatasnya infrastruktur elpiji, tidak mampu mengimbangi pertumbuhan permintaan bahan bakar. Akhirnya akan berujung pada kehidupan masyarakat yang semakin terkendala dan orang-orang kecil yang paling merasakan dampaknya. Untuk itu, patutlah dipikirkan bahwa permasalahan yang menyangkut kehidupan orang banyak, haruslah menjadi pemikiran utama.
Saran terbaik adalah sudah saatnya mengubah subsidi elpiji ke subsidi langsung. Atau kelanjutan pelaksanaan program ini, seharusnya tidak hanya mengandalkan Pertamina. Sebaiknya ada ketetapan dan dukungan dari pemerintah, hingga ada evaluasi bagaimana pelaksanaan ke depan yang terbaik.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
1 komentar:
cuy.. selamet ye..!!
ini kan tulisan ente yg masuk Sindo.
keep up the good job!
Posting Komentar