Selama Tuhan pemilik langit dan bumi masih memberikan kita nafas, dan selama Tuhan yang maha pemberi ilmu masih memberikan kita ilmu pengetahuan, maka janganlah ragu untuk menulis. Tuliskan saja, dan editlah belakangan. Dengan begitu, kamupun menulis tanpa beban. PLONG!. Lega rasanya..
17 Okt 2008
(CINTA)PatahHati1
Aku memang harus bilang terima kasih sama kamu yang sudah membuatku patah hati.
Patah hati mungkin buat banyak orang adalah hal yang menyakitkan. Tapi bagiku itu adalah karunia tak ternilai, sebab berarti Tuhan lagi-lagi masih memberikan anugerah cintanya.
Mengenal kamu adalah hal terindah bagiku, karena meskipun kamu tidak sadar akan hal itu. Kamu telah banyak memberikan inspirasi terhadap hidupku. Tak hanya di urusan cinta, tetapi bahkan aku menemukan kembali keseimbangan dalam hidup.
Tindakanku selama ini hanya berdasarkan pertimbangan efektivitas dan efisiensi, tetapi saat berhadapan dengan kamu, rasionalitas utilitarian tak lagi bisa ku pertahankan. Pendek kata, aku meluruh dalam emosi cinta yang dicipta sendiri.
Agak sedikit melenceng, aku jadi ingat istilah seorang filsuf yang pernah jatuh cinta dgn seseorang..bahwa "politik adalah seni untuk mengabadikan diri manusia". Maka aku kembali berteori bahwa "perjuangan" yang saya lakukan untuk mendapatkan kamu adalah bagian dari keinginan setiap manusia untuk mengeksistensikan dirinya. Tiba-tiba saya merasa menjadi seorang eksistensialis. Bukankah Adam adalah seorang eksistensialis ketika ingin mendapatkan Hawa?
Sampai di sini, saya hampir saja menemukan jawaban, bahwa kalau saya memperbanyak pola eksistensialis semacam ini, hasrat saya terhadap kamu pasti akan semakin menipis. Tetapi lagi-lagi model ini menemukan jalan buntu. Saya malah semakin cinta sama kamu. Saya jadi agak frustasi dan hampir saja terdorong untuk membuang semua teori. Namun bukankah ada yang pernah mengatakan "semua persoalan pasti ada rumusnya"
Kembali saya buka semua catatan dari filsuf-filsuf besar dunia yang pernah saya baca buku-bukunya. Dari konsep cartesian-nya Descartes hingga keseimbangan kosmiknya Fritjof Kapra. Dari konsep universalitasnya Kant hingga konsep dialogisnya Habermas. Dari konsep komunitariannya Robert N Bellah hingga pragmatismenya John Dewey.
Dan akhirnya... saya memang tidak pernah bisa mendapatkan jawabannya... namun tetaplah ada filosofi di balik itu semua. Saya menemukan sintesis dari semuanya, bahwa cinta adalah hal yang harus terus dicari oleh manusia. Cinta bukan sebuah konsep fana yang hidup hanya pada momen-momen romantik seperti akhir cerita buku-buku, tetapi lebih dari itu, cinta adalah sebuah cita-cita yang dibangun dari pengalaman emosional dan transendental setiap manusia.
Patah hati adalah ekses dari proses pencarian cinta. Dan sekali lagi terima kasih bagi Mu... kamu telah menyingkap sekian banyak misteri tentang cinta.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar