My Adsense

27 Apr 2011

BERSAMA-SAMA MELAWAN TERORIS

Sebagai bangsa yang majemuk, Indonesia adalah Negara demokratis yang menjunjung tinggi hak setiap warga untuk memeluk masing-masing agamanya yang telah diakui oleh negara, dan hal-hal yang mengatur itu semua telah termuat dalam konstitusi negara. Aturan-aturan yang dibuat juga menjamin terciptanya kerukunan antar umat beragama. Masyarakat kita yang dapat hidup secara berdampingan dalam kemajemukan mencerminkan tebalnya budaya toleransi yang ada, serta mencirikan salah satu landasan dari pembangunan bangsa yang berdasarkan ideologi yang ada pada masyarakatnya.
Karena kemajemukan itu sehingga lebih adil dan tepat untuk Indonesia disebut sebagai Negara demokratis dibandingkan Negara agama, meskipun sudah menjadi hal yang lumrah jika dalam kemajemukan itu ada kelompok yang lebih berperan karena menjadi mayoritas dari yang minoritas, selama itu tidak mengganggu hak-hak asasi umat beragama lain. Kita pernah merasakan betapa indahnya toleransi antar umat beragama yang tercipta di Negara kita, yang mungkin akan sulit ditemukan pada Negara-negara lain di luar sana.
Namun kenapa seiring pertambahan zaman dan keadaan Negara kita yang dikatakan terus berkembang, permasalahan-permasalahan sehubungan dengan agama kerap terjadi, diantaranya adalah cerita lama yang selama ini diketahui telah tutup buku, namun ternyata masih melakukan pergerakan secara diam-diam yang hanya diketahui oleh sebagian pihak tertentu, akhirnya kini memunculkan masalah baru dengan memodifikasi cara lama mereka.
Misalnya seperti apa yang banyak kita dengar dan lihat dari berbagai media massa tanah air, konflik antar agama, munculnya berbagai pemikiran dari sekolompok orang yang mengusung aliran-aliran agama baru, kasus persengketaan tanah untuk pembangunan tempat ibadah, pengrusakan tempat ibadah, dan lain sebagainya. Dan yang sedang gencar-gencarnya diberantas oleh aparat pemerintah Negara kita sekarang ini adalah kasus terorisme, hal yang terjadi sehubungan dengan aktifitas sekelompok orang yang membawa-bawa salah satu nama agama dalam melalukan tindakan yang mutlak dilarang dalam undang-undang di negara kita.
Tidak ada satupun ajaran agama di dunia ini yang mengusung kekerasan dan kekejaman terhadap sesama, memaksakan kehendak terhadap penganut agama lain, atau memusuhi manusia lain yang berbeda keyakinan dengan kita. Oleh sebab itu segala macam tindakan yang dilatarbelakangi oleh hal-hal tersebut sangat tidak masuk akal jika dikatakan berdasarkan ajaran agama karena jelas-jelas bertolak belakang dari pedoman hakiki yang terkandung didalamnya.
Tapi anggapan sebagian besar masyarakat terhadap permasalahan ini sepertinya terlalu gampang untuk menghakimi secara sepihak salah satu agama, dan hal seperti itu yang sebenarnya dapat menumbuhkan bibit perselisihan. Berawal dari prasangka bukan tidak mungkin berkembang menjadi bahan pemikiran, yang jika ditelaah secara bersama-sama oleh orang-orang yang sepemikiran dapat menjadi kesimpulan sepihak untuk melakukan tindakan yang dirasa paling benar, disebalik itu sifat manusia tentu tidak terlepas dari ego dan mudah tersulut rasa emosionalnya jika masalah prinsipilnya terasa diganggu. Ada beberapa hal yang paling sensitif dalam kehidupan manusia, diantaranya seperti keamanan diri, keluarga, dan agama yang juga merupakan salah satu unsur paling gampang untuk diprovokasi, sedikit saja menyentil permasalahan ini dapat mengundang aksi massa dan ciptakan perselisihan yang pada dasarnya demi keuntungan yang ingin diraih para pelakunya.
Sebaiknya kita jangan mudah terprovokasi oleh tindakan kelompok-kelompok tertentu yang dapat memecah belah persatuan dan toleransi antar umat beragama yang selama ini sudah terjalin. Apapun latar belakang yang mereka yakini dari tindakan mereka, kita tetap harus berpikir jernih dengan satu pehamaman yang benar bahwa segala tindakan yang bermuara pada kekerasan terhadap sesama dan tanpa alasan yang dapat dibenarkan oleh undang-undang, adalah murni kejahatan yang harus disikapi secara bersama-sama dengan satu rasa sebagai satu bangsa, tanpa membawa unsur ras, suku ataupun agama.
Jika masalah seperti ini terus dibiarkan berlarut-larut, dan hanya pihak-pihak tertentu saja yang merasa bertanggung jawab untuk mengatasinya, serta sebagian dari kita masih terpecah-pecah karena pemikiran yang diyakini sendiri-sendiri, maka akan sulit menemukan solusi yang tepat, juga dapat menjadi bom waktu yang akan meluluh lantakkan peradaban negeri kita di kemudian hari. Oleh karena itu, tulisan ini akhirnya ingin mengemukakan satu solusi yang mungkin dapat dijadikan bahan pemikiran bagi kita dalam mengatasi hal ini.
Tindakan penanggulangan tidak bisa dilakukan secara sendiri-sendiri, karena sepertinya masih seperti itu yang terlihat di negeri kita. Sebagian besar masih menghakimi agama tertentu dan terus saja menumbuhkan bibit perselisihan. Permasalahan ini juga terkesan diselesaikan oleh mereka yang terkait saja, selain masih ada segelintir orang yang pemikiranya dikaburkan karena pemahaman yang setengah-setengah tentang ajaran agamanya hingga berpendapat bahwa tindakan salah ini bisa dibenarkan.
Kebebasan untuk berpendapat memang dibolehkan, namun bukankah sebaiknya diupayakan agar ada persamaan persepsi yang paling benar untuk disampaikan pada semua lapisan masyarakat, karena masih banyak masyarakat kita yang sebenarnya belum memahami sehingga menjadi pihak-pihak yang mudah terpengaruh. Moral adalah salah satu hal terpenting dalam kehidupan bersosialisasi umat manusia dan itu dapat diketemukan dengan menerapkan ajaran agama secara tepat yang dimulai dengan memahaminya secara benar, karena agama juga adalah induk dari ilmu pengetahuan yang mengatur segala tindakan manusia di bumi ini.
Jika manusia dapat belajar agama melalui cara yang benar maka tentu saja pemahaman yang didapat tidak akan melenceng dari kebenaranya. Hal seperti ini yang harus diterapkan kepada seluruh masyarakat negeri kita, dimulai dari generasi muda yang akan menjadi cikal bakal penentu keberlangsungan masa depan Indonesia nantinya.
Pemuka agama adalah orang pilihan yang menjadi imam atas umat beragama, tentunya mereka adalah orang yang memahami agamanya secara benar, mengerti tentang kaidah yang terkandung di dalamnya seperti tingkah laku dan cara bersosialisasi antar sesama. Kita semua sama diciptakan olehNya sebagai manusia, mahkluk sempurna yang mutlak harus punya satu keyakinan dalam idiologi, namun unsur pluralisme tetap harus ada dalam bersosialisasi terhadap sesama. Artinya pemuka agama harus di depan dan menjadi orang yang dipercaya serta berperan penting untuk menanamkan pemahaman atas tindakan umat berdasarkan ajaran agama yang benar.
Penegak hukum yang ada di negeri ini adalah wakil pemerintah terdidik untuk mengemban tugasnya dan mempunyai kekuatan yang diatur oleh undang-undang untuk mengatasi setiap tindakan yang dapat mengancam kestabilan kehidupan bermasyarakat negeri ini. Oleh karena itu masyarakat tidak boleh melakukan tindakan main hakim sendiri dan mempercayakan semuanya pada aparat penegak hukum yang ada, namun itu juga harus dibuktikan dengan tindakan sungguh-sungguh para penegak hukum dalam melakukan tugas demi satu pengabdian terhadap Negara tanpa ada tandeng aling-aling apapun.
Dan pihak yang berada di tingkatan yang paling atas untuk menanggulangi permasalahan yang terjadi di negeri ini adalah pemerintah. Pemerintah adalah wakil rakyat yang dipercayakan untuk mengurus Negara. Pemerintah yang bertanggung jawab untuk membuat segala macam peraturan mengenai kehidupan bermasyarakat, termasuk peraturan untuk menanggulangi permasalahan yang terjadi pada bangsa ini. Negara kita adalah Negara hukum yang semua tindakan menyangkut keberlangsungan Negara harus didasari dengan undang-undang.
Undang-undang adalah salah satu kekuatan pemerintah yang harus diterapkan oleh setiap lapisan masyarakat demi ketertiban dan menuju kesejahteraan bersama, dan penegak hukum adalah instasi yang terbentuk untuk mengawasi jalanya undang-undang tersebut. Begitu juga sehubungan dengan permasalahan ini, pemerintah yang bertanggung jawab menciptakan hukum perundang-undangan yang dalam penerapanya harus dapat memberantas segala tindakan yang mengancam persatuan bangsa hingga ke akar-akarnya dan jaminan untuk tidak sampai terulang kembali. Jangan sampai justru keseriusan pemerintah dipertanyakan oleh masyarakat karena undang-undang yang justru belum dapat menjadi kekuatan dalam penegakan hukum.
Kesimpulanya, dalam mengatasi masalah terorisme yang sudah terjadi di Negara ini, setiap anggota lapisan masyarakat, pemuka agama, penegak hukum dan pemerintah harus bekerja bersama-sama dan bersatu dengan satu tujuan, tanpa membedakan latar belakang ras, suku maupun agama. Buktikan kesungguhan kita dengan jangan membiarkan masalah ini berlarut larut dan merasa tidak berkepentingan. Karena kita semua saudara dalam satu bangsa dan semoga ungkapan itu tidak hanya sebagai pemanis dibibir saja. Bukankah kita sama-sama mencintai Indonesia dan tentu tidak ingin Negara kita diganggu oleh segelintir orang yang ingin menghancurkanya.

Tidak ada komentar: