Bangga terhadap aset-aset penting yang dimiliki negeri ini merupakan salah satu cerminan sikap Nasionalisme. Tempat pariwisata dan rekreasi bisa dikategorikan temasuk dalam aset-aset penting tersebut, contohnya Taman Impian Jaya Ancol yang merupakan salah satu tempat pariwisata dengan sarana dan prasarana memadai.
Tidak hanya di dalam negeri, tapi Taman Impian Jaya Ancol terkenal hingga ke mancanegara. Tentunya kita turut bangga, karena di tengah arus wisata dunia saat ini, negeri kita mempunyai aset pariwisata yang tidak kalah saing. Hal itu dapat dijadikan media untuk mempertebal rasa Nasionalisme yang tentunya dengan diiringi tindakan positif kita terhadapnya.
Bila kita mencintai dan punya rasa memiliki tempat pariwisata negeri ini, maka harus ada keperdulian untuk menjaga dan melestarikan lingkunganya, baik itu melalui tindakan secara langsung ataupun tidak langsung, entah mungkin kita sebagai pihak yang termasuk dalam manajemen pengelolaan Taman Impian Jaya Ancol ataupun masyarakat yang mengunjungi obyek pariwisatanya. Banyak upaya yang dapat dilakukan, meski dimulai dari hal yang kerap dianggap sepele, namun sebenarnya berdampak besar, seperti masalah yang menyangkut kebersihan.
Dari seluruh lokasi yang ada di Taman Impian Jaya Ancol, lokasi pantainya ditujukan untuk semua golongan masyarakat, lebih ekonomis hingga dapat dikunjungi oleh siapa saja. Namun bagi kita yang pernah berkunjung ke sana, tentu masih sering melihat pemandangan sekitar pantai yang kurang bersih karena tercemar sampah.
Sehubungan dengan itu, selain dilihat dari sisi ekonomis pantai ancol sebagai tempat wisata, juga merupakan lingkungan kelautan negeri ini yang harus dilestarikan. Maka sampah-sampah tersebut dapat menimbulkan permasalahan kompleks, jika tidak ditanggapi secara serius akan berpengaruh terhadap hal penting lain yang terkait.
Sebab utama yang melatar belakanginya adalah sikap dan kebiasaan dari masing-masing individu, seringnya membuang sampah sembarangan menandakan kesadaran akan pentingnya kebersihan yang masih rendah. Kita dapat temukan beragam jenis sampah di pantai ancol, plastik, kertas, kaleng, botol, styrofoam, pecahan beling, puntung, ranting, dan lain sebagainya. Diantara sampah-sampah tersebut ada yang susah untuk terurai. Sampah-sampah yang terbuat dari bahan tidak alami (non organic) bisa membutuhkan waktu berpuluh-puluh bahkan sampai beratus-ratus tahun.
Informasi seperti ini mungkin masih tidak diketahui atau dianggap sepele oleh sebagian orang, tapi cobalah merenung tentang keadaan anak cucu kita dikemudian hari. Mereka mungkin akan mencela orang-orang sebelumnya karena banyak mewariskan sampah yang mencemarkan lingkungan. Sadarkah kita bahwa seperti apa kehidupan yang akan mereka alami nanti juga dipengaruhi oleh sikap kita terhadap lingkungan hidup sekarang ini.
Lantas sebagai generasi sekarang, bagaimana sikap Nasionalisme kita memandang permasalahan ini, apa tindakan nyata yang membuktikan keperdulian kita terhadap salah satu aset penting negeri. Itu semua tentunya membutuhkan peran dan kerja sama kita sebagai masyarakat. Bukan hanya tanggung jawab dari salah satu pihak seperti pemerintah atau para pengelola daerah pariwisata saja.
Tapi sebagai pihak yang mengelola tempat pariwisata, Taman Impian Jaya Ancol bisa memfasilitasi kerja sama ini dengan merencanakan penanggulangan masalah berdasarkan ide atau pendapat konstruktif dari berbagai pihak, termasuk kita sendiri. Mengupayakan program kerja berdasarkan metode baru atau yang selama ini belum diterapkan sepenuhnya. Semua ide tersebut tentunya harus dipilah-pilah, mana yang secara logis dapat diterapkan oleh pihak pengelola, supaya penjabaranya nanti tidak sekedar dimaknai secara simbolik, melainkan ada kesungguhan disertai intensitas yang berkesinambungan.
Pihak pengelola harus semakin tegas menerapkan aturan kebersihan pantai, artinya peraturan yang dibuat disertai sangsi pertanggung jawaban yang sesuai bagi pihak-pihak yang melanggar. Alangkah baiknya jika disertai dengan penempatan petugas penjaga kebersihan pantai, yang khusus mengawasi orang-orang membuang sampah sembarangan di sekitar pantai ancol.
Tapi yang perlu diingat bahwa permasalahan ini sangat berhubungan dengan kedisiplinan, maka harus terlebih dulu dipahami oleh semua pihak, termasuk pengelola sebagai pihak yang mengemban tanggung jawab, agar nantinya tidak terjadi ketimpangan penindakan. Intinya, sampah adalah masalah yang harus diatasi melalui kesadaran bersama.
Slogan-slogan berisi himbauan akan kebersihan dan larangan membuang sampah sembarangan, juga perlu terus digalakkan. Namun meski ini sebenarnya tindakan yang telah lama dilakukan, bukti yang ada menunjukkan bahwa masih saja rendah kesadaran masyarakat. Maka harus disertai juga dengan informasi tambahan mengenai sampah yang selama ini belum banyak diketahui.
Tindakan tegas memang dirasakan perlu sebelum permasalahan sampah bisa berdampak lebih luas, namun tanpa melupakan tujuan utama dari media himbauan adalah untuk menumbuhkan kesadaran pada masing-masing individu. Diharapkan kesadaran yang timbul bukan dikarenakan sangsi yang akan diterima, tetapi karena pengetahuan penting mengenai kebersihan yang mungkin selama ini tidak diketahui.
Hal-hal tersebut di atas mungkin masih belum lengkap untuk menjadi cara penanggulangan masalah yang efektif. Maka pihak pengelola harus mencari langkah konstruktif apa lagi yang dapat diterapkan, misalnya dengan mengadakan penyuluhan secara langsung terhadap masyarakat tentang segala hal yang berhubungan dengan kebersihan, khususnya mengenai sampah yang ada di pantai Ancol.
Itu berarti Taman Impian Jaya Ancol menambah satu lagi sisi edukasi dalam kegiatan pariwisatanya. Penyuluhan ini bisa bekerja sama dengan lembaga-lembaga sosial atau orang-orang yang sangat mengerti tentang topik lingkungan hidup dan permasalahanya. Target penyuluhan bukan hanya dari golongan masyarakat atau pengunjung yang berusia dewasa saja, karena justru kesadaran mengenai masalah ini harus ditanamkan sejak usia dini.
Bagi anak-anak dan remaja, penyuluhan ini bisa dilakukan dalam bentuk kegiatan yang mereka sukai. Pihak penyelenggara mengupayakan agar penyuluhan ini tetap menarik dan tidak membosankan Misalnya rekreasi atau bermain bersama yang diselingi dengan cara penyampaian informasi yang bisa diterima oleh mereka. Sambil berekreasi mereka diajak mengenal pengetahuan tentang kebersihan, masalah sampah dan cara penanggulanganya. Juga mengenai praktek daur ulang sampah yang dapat menarik minat remaja atau anak-anak, karena di usia mereka yang masih selalu ingin tahu haruslah disisipi pengetahuan yang bermanfaat .
Sampah-sampah yang terbuat dari bahan yang tidak alami seperti botol, kaleng, styrofoam dan lain sebagainya disebut sebagai sampah non organic, dapat didaur ulang menjadi benda siap pakai kembali, atau juga dimanfaatkan secara kreatif menjadi benda-benda bernilai seni. Sedangkan sampah-sampah yang berasal dari bahan alami seperti dedaunan, ranting, kotoran hewan, atau lain sebagainya, yang disebut sebagai sampah organic, dapat digunakan sebagai campuran bahan pembuatan pupuk kompos
Disebalik itu, selama ini Taman Impian Jaya Ancol sebenarnya sudah memiliki berbagai sarana yang mendukung penanggulangan masalah sampah, seperti tersedianya banyak tempat pembuangan sampah dan alat-alat kebersihan. Tapi sarana yang tersedia rasanya masih belum cukup tanpa dilengkapi prasarana yang dapat mewujudkan penerapan metode penyuluhan diatas, maka pihak pengelola dapat mendirikan semacam usaha kegiatan masyarakat (UKM) yang secara khusus menangani pendauran ulang sampah.
Sampah-sampah dikumpulkan, kemudian diangkut ke lokasi (UKM) yang ada. Selanjutnya sampah-sampah tersebut terlebih dahulu dipisahkan berdasarkan jenisnya sebelum didaur ulang. Bagi pihak yang berperan dalam setiap kegiatan di UKM ini dapat menerima imbalan sesuai dengan usaha yang telah mereka lakukan. Artinya selain sebagai upaya mengurangi sampah yang ada, UKM ini juga telah menciptakan lapangan pekerjaan bagi yang membutuhkan.
Sampah yang telah didaur ulang dapat dijadikan berbagai macam benda bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari, atau kembali disalurkan kedalam area pariwisata Taman Impian Jaya Ancol, dan itu merupakan keuntungan tersendiri pihak pengelola, karena dengan mendaur ulang berarti menghemat pengeluaran biaya untuk membeli. Selain itu, dengan terus mengasah kreatifitas, sampah juga bisa didaur ulang menjadi beraneka macam benda bernilai seni, itu dapat menjadi hal menarik dan unik yang ditunjukkan kepada para pengunjung. Dimana lagi, kalau bukan pasar seni yang dikenal sebagai pusat para seniman yang ada di Ancol.
Pembuatan pupuk kompos yang berasal dari sampah organic sebenarnya sudah lama dilaksanakan pihak pengelola terhadap masyarakat sekitar, namun dengan lebih digencarkanya kegiatan ini, bertujuan agar pelaksanaanya semakin menyentuh lingkup kehidupan masyarakat yang ikut dalam kegiatan ini. Mereka telah mengetahui cara pembuatan pupuk kompos, maka harus dapat menerapkan manfaatnya dalam kehidupan sehari-hari, misalnya dimulai dengan menghijaukan daerah tempat tinggal sendiri.
Meski dimulai dari lingkup yang masih sempit, tapi suatu saat akan berpengaruh luas jika semua pihak dapat berperan dan mencontoh apa yang dilakukan. Dan perlahan bukan tidak mungkin masalah yang terjadi pada lingkungan hidup di negeri ini dapat diminimalisir. Kita harus paham bahwa tindakan yang kita lakukan terhadap lingkungan hidup bukan hanya untuk masa sekarang, tapi dipikirkan juga terhadap kondisi yang terjadi pada masa yang akan datang.
Itu mencerminkan rasa Nasionalisme yang sebenarnya dapat ditemukan melalui hal yang kerap disepelekan. Seperti masalah sampah yang ada di pantai ancol. Semoga ke depanya nanti, Taman Impian Jaya Ancol dapat menjadi daerah pariwisata yang tidak hanya terkenal dengan segala fasilitas rekreasi dan pariwisatanya saja, tapi juga menjadi panutan karena keperdulianya terhadap lingkungan hidup negeri ini.