“Mengingat”, tidak pernah sekedar tindakan sunyi disertai intropeksi atau retropeksi saja. Namun sering merupakan peringatan yang perih. Terutama dalam keterlibatanku menghadirkan secara serempak pengalaman masa lalu yang terlupakan demi memberi pengertian terhadap trauma hari ini. Masing-masing ingatanku, diikat oleh simbol berbeda-beda, yang mempertautkan antara “kebiasaan baik-buruk” dan “tradisi nyeleneh”, yang pada giliranya berangsur menciptakan identitas pribadi.
Masa lalu dan segala pahit getir ingatan terpinggirkan adalah sumber pencarian identitas diri tersebut. Identitas diri yang bukan sekedar warna dalam nyawa ragaku, tetapi meripakan basis, bahkan satu-satunya basis dalam perjuangan hidup. Yang terpenting adalah proses perubahan yang sedang kujalani sama pentingnya dengan sisi perubahanya nanti. Masa sekarang sama pentingnya dengan masa depan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar