My Adsense

20 Okt 2009

Suara Mahasiswa Koran Sindo

KALAU ditanya soal bentuk,tidak ada lagi bentuk yang bagus selain “lingkaran”. Seperti halnya anting, gelang, cincin,kalung,dan jam tangan,atau bahkan roda kendaraan bermotor, semuanya diciptakan “beraroma” lingkaran.

Jika sudah berbentuk lingkaran, maka apa pun itu akan mudah berputar. Lingkaran itu tidak abstrak,lingkaran itu jelas dan tidak melengos. Bahkan burung garuda pun sebisa mungkin berpose semirip lingkaran, sesaat sebelum dipastikan menjadi lambang. Lingkaran itu harus aktif, tidak boleh pasif atau bahkan stop di tengahtengah jalan.

Lihat saja akuarium di rumah,di samping layar kaca.Air akuarium harus terus berputar agar ikan-ikan kecil selalu segar bugar.Air kotor masuk ke dalam kotak penyaringan melalui mesin penyedot, lalu diproses sedemikian rupa agar keluar kembali ke dalam akuarium dalam bentuk air yang bersih. Ikan-ikan kecil pun senantiasa hidup segar, tidak lumpuh atau sakit kepala.Apalagi di negeri ini,semua harus bersifat lingkaran.

Saat ini kita ramai berbicara mengenai menteri, saya jadi ingat ungkapan “wakil presiden dan para menteri hanyalah pembantu presiden”. Itu memang terdengar wajar saja. Ada dua kasus yang beraroma “pembantu”.Pertama,mobilisasi: andaikata genteng rumah kita bocor dan kita giring penduduk, termasuk yang uzur,merangkak-rukuk naik ke atap untuk membetulkannya hingga keringatnya menetes deras di teras rumah dan matanya berkunang-kunang, itu artinya kita memobilisasi mereka.

Kedua,partisipasi: bilamana saluran air mampat dan kita ajak mereka baikbaik untuk membersihkannya hingga lingkungan tidak jadi kubangan, itu artinya kita buka pintu mereka berpartisipasi. Kedua kasus tersebut membuat penduduk tersebut terlihat seperti pembantu.Namun,sebenarnya terdapat jurang harga yang curam di antara kasus pertama dan kedua.Ibarat perhiasan,penduduk pada kasus pertama bagaikan kantong plastik kresek.

Adapun pada kasus kedua,para penduduk ibarat tas kulit buaya. Berhubung pemerintahan yang mantap bukanlah mereka yang berurusan dengan genteng bocor atau bahkan saluran air mampet,maka satu-satunya urusan yang tersedia baginya adalah masalah pembangunan.Kedua jenis kasus tersebut bisa saja mencapai hasil yang sama, maka kemungkinan berhasilnya pembangunan fisik baik lewat mobilisasi atau partisipasi pun sama besarnya.

Kabinet yang baik itu haruslah berbau lingkaran,“dari rakyat untuk rakyat”.Tak peduli orang-orang di dalamnya,percuma saja peduli kalau kami tidak akrab dengan orang-orang itu.Peduli setan! Kami hanya ingin hasil dari keringat kami yang disedot mesin pemerintahan. Lingkaran harus terasa di dalam kehidupan kami,sirkulasinya harus jelas dan tetap bersih, sebersih potongan janji yang keluar dari dalam mulut gua.

Kata kakekku,“Peranan pemimpin bukanlah faktor penentu mutlak karena bagaimanapun faktor massa yang dipimpinnya pada saat-saat tertentu merupakan faktor yang amat dominan.”Ternyata....(*)

Hagiant Rassinata
Mahasiswa Fakultas Seni Rupa,
Institut Kesenian Jakarta

1 komentar:

Unknown mengatakan...

Bro, tulisan lo di sindo mantap dan berarti!!!
lo bisa memberi pengertian mengenai wacana yang sedang rame dibicarakan dengan bumbu yang sesuai dgn jurusan yang lo tekunin..seni..
gw juga sering ngirim ke sindo, cuma baru sekali diterbitin, lo udah sering y?
sorry gw copy tulisan lo di blog gw (mxforefer.blogspot.com) tanpa ngelupain untuk cantumkan nama lo...
terus berkarya sob..thanks