My Adsense

22 Apr 2011

Perdebatan tentang kartini

Sejarah tentang kartini yg agak kurang disukai karena dimaksudkan buatan Belanda mungkin karena apa yang jadi panutan dari Kartini lebih menitik beratkan pada panutan budaya berbau barat, seperti mengenai keturunan bangsawan, pendidikan, kesetaraan dlam pemerintahan-mengemukakan pendpat-karier-dan lain sebagainya. Pada akhirnya itupun berbuntut pada keadaan kaum wanita yg kita lihat di zaman sekarang, banyak sisi positif, namun jangan dilupakan juga dampak yang kurang sesuai dengan budaya asli kita. Gamblangnya, seharusnya peran wanita itu adalah dalam mengurus rumah tangga, bukan lebih sering di kantor. Wanita itu kodratnya adalah diimani oleh lelaki, bukan sebaliknya. Dan harus ada pemahaman dan kebijakan yang adil dalam penerapanya. Hal seperti itu yang perlu dipikirkan bersama oleh kita di zaman sekarang ini. Sedangkan untuk nama-nama pahlawan wanita lainya jarang disebutkan seperti cut nyak dien, mungkin dikarenakan propaganda waktu itu karena perjuangan mereka dianggap kurang menarik menurut versi dunia barat. Mereka berjuang dengan benar-benar mengatasnamakan wanita pribumi berbudaya ketimuran, tidak ada embel embel lain selain merebut kemerdekaan, belum mengenal apa itu emansipasi dan perlunya wanita sejajar dengan lelaki, satu-satu alasan yang paling kuat adalah “wanita juga punya keberanian dan bisa berontak jika selalu ditindas”, dan hal seperti itu yang harus tetap ada dalam jiwa para wanita di zaman sekarang. Dan mungkin karena itu juga , kita generasi yang masih menjunjung budaya ketimuran lebih setuju jika wanita seperti cut nyak dien yang lebih pantas daripada kartini. Tapi bagaimana versi menurut wanita atau orang zaman sekarang yang memang menjunjung emansipasi dan kesuksesan karier mereka???, dan ingat wanta boleh saja beremansipasi atau berkarier, namun kodrat mereka juga untuk menjadi istri dan seorang Ibu, itulah peran wanita sesungguhnya.

Tidak ada komentar: