My Adsense

13 Jan 2009

Cintrong




Cinta ?! Cinta?...
Katanya sejuta rasa dan warnanya, sering teragungkan di lembar-lembar kisah roman manusia. Sang Gibran pun lelah memaknainya dalam seribu satu syair bunga cinta, bahkan Shakespeare kehilangan hakikinya dalam pseudo-dramatic adegan sandiwara Tetapi cinta pun sering berakhir dalam benaman piciknya ruang makna

Kenapa ?!

Menurutku karena kini, cinta hanya jadi dongeng peraduan sepasang jiwa muda, cintapun sekedar jadi romantika dua hati yang bergejolak menahan rasa, bahkan parahnya lagi cuma jadi cumbu rayu manja yang mengatas namakan cinta

Sesungguhnya, betapa bermaknanya Cinta ?

Adalah ketika Rasul tercinta dalam detik-detik kematian, terucap kata bijak yang menyentuh kalbu peradaban. Dia berseru…Ummatku? ummatku? Dan matanya pun terpejam diiringi derai kesedihan seluruh zaman
Adalah ketika seorang manusia baru terlahir dari rahim ibunya, setitik air susu mengalir dengan ikhlas menebus dahaga, sepasang mata tak mampu terpejam meninabobokan sayangnya, sang ayah basah keringat mengumpulkan nafkah demi anaknya
Adalah ketika setetes darah jatuh ke bumi membayar harga nyawa manusia, airmata membasahi sudut mata menyerahkan pengorbanan lelah dan takut terusir oleh harapan akan pulang ke alam kekal nanti. Keberanian bergetar bersama cinta dan keridhaan sementara nyawa pun diregang di tepian ranjang kematian
Adalah ketika Sang Raja Semesta menebar kasih sayangnya ke penjuru langit dan bumi. Dia berujar…kau manusia, tetap diberi-Nya meski kau mengingkari. Kau manusia, tetap dikasih-sayangi-Nya meski riak lakumu tak berbudi. Kau manusia, tetap dilindungi-Nya meski kau tak mengabdi. Kau manusia, tetap dicintai-Nya meski kau tak mencintai. Kau manusia, tetap diperhatikan-Nya meski kau tak peduli. Kau manusia, tetap diharapkan-Nya meski kau maksiyat berkali-kali Dan dalam takdirnya, kau tetap menjadi manusia sejati

Niscaya bumi takkan menjadi dunia tanpa ada cinta. Walau cinta begitu picik diwakili oleh seuntai kosa kata usang dalam bait-bait syair manja dan skenario melodrama yang justru tak pernah mewakili sejuta rasa cinta

"Katakanlah, 'Jika bapak-bapakmu, anak-anakmu, saudara-saudaramu, istri-istrimu, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu peroleh, perniagaan yang kamu khawatir merugi dan tempat tinggal yang kamu sukai lebih kamu cintai dari Allah dan Rasul-Nya dan dari berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya?Dan Allah tidak menunjuki kaum yang fasik.'"

Detak hari pilu, 2009
pemuja cinta, pembenci Valentine,
Maldalias

Tidak ada komentar: