Kemana perginya cahaya Hati ini,
jika yang dinamakan cahaya itu memang ada, seperti yang selama ini mereka rasakan...
Lantas, apakah selama ini hatiku hanya diliputi temaram ?
Mungkin memang begitu, karena aku sepertinya tidak sebahagia mereka...
Hati tanpa cahaya dikatakan hati yang temaram,
tanpa ada perasaan bahagia yang belebih.
Tapi apa benar begitu naas keadaan diriku?
Jika yang kukatakan ini hanyalah prasangka dan keraguan..
"kemana" "seperti" "mungkin" "tapi"...
Bukankah itu semua adalah kata-kata keraguan...
Aku yang ragu akan diriku, ragu akan penilaian terhadap diriku sendiri, atau ragu dengan cara kalian yang menilai diriku.
Ragu, ragu dan selalu ragu...
Seharusnya tidak ada alasan untuk ragu pada diriku sendiri,
karena aku adalah aku, tidak akan bisa jadi kalian atau mereka
tapi mungkin pantaslah jika aku ragu terhadap penilaian kalian,
karena sesunguhnya kalian juga ragu akan diri sendiri
masih ada kata 'mungkin' dari jawaban keraguan ini...
maka 'sepertinya' aku tidak akan menemukan jawaban yang pasti,
'mungkin' karena aku, kau dan kita hanyalah manusia..
yang akan selalu ragu dalam kehidupan ini.
'mungkin'....
Selama Tuhan pemilik langit dan bumi masih memberikan kita nafas, dan selama Tuhan yang maha pemberi ilmu masih memberikan kita ilmu pengetahuan, maka janganlah ragu untuk menulis. Tuliskan saja, dan editlah belakangan. Dengan begitu, kamupun menulis tanpa beban. PLONG!. Lega rasanya..
30 Okt 2009
Terkasih
Hidup jauh dari rileks, bingung antara motivasi dan ambisi, terasa jauh dari keramaian,...
tapi aku tahu semuanya tetap ada dan tersedia bagiku selama di hati kecil ini masih ada kalian2 orang yang kukasihi....
tapi aku tahu semuanya tetap ada dan tersedia bagiku selama di hati kecil ini masih ada kalian2 orang yang kukasihi....
26 Okt 2009
hidup yang juga mimpi
Coba menunjuk satu bintang, yang ingin diraih dalam mimpi....
Jangan hiraukan bintang yang selalu di langit dan tetap terlalu tinggi untuk dapat diraih, karena ini semua tetap mimpi....
Seperti hidup yang juga mimpi, hingga terbit kesadaran bahwa yang nyata setelah kau mati.
Ataukah kalian yang hidup di jaman sekarang lebih memuja dunia yang tampak seperti nyata, dan mengganggap kehidupan setelahnya hanyalah mimpi dari orang-orang terdahulu.
Jangan hiraukan bintang yang selalu di langit dan tetap terlalu tinggi untuk dapat diraih, karena ini semua tetap mimpi....
Seperti hidup yang juga mimpi, hingga terbit kesadaran bahwa yang nyata setelah kau mati.
Ataukah kalian yang hidup di jaman sekarang lebih memuja dunia yang tampak seperti nyata, dan mengganggap kehidupan setelahnya hanyalah mimpi dari orang-orang terdahulu.
21 Okt 2009
[Kiat Menulis] Tak Ada Istilah “Tulisan Fals” Posted in Dunia Penulisan, Motivasi
Anda mungkin sering melihat sebuah iklan kopi di televisi yang menayangkan sosok suara pria bersuara fals. Lalu muncul si narator dengan ucapan, “Enggak semua orang bisa bermain musik.”
Ya, di dunia musik, memang suara merdu banyak ditentukan oleh bakat alam. Ada orang yang ditakdirkan bersuara merdu, sehingga dia berpotensi besar menjadi seorang penyanyi sukses. Sementara ada orang (termasuk saya) yang bersuara fals, pas-pasan, sehingga nyaris tak mungkin menjadi penyanyi sukses.
Ada seorang teman yang pernah berkata pada saya, “Penyanyi dan penulis pada dasarnya sama. Ada orang yang suaranya fals, sehingga tak mungkin jadi penyanyi. Ada juga orang yang tulisannya jelek, sehingga tak mungkin menjadi penulis.”
Pendapat seperti ini bukan hanya dilontarkan oleh orang awam. Bahkan Stephen King – penulis cerita horor paling ngetop sedunia – pun, dalam bukunya On Writing, menjelaskan bahwa ada penulis luar biasa seperti Kahlil Gibran atau Ernest Hemingway, ada pula penulis yang biasa-biasa saja seperti kita-kita ini. Menurut King, seorang penulis yang biasa-biasa saja tak mungkin “naik status” menjadi penulis luar biasa.
Walau Stephen King termasuk salah seorang penulis yang paling terkenal sedunia, saya SANGAT TIDAK SETUJU dengan pendapatnya ini.
Di dunia penulisan, tidak ada istilah “tulisan fals”. Dunia penulisan SANGAT BERBEDA dengan dunia musik.
Pada dasarnya, siapa saja bisa menjadi penulis. Siapa saya bisa menjadi penulis yang luar biasa. Termasuk Anda dan saya!
Yang Anda butuhkan untuk “naik status” menjadi seorang penulis yang luar biasa adalah seperti yang pernah saya jelaskan di sini.
Itu saja. Tak lebih dan tak kurang.
Dunia penulisan tidak mengenal istilah “tulisan fals”.
Salam Sukses!
Jonru
20 Okt 2009
Suara Mahasiswa Koran Sindo
KALAU ditanya soal bentuk,tidak ada lagi bentuk yang bagus selain “lingkaran”. Seperti halnya anting, gelang, cincin,kalung,dan jam tangan,atau bahkan roda kendaraan bermotor, semuanya diciptakan “beraroma” lingkaran.
Jika sudah berbentuk lingkaran, maka apa pun itu akan mudah berputar. Lingkaran itu tidak abstrak,lingkaran itu jelas dan tidak melengos. Bahkan burung garuda pun sebisa mungkin berpose semirip lingkaran, sesaat sebelum dipastikan menjadi lambang. Lingkaran itu harus aktif, tidak boleh pasif atau bahkan stop di tengahtengah jalan.
Lihat saja akuarium di rumah,di samping layar kaca.Air akuarium harus terus berputar agar ikan-ikan kecil selalu segar bugar.Air kotor masuk ke dalam kotak penyaringan melalui mesin penyedot, lalu diproses sedemikian rupa agar keluar kembali ke dalam akuarium dalam bentuk air yang bersih. Ikan-ikan kecil pun senantiasa hidup segar, tidak lumpuh atau sakit kepala.Apalagi di negeri ini,semua harus bersifat lingkaran.
Saat ini kita ramai berbicara mengenai menteri, saya jadi ingat ungkapan “wakil presiden dan para menteri hanyalah pembantu presiden”. Itu memang terdengar wajar saja. Ada dua kasus yang beraroma “pembantu”.Pertama,mobilisasi: andaikata genteng rumah kita bocor dan kita giring penduduk, termasuk yang uzur,merangkak-rukuk naik ke atap untuk membetulkannya hingga keringatnya menetes deras di teras rumah dan matanya berkunang-kunang, itu artinya kita memobilisasi mereka.
Kedua,partisipasi: bilamana saluran air mampat dan kita ajak mereka baikbaik untuk membersihkannya hingga lingkungan tidak jadi kubangan, itu artinya kita buka pintu mereka berpartisipasi. Kedua kasus tersebut membuat penduduk tersebut terlihat seperti pembantu.Namun,sebenarnya terdapat jurang harga yang curam di antara kasus pertama dan kedua.Ibarat perhiasan,penduduk pada kasus pertama bagaikan kantong plastik kresek.
Adapun pada kasus kedua,para penduduk ibarat tas kulit buaya. Berhubung pemerintahan yang mantap bukanlah mereka yang berurusan dengan genteng bocor atau bahkan saluran air mampet,maka satu-satunya urusan yang tersedia baginya adalah masalah pembangunan.Kedua jenis kasus tersebut bisa saja mencapai hasil yang sama, maka kemungkinan berhasilnya pembangunan fisik baik lewat mobilisasi atau partisipasi pun sama besarnya.
Kabinet yang baik itu haruslah berbau lingkaran,“dari rakyat untuk rakyat”.Tak peduli orang-orang di dalamnya,percuma saja peduli kalau kami tidak akrab dengan orang-orang itu.Peduli setan! Kami hanya ingin hasil dari keringat kami yang disedot mesin pemerintahan. Lingkaran harus terasa di dalam kehidupan kami,sirkulasinya harus jelas dan tetap bersih, sebersih potongan janji yang keluar dari dalam mulut gua.
Kata kakekku,“Peranan pemimpin bukanlah faktor penentu mutlak karena bagaimanapun faktor massa yang dipimpinnya pada saat-saat tertentu merupakan faktor yang amat dominan.”Ternyata....(*)
Hagiant Rassinata
Mahasiswa Fakultas Seni Rupa,
Institut Kesenian Jakarta
Jika sudah berbentuk lingkaran, maka apa pun itu akan mudah berputar. Lingkaran itu tidak abstrak,lingkaran itu jelas dan tidak melengos. Bahkan burung garuda pun sebisa mungkin berpose semirip lingkaran, sesaat sebelum dipastikan menjadi lambang. Lingkaran itu harus aktif, tidak boleh pasif atau bahkan stop di tengahtengah jalan.
Lihat saja akuarium di rumah,di samping layar kaca.Air akuarium harus terus berputar agar ikan-ikan kecil selalu segar bugar.Air kotor masuk ke dalam kotak penyaringan melalui mesin penyedot, lalu diproses sedemikian rupa agar keluar kembali ke dalam akuarium dalam bentuk air yang bersih. Ikan-ikan kecil pun senantiasa hidup segar, tidak lumpuh atau sakit kepala.Apalagi di negeri ini,semua harus bersifat lingkaran.
Saat ini kita ramai berbicara mengenai menteri, saya jadi ingat ungkapan “wakil presiden dan para menteri hanyalah pembantu presiden”. Itu memang terdengar wajar saja. Ada dua kasus yang beraroma “pembantu”.Pertama,mobilisasi: andaikata genteng rumah kita bocor dan kita giring penduduk, termasuk yang uzur,merangkak-rukuk naik ke atap untuk membetulkannya hingga keringatnya menetes deras di teras rumah dan matanya berkunang-kunang, itu artinya kita memobilisasi mereka.
Kedua,partisipasi: bilamana saluran air mampat dan kita ajak mereka baikbaik untuk membersihkannya hingga lingkungan tidak jadi kubangan, itu artinya kita buka pintu mereka berpartisipasi. Kedua kasus tersebut membuat penduduk tersebut terlihat seperti pembantu.Namun,sebenarnya terdapat jurang harga yang curam di antara kasus pertama dan kedua.Ibarat perhiasan,penduduk pada kasus pertama bagaikan kantong plastik kresek.
Adapun pada kasus kedua,para penduduk ibarat tas kulit buaya. Berhubung pemerintahan yang mantap bukanlah mereka yang berurusan dengan genteng bocor atau bahkan saluran air mampet,maka satu-satunya urusan yang tersedia baginya adalah masalah pembangunan.Kedua jenis kasus tersebut bisa saja mencapai hasil yang sama, maka kemungkinan berhasilnya pembangunan fisik baik lewat mobilisasi atau partisipasi pun sama besarnya.
Kabinet yang baik itu haruslah berbau lingkaran,“dari rakyat untuk rakyat”.Tak peduli orang-orang di dalamnya,percuma saja peduli kalau kami tidak akrab dengan orang-orang itu.Peduli setan! Kami hanya ingin hasil dari keringat kami yang disedot mesin pemerintahan. Lingkaran harus terasa di dalam kehidupan kami,sirkulasinya harus jelas dan tetap bersih, sebersih potongan janji yang keluar dari dalam mulut gua.
Kata kakekku,“Peranan pemimpin bukanlah faktor penentu mutlak karena bagaimanapun faktor massa yang dipimpinnya pada saat-saat tertentu merupakan faktor yang amat dominan.”Ternyata....(*)
Hagiant Rassinata
Mahasiswa Fakultas Seni Rupa,
Institut Kesenian Jakarta
19 Okt 2009
lirik kami
Wahai kalian yang membenci lirik kami,
Jangan lo pikir nulis lirik itu gampang,
Karena untuk nulis ga’ sama dengan ngoceh sembarang.
Kecuali apa yang pingin lo tulis emang nyeritain isi otak lo yang terbelakang
Lo yang cuma bisa melonglong dengan tabiat yang merongrong
Lebih suka sombong padahal hanya seperti kambing ompong
Tapi tidak dengan kami,
meski kami pembangkang, kami ingin berjuang dan berkembang
dengan lagu yang mungkin terdengar sumbang.
syair kata-kata yang kunyanyikan dengan terbata-bata
Wahai sobat, dengarkanlah syair kata-kata yang kunyanyikan dengan terbata-bata
Bukan untuk mengumbar kata demi karya, tapi hanyalah daya dari aku yang nestapa
Aku memang tak pandai memainkan nada, tapi rasa yang membuat aku bisa
Tak perduli kalian bilang aku gila, karena nanti juga kan sirna apa yang kalian hina…
Setelah tahu yang pantas dipuja adalah yang tak mengiba terhadap duka.
Sebenarnya aku risih untuk bercerita tentang apa yang membuat aku tersisih,
Karena ini hanya masalah situasi yang belum menerima kenyataan yang pasti.
Bahwa apa adanya aku adalah pasti apa yang ada dalam pikiranku sendiri,
Percuma kalian berisik jika hanya mencaci aku yang memang pasti begini.
Tak ada guna berselisih karena kau, aku dan kita pasti mati.
Wahai sobat, mungkin apa yang kurasa juga sama dengan yang kalian rasa
Karena raga kita sama-sama muda dan pernah galau untuk mengartikan dunia.
Tapi yang utama adalah bagaimana cara kita menyimpan asa, yang dapat menjadi usaha untuk kita berjaya.
Jangan pedulikan makna maya dari dunia kita, yang lebih mengutamakan kasta ataupun harta.
Bahkan cinta dapat menjadi tipu daya demi puaskan dahaga durjana
Tetaplah yakin sobat, agama yang utama.
Syair ini hanyalah apa yang kurasa di dalam hati,
Kutulis sendiri agar dapat menemukan arti,
Sekali lagi…janganlah kalian mencaci
Aku bernyanyi hanya untuk menghibur diri
Diri sendiri yang sedang mencari jati diri
Semoga nurani dapat menghayati apa yang hakiki
17 Okt 2009
aku ingin pulang
Kabinet
Dalam pemerintahanya kali ini, inisiatif dari SBY dikatakan unik karena lain dari biasanya. SBY tidak mengikutsertakan ketua partai dalam penyusunan pemerintahan koalisi. Terlepas dari benar atau tidaknya yang dilakukan SBY ini, tetap tak sedikit orang yang menyatakan agar dalam penyusunan kabinet SBY jangan bersikap semena-mena dan mengabaikan aspirasi masyarakat.
Inisiatif SBY untuk tidak menempatkan orang-orang parpol dalam jabatan strategis, seperti menteri pertahanan, kepala badan usaha milik negara, jaksa agung dan Kepala Badan Intelijen Negara juga patut diberi acungan jempol. Namun, kita juga patut bertanya, apakah seorang presiden yang terpilih bukan berasal dari parpol? Apakah benar mereka yang berasal dari kelompok independen non-parpol bebas dari kepentingan politik dan uang? Polemik semacam ini bukan hal yang baru.
Dan dari hal di atas, dapat diketahui bahwa bentuk pemerintahan yang akan dibentuk SBY ini adalah pembentukan koalisi besar nasional. Ada beberapa dampak yang dapat diuraikan dari pembentukan koalisi tersebut, di satu sisi ini positif karena menyatukan berbagai komponen bangsa di dalam kabinet. Di sisi lain, ini juga berbahaya mengingat 'aturan main koalisi' yang dibuat dapat menafikan aspirasi politik rakyat karena rendahnya kekuatan penyeimbang di DPR terhadap eksekutif. Jika hal kedua yang lebih mengemuka, DPR hanya akan menjadi pengikut kebijakan saja dan tidak dapat mengemban peranan eksekutifnya secara total.
Jika itu memang benar terjadi, fenomena politik semacam itu dapat menjurus pada sistem pemerintahan otoriter. Parpol tentunya tak dapat berbuat banyak karena terbelenggu oleh 'Aturan Main Koalisi' tersebut. Sedangkan pertanyaan bahwa akankah kabinet lebih efektif dan syarat dengan keberhasilan, juga masih tanda tanya besar, mengingat berbagai pakta politik hanyalah aturan yang ada di atas kertas.
Efektivitas dan keberhasilan kinerja kabinet akan sangat ditentukan apakah Presiden dapat mengarahkan langkah apa saja yang harus dilakukan secara cepat dalam mengejawantahkan program dan rencana aksi 5 tahunan kabinet, serta langkah-langkah apa saja yang harus dilakukan secara lambat tapi pasti.
Kesimpulanya semoga saja anggapan bahwa kabinet SBY merupakan kabinet penuh keragu-raguan tidak akan ada lagi, tentunya jika pada periode kedua pemerintahannya ini SBY lebih sigap dan berani mengambil keputusan yang cepat dalam situasi yang tepat pula. Karena tidak ada pula yang perlu diragukan lagi oleh SBY untuk berbuat yang lebih cepat dan tepat bagi rakyat, mengingat kekuatan politiknya yang sekarang sangat dominan baik di eksekutif maupun legislatif. Bila SBY ingin mewariskan suatu yang positif, inilah kesempatan terakhir. Namun jika ia tetap ragu-ragu untuk melakukannya secara radikal, kesempatan itu tidak akan datang dua kali.
Just opini
Kata para kritisi yang ada di negeri ini, ada dua ciri manusia Indonesia yang sangat relevan dengan kondisi kekinian bangsa kita.
Pertama, manusia Indonesia senang dengan kepura-puraan alias hipokrit.Sejak lama mereka dipaksa untuk menyembunyikan atau paling tidak menahan sesuatu yang dirasakan.Sikap yang tidak berterus terang seperti ini menghilangkan sifat untuk proaktif sehingga berakibat seolah-olah keadaan buruk yang mereka alami tidak bisa diubah dengan tangan mereka sendiri.
Kedua, manusia Indonesia enggan bertanggung jawab dan sering merasa tidak berkepentingan terhadap suatu hal. Pimpinan melemparkan kesalahan atau kegagalan ke bawahan dan bawahan melakukan ke bawahannya lagi. Banyak pemimpin Indonesia yang cenderung mencari kambing hitam atas kesalahan yang dilakukan.
Sedangkan jika kita mau ikut berpikir kritis, ada korelasi yang sangat dekat antara kepemimpinan dan kemajuan sebuah bangsa, sebab tak mungkin sebuah bangsa menjadi bangsa yang besar jika tidak memiliki pemimpin yang hebat dan sumber daya manusia yang berkualitas. Sebut saja Amerika Serikat, Jepang, dan China yang memiliki manusia-manusia luar biasa.
Jadi, walaupun Indonesia kaya akan sumber daya ekonomi,itu saja tidak cukup jika sumber daya manusianya tak dikembangkan. Bangsa ini perlu membangun manusia dan mengoptimalkan kemampuannya. Hal ini penting dan harus menjadi prioritas utama,terutama dalam hal pembangunan watak dan karakter.
Just opini
13 Okt 2009
Karma
Apa itu Karma? Katanya balasan atas segala tingkah laku...
Benarkah itu ada? Yang kutahu, segala prilaku memang berjejak dan tidak lepas berlalu.
Kalaupun benar, aku rasa itu hanya sebuah siluet dari salah satu pertanyaan kecil tentang kehidupan.
Karena takdir, tetap menyimpan misterinya yang susah terungkit meski perlahan.
Sisi tabiat dikatakan pasti hitam dan putih, namun susah dielak warna buram diantara keduanya.
Segala musebab prilaku tentu akan dihisab, tapi kadang manusia terlalu cepat bahkan sering salah menisbahkan makna.
Sadarilah bahwa misteri Ilahi tetaplah sempurna dengan kerahasiaanya,
kita hanya bisa menerka dengan pengetahuan sekedarnya.
12 Okt 2009
Answer post for my best Friend
Memiliki kegemaran baru yaitu 'USIL',
mari galakan gerakan USIL nasional demi meningkatkan produktifitas karya anak negeri!
cukup bawa optimisme, dan pemikiran positif-konstruktif.
Usil yang diUsulkan ini bukanlah Usil yang Asal ataupun Nakal...
melainkan gerakan Usil Massal yang mengharuskan kita menjadi orang yang Total dan loyal dalam bekreasi, serta Tegar jika sial dan aral menghadang...
Dengan begitu, diharapkan Generasi Usil bukan hanya dapat menjadi sekelompok Insan yang tak gentar dengan kata gagal, tapi juga membuktikan itu semua dengan sesuatu yang benilai mahal
10 Okt 2009
kata-kata ketir dari orang amatir yang berpikir untuk tidak lagi getir menapak takdir.
Saya berpikir bagaimana supaya tidak banyak pikiran, tapi setelah dipikir-pikir..
yang namanya pikiran pasti akan selalu ada.
Sedangkan orang yang tidak suka berpikir saja tetap berpikir, apa lagi orang yang selalu disinggahi pemikiran dalam pikiran dia.
Tapi kalau boleh saya menyindir diri saya sendiri yang pandir,
kenapa seeh saya terus saja memikirkan pikiran-pikiran yang sebenarnya hanya membuat isi hati menjadi satir dan akhirnya ketar-ketir mencari solusi yang malah menambah kawatir.
Takdir kan udah pasti hadir, lalu kenapa harus getir.
Ya udah deh, dari pada kalian memikirkan kata-kata ini, mending dipikir-pikir aja dulu terus berubah pikiran dan menyingkir.
Ini hanya kata-kata ketir dari orang amatir yang berpikir untuk tidak lagi getir menapak takdir.
8 Okt 2009
Manusia Bodoh
Kenapa harus bergelut untuk meraih semuanya, jika sebenarnya yang ada sudah sempurna..
Apa lagi yang dicari, jika ini semua adalah yang paling pantas diberika oleh Nya.
Lalu kenapa kekhawatiran sengaja dibiarkan menghantui diri,
jika sebenarnya hanya kesemuan sia-sia yang menyiksa diri.
Tentu tidak ada yang dapat menjawab semua itu secara sempurna,
karena kesempurnaan hanyalah miliNya.
Selain dari itu, hanyalah mahkluk yang tidak menyadari kebodohanya.
Bodoh karena tidak menyadari bahwa ini adalah apa yang terjadi pada diri kita.
Tapi kenapa tidak bisa menemukan makna, meski tak bisa menjawab secara sempurna.
Apa lagi yang dicari, jika ini semua adalah yang paling pantas diberika oleh Nya.
Lalu kenapa kekhawatiran sengaja dibiarkan menghantui diri,
jika sebenarnya hanya kesemuan sia-sia yang menyiksa diri.
Tentu tidak ada yang dapat menjawab semua itu secara sempurna,
karena kesempurnaan hanyalah miliNya.
Selain dari itu, hanyalah mahkluk yang tidak menyadari kebodohanya.
Bodoh karena tidak menyadari bahwa ini adalah apa yang terjadi pada diri kita.
Tapi kenapa tidak bisa menemukan makna, meski tak bisa menjawab secara sempurna.
7 Okt 2009
Sajak abstrak
Pergi jauh berkelana, karena benci dengan menetap
Hilang tanpa jejak, karena misteri itu indah
Selalu mencaci, karena hidup bagai serapah
Pencarian tanpa ujung, karena terselubung gelap
Hati rapuh dan merana, segala sendi kaku terperangkap
Malang nian takdir terkuak, apa daya itu yang dinisbah
Akhirnya pergi, bersama puing hati yang menjadi sampah
Meski tetap berjuang, dengan mengkais sisa asa untuk menderap
Nalar yang berjalan cepat, Tak sebanding dengan apa yang terlihat
Karena semua yang melihat, merasa diri paling bermartabat
Akirnya menjadi serba takut, dalam hidup yang kau buat kalut
Hanya bisa berkutat, dengan apa yang diharuskan menjadi tabiat
6 Okt 2009
Komunitas Babi
Ini dia sebuah kisah yang buat ku muak..
Segala tentang mereka adalah sampah
Tidak ada yang benar-banar bermakna.
Mereka punya otak
tapi pantasnya dapat serapah
karena apa yang ada hanya bulshit belaka
So' unjukin skill mereka yang belaga' artis
ga' nyadar kalo itu bukanlah bakat
tapi lebih pantas disebut yang keluar dari isi pantat
Gw bukanya fasis meski terkadang rada' bengis..
Untuk mereka yang mestinya pesimis terhadap komunitas mereka yang narsis
Atau biarkan saja mereka terus menari dengan penyakit mereka yang semakin kronis.
Dan kita hanya sebagai penonton sekelompok babi picis
Make Life Slow and Show must go on
Kapankah akan datang saat itu,
dimana aku tidak perlu lagi risau akan segala hal yang berhubungan dengan masa depanku.
Tentunya itu akan hadir disaat aku sudah mengerti,
bahwa tidak ada yang perlu kurisaukan dari hidup yang telah diaturNya.
Itu bisa terjadi nanti yang tidak kuketahui kapan,
atau bahkan dimulai detik ini...
Asal saja aku telah paham, bahwa hidup jangan dijadikan beban.
Make Life Slow and Show must go on
pic...
Rintihan Suara Hati
Negeri kita telah digonjang-ganjing oleh bencana yang sebenarnya kita sendiri sulit mengetahui secara pasti, "Mengapa ini terjadi"...
Penuh tanya dalam benak kita,
apa ini bencana, cobaan, atau hukuman ??.
Adakah ini disebut bencana alam yang datang dengan sendirinya karena alam yang semakin menua??
Lantas apa benar tidak ada sama sekali peranan yang pernah kita lakukan terhadap alam ini!!.
Ataukah cobaan yang dihadirkan Ilahi sebagai pertanda??
Namun sanggupkah kita menjawab pertanyaan itu, sedangkan tetap tersirat rahasia Ilahi yang abadi.
Pantaskah ini disebut hukuman atas dosa kita selama ini??
Mungkin pertanyaan ini yang lebih bisa kita jawab !!
Karena hanya Dia yang maha tahu dan kita sendiri yang tahu apa saja dosa yang telah kita perbuat.
pic...
Rintihan Suara Hati
aku diciptakan sebagai pengimajinasi
Aku tidak tahu ingin menulis apa?. Karena yang akan tertulis nantinya terselip diantara harapan dan mimpi...
Apakah harapan itu akan tetap menjadi mimpi, atau mimpi yang terselubung sebuah harapan yang besar.
Tetaplah omong kosong jika belum dapat dikatakan nyata.
Mungkin ada pendapat lain yang mengatakan sesuatu dimulai dari sebuah usaha dan harapan...Tapi itu sudah kumulai sejak lama
Namun yang kudapat sekarang hanyalah kejenuhan.
Jenuh untuk membaca isi hatiku sendiri, jenuh untuk berpikir, dan jenuh untuk menulis apa yang kupikir.
Jika hanya itu, mungkin memang lebih baik aku pergi dari dunia imajinasi ini.
Meski aku sendiri tidak tahu dari mana asal semua ini...
Namun, jika ini adalah sesuatu yang tidak bisa kutolak, tak ada gunanya juga aku menghindar...
Sebuah penyangkalan adalah mustahil..
Bahwa aku diciptakan sebagai manusia yang suka berimajinasi
1 Okt 2009
Bencana
Orang yang cerdas adalah mereka yang tahu kematian itu pasti dan akan berada di akhirat nanti untuk selamanya.
Jadi untuk apa, kita masih sombong dan angkuh!!
Kenapa kita masih mengatur apa yang telah diatur oleh Allah!!
Bencana bukanlah kebetulan, ramalan, atau sesuatu yang bisa dicegah...
Tetapi sebagai pertanda bagi kita...
Jika satu kali dalam sebulan adalah pertanda, kenapa untuk yang kedua, ketiga dan berikutnya kita masih juga tidak menyadari kesalahan kita...
Apabila saudara kita disana telah kehilangan harta benda dan orang yang teramat sangat dicintainya, kita yang masih diberi keselamatan oleh yang maha kuasa seharusnya menyadari bahwa itu adalah pertanda agar kita selalu menyayangi orang terdekat kita selagi masih diberi waktu.
Jadi untuk apa, kita masih sombong dan angkuh!!
Kenapa kita masih mengatur apa yang telah diatur oleh Allah!!
Bencana bukanlah kebetulan, ramalan, atau sesuatu yang bisa dicegah...
Tetapi sebagai pertanda bagi kita...
Jika satu kali dalam sebulan adalah pertanda, kenapa untuk yang kedua, ketiga dan berikutnya kita masih juga tidak menyadari kesalahan kita...
Apabila saudara kita disana telah kehilangan harta benda dan orang yang teramat sangat dicintainya, kita yang masih diberi keselamatan oleh yang maha kuasa seharusnya menyadari bahwa itu adalah pertanda agar kita selalu menyayangi orang terdekat kita selagi masih diberi waktu.
Langganan:
Postingan (Atom)