Baru berselang beberapa hari di bulan ini, kita memperingati hari penting dalam sejarah pendidikan nasional. Setelah kesekian kalinya memperingati hari pendidikan nasional, seharusnya dapat diiringi berbagai bukti yang telah dicapai dalam dunia pendidikan bangsa kita. Tapi, seperti apa kenyataanya?. Jika kita peduli dan kritis terhadap pendidikan bangsa ini, tentu kita dapat menjawab pertanyaan itu secara jujur.
Dari tahun ke tahun, sistem pendidikan di Negara kita memang menjadi polemik dan menimbulkan pro dan kontra di hampir setiap kalangan masyarakat. Seperti kurikulum pendidikan contohnya. Dari pengamat pendidikan, mahasiswa, bahkan sampai masyarakat pinggiran pun ikut berkomentar tentang hal ini.
Dalam sistim pendidikan di negara kita, sering terjadi bongkar pasang kurikulum. Hal tersebut berdampak tidak baik, karena yang sering terjadi adalah belum lagi tujuan kurikulum yang satu diwujudkan, datang lagi kurikulum yang baru. Sebagai contoh, pernah diberlakukan kurikulum yang berbasis kompetensi, sebagaimana yang digunakan di sekolah-sekolah beberapa tahun lalu. Namun entah kenapa, saat ini sudah diganti lagi dengan kurikulum yang baru.
Selain itu, terdapat pula aspek lain yang timbul dari bongkar pasang kurikulum tersebut. Hal itu dimulai dari proses sosialisasi, hingga pelatihan guru atau tenaga pendidik. Dengan sendirinya, dana pun terus menguap untuk pelaksanaan kegiatan-kegiatan tersebut.
Kita pun dapat menilik sejarah pendidikan Indonesia dari masa ke masa. Berbagai kepentingan pernah bahkan sampai sekarang masih menjadi penumpang gelap dalam dunia pendidikan bangsa kita. Pendidikan kita pernah diboncengi oleh kepentingan politik, atau dipinjam sebagai kedok industrialisasi pendidikan yang memiliki pemahaman kapitalis bahwa pendidikan adalah uang.
Jika ditanya pendapat saya sebagai seorang mahasiswa teknik. Selama ini saya melihat bahwa penerapan kurikulum seakan-akan lebih memprioritaskan kepada pengetahuan yang dijejali berbagai teori saja, daripada mengutamakan pengenalan secara langsung dalam praktek di lapangan. Selain itu, penjuruan terhadap salah satu bidang pengetahuan secara khusus, belum tercapai secara maksimal.
Sistem pendidikan memang perlu dirancang sedemikian rupa menjadi lebih baik. Dan untuk itu, diperlukan semacam tim khusus yang melibatkan semua kalangan masyarakat baik kalangan pejabat, pendidik, orang tua, maupun cendekiawan muda, dalam artian pendidikan ini adalah milik kita bersama. Kemudian tidak lupa pula dengan sarana dan prasarana pendidikan yang memadai dari pemerintah. Dan pada akhirnya, Semoga saja di hari pendidikan nasional kali ini, tidak sekedar diperingati tanpa ada intropeksi atas apa yang telah dilakukan, melainkan disertai keinginan untuk selalu memajukan pendidikan bangsa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar