Selama Tuhan pemilik langit dan bumi masih memberikan kita nafas, dan selama Tuhan yang maha pemberi ilmu masih memberikan kita ilmu pengetahuan, maka janganlah ragu untuk menulis. Tuliskan saja, dan editlah belakangan. Dengan begitu, kamupun menulis tanpa beban. PLONG!. Lega rasanya..
26 Okt 2008
(IMAJINASI)Makna yang dapat kupetik dari Laskar Pelangi (2)…
1). Begitu asyiknya menjadi anak kecil. Patah hati yang telah berlangsung sekian tahun, bisa pulih dalam beberapa hari, bahkan disembuhkan. Sedangkan orang dewasa, bisa-bisa memerlukan waktu bertahun-tahun untuk mengobati frustasi karena hancurnya cinta platonik. Apakah semakin dewasa manusia cendrung menjadi semakin tidak positif ?. Dengan begitu, aku belajar berjiwa besar, berusaha memahami esensi konsep virtual dan fisik dalam hubungan emosional. Bukankah jika mencintai seseorang, kita harus membiarkan dia bebas ?.
Akhirnya, aku akan mengenang dia sebagai bagian terindah dalam hidupku. Aku tetap rajin dengan naluri cinta yang sama, dengan semangat yang sama, untuk berlalu. Tetap menyimulasikan urutan-urutan serasi keindahan cinta, seolah dia masih menunggu ku.
Seringkali sekarang ini aku bertanya pada diri sendiri, berapakah jumlah pasangan yang telah mengalami cinta pertama, lalu hanya memiliki satu cinta itu dalam hidupnya, menikah dan kemudian hanya terpisahkan karena Tuhan memanggil salah satu dari mereka ?. Sedikit sekali !. Atau malah mungkin tidak ada !. Sepertinya jawaban itu dapat menjadi hipotesis yang meyakinkan untuk pertanyaan dangkal itu. Karena itulah yang terjadi di dunia nyata.
Maka aku memiliki pandangan sendiri mengenai perkara cinta ini, “cinta ku yang tak kan penah mati, tapi juga tak kan pernah survive”.
Aku melihat ke belakang, membuat evaluasi kemajuan hidupku, dan bersyukur telah mengenal dia. Jika berpikir positif, ternyata mengenal seseorang secara emosional memberikan akses pada sebuah bank data kepribadian tempat kita belajar banyak hal baru. Wanita adalah mahkluk tak dapat diduga, maka banyak orang berpikir keras mengurai sifat-sifat wanita. Dalam dirinya berkecamuk pertentangan-pertentangan, pergolakan abadi, sopan tapi berlagak, sentimental, beradab namun ganas.
Aku masih tak mengerti dengan mahkluk yang dinamakan wanita, namun sepertinya ada semacam komposisi kimiawi tertentu didalam tubuh mereka yang menyebabkan lelaki dengan komposisi kimiawi tertentu pula, merasa betah di dekatnya. Maka cinta dalah reaksi kimia sehingga keanehan dapat terjadi. Seorang pangeran, tampan dan kaya bisa saja ditolak oleh seseorang gadis sederhana. Dan seorang wanita yang begitu sempurna, bisa saja tergila-gila setengah mati dengan seorang lelaki penyendiri yang eksenrik.
Itulah wanita, yang menyimpan rahasia untuk dirinya sendiri.
2). Ada orang-orang tertentu yang memendam cinta demikian rapi. Bahkan sampai mereka mati, sekelilingpun mereka tidak memperlihatkan getas hatinya. Cinta mereka sesepi stambul lama nan melankolis, dengan pengarang yang tidak pernah dikenal,
Jika malam tiba mereka mendengus meratapi rindu, menampar muka sendiri karena jengkel tak berani mendeklarasikan cinta yang mengelitik nadinya. Cintanya tak pernah terungkap, karena ngeri membayangkan resiko ditolak. Lama-lama seperti seorang narsis, mereka menyukai seseorang di dalam hatinya sendiri. Cinta satu sisi, “indah” tapi merana tak terperi.
Mereka hidup dalam bayangan, mengungkapkan cinta agaknya mengandung daya tarik paling misterius dari cinta itu sendiri.
Itulah yang aku rasakan kini…..
3). Orang-orang pintar di negeri ini, sering bicara meracu dengan istilah-istilah yang tidak membumi dan teori-teori tingkat tinggi. Bukan untuk menemukan sebuah karya ilmiah, tapi untuk membodohi orang-orang miskin. Sementara orang miskin, diam terpuruk, tak menemukan kata bantahan.
4). Kecewa pada kenyataan, begitu banyak anak pintar yang harus berhenti sekolah karena alasan ekonomi. Mengutuki orang bodoh, dan anak orang kaya yang menyia-nyiakan kesempatan pendidikan
5). Dan jikalau benar kisah Laskar pelanggi adalah nyata, aku yang sering memakai logika ini mempunyai pertanyaan : Si penulis dengan mata kepalanya sendiri menyaksikan bahwa sosok Tuk Bayan Tula tidak menginjak bumi. Apakah benar seperti mengambang di udara, bergerak maju-mundur seumpama benda tak berbobot. Jika benar, aku akan begitu takjub, karena rasanya di zaman sekarang ini belum pernah ada rasanya bahkan tidak mungkin melihat pemandangan seajaib itu.
6). Jika benar adanya kisah laskar pelangi, tanpa ditambahkan sedikit bumbu agar bacaan ini enak dibaca, berarti aku akan lebih terhanyut dalam kisah tentang Lintang. Akankah masih ada generasi muda mempunyai semangat menuntut ilmu seperti dia. Dia yang pernah membawa pinsil dan buku yang keliru saat awal masuk sekolah karena berasal dari lingkungan yang sama sekali jauh dari pengetahuan. Pernah pula beringsut-ingsut naik sepeda sejauh 80 km setiap hari demi niat bersekolah, bahkan pernah ia menempuh jarak sejauh itu tapi hanya sempat menyanyikan lagu Padamu Negeri. “Dia dapat menjadi yang terpandai, bahkan merajai majelis kecerdasan yang amat terhormat di desanya “.
Lintang berhasil mengharumkan sekolahnya, walaupun hanya anak kampung yang berasal dari keluarga miskin. Sehingga aku dapat menangkap pesan penting dari kisah ini, adalah : setiap orang, bagaimanapun terbatas keadaanya, berhak memilih cita-cita dan keinginan yang kuat untuk mencapainya. Bukan tidak mungkin, dengan keinginan itu juga memunculkan kemampuan besar yang tersembunyi serta keajaiban di luar perkiraan.
7). Sesuai kodrat, aku adalah orang biasa, miskin dan kebanyakan. Namun aku ingin kaya pengalaman batin dan petualangan untuk mencari kebenaran hakiki.
Sisi mistisku, aku ingin memastikan setiap kesangsian, membuktikan prasangka dan mitos-mitos, serta mengalami sendiri apa yang hanya bisa diduga orang.
Sisi religius, aku mempunyai harapan dari semua keingin tahuan ku itu, dapat menjemput hidayah Ilahi, daripada hanya duduk termangu-mangu tak jelas arah.
Kesimpulanya, aku ingin memuaskan sifat dasar keingintahuan manusia sampai batas akhir yang telah ditentukan.
8). Nasipku adalah setiap deretan titik-titik yang dilalui, sebagai akibat dari setiap gerakan-gerakan konsisten usahaku sebagai manusia. Dan takdir adalah ujung titik itu.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar