My Adsense

19 Des 2010

Buat Cendikiawan negeri ini.

Disaat tunas, awalnya berusaha sekuat tenaga mengajari 'tabiat' untuk dapat jalan dan berbicara sesuai kata hati, namun selanjutnya justru menghabiskan waktu untuk menyuruh 'tabiat' tersebut duduk dan diam. Hingga menjadi kebimbangan kapan harus bangkit atau diam saja. Sepertinya karena nurani sudah terlalu peka terhadap ketimpangan, hingga selalu jadikan keraguan dan prasangka sebagai tolak ukur terhadap apa yang terjadi. Mereka benci dihujat tapi juga tidak suka dipuji, tapi terkadang kita harus memilih salah satu agar kemunafikan tidak bersarang dalam diri".

"Berbicara jujur dan lantang tentang segala krisis yang terjadi, lebih banyak berbekal prasangka dan hujatan. Memang tidak mengapa asal itu masih dari nalar pikiran yang satu dalam tujuan, tapi bagaimana jika malah memprofokasi diri untuk menjadi manusia yang selalu membangkang tanpa pernah mensyukuri. Meneriakkan perubahan demi harapan dapat tercapai sedini mungkin, tapi kerap tanpa melihat situasi dan kondisi . Terlalu memaksa keinginan sendiri sebagai harga mati, meski diri belum tentu dapat membuktikanya sendiri ".

"Tidak semua mereka harus dihujat, karena ada juga yang sama atau bahkan mengharuskan kita menaruh hormat. Mental bejat bukan hanya milik yang terlihat penjahat, maka awasi juga mereka yang penampilanya menipu. Lihat-hayati dan resapi fakta dari keadaan, dari hal itu kita bisa lebih tepat untuk bertindak".

"Mari berpikir rasional sebagai bukti bahwa kita memang melakukanya dengan moral. Tujuan baik dicapai dengan cara baik, bukan membakar, rusuh, dan mencari-cari biang keladi yang hanya membuat kita saling benci. Itu semua tidak akan menemui titik temu. Kita melihat yang sudah hancur, namuan jangan malah semakin meluluh lantakkan".


Tidak ada komentar: