My Adsense

21 Okt 2008

(IMAJINASI)JAWABAN YANG KUDAPAT DARI LASKAR PELANGI


1. Mengenai teori yang memaksakan pendapat bahwa manusia berasal dari nenek moyang semacam ‘Lutung’.

“Persoalanya adalah apakah aku seorang religius, Darwinian atau sekedar opurtunis. Yang mana pilihan sesungguhnya hanya antara religius dan Darwinian,
…..sebab yang tidak memilih adalah opurtunis (yaitu mereka yang berubah-ubah sikapnya sesuai siklus mana yang akan lebih menguntungkan).

Merupakan pilihan yang menyatakan prilaku dalam mengahargai hidup ini.
Jika aku seorang Darwinian, tidak ada salahnya berprilaku seolah tak ada tuntutan akhirat, karena kitab suci yang memaktub bahwa manusia berasal dari Adam adalah dusta.

Tapi, jika aku seorang religius maka aku tahu bahwa teori evolusi itu palsu, dan ketika aku tak kunjung mempersiapkan diri untuk dihisab nanti dalam hidup setelah mati, maka dalam hal ini aku tak lebih dari seorang
sekuler opurtunis yang akan dibakar di neraka.

2. Seniman hebat jarang sekali mendapat perhatian dan penghargaan yang memadai. Gaya hidup dan pemikiran mereka yang mengawang-awang sering kali disalah artikan. Sering dianggap manusia aneh, pembual, dan tukang khayal yang tidak dapat membedakan antara realitas dan lamunan.

3. Orang cerdas memahami konsekuensi setiap jawaban dan menemukan bahwa di balik sebuah jawaban tersembunyi beberapa pertanyaan baru. Pertanyaan baru tersebut memiliki pasangan sejumlah jawaban yang kembali akan membawa pertanyaan baru dalam deretan eksponensial. Sehingga mereka yang benar-benar cerdas kebanyakan rendah hati, sebab mereka gamang pada akibat dari sebuah jawaban.
Konsekuensi itu mereka temui dalam jalur-jalur seperti labirin, jalur yang jau menjalar , jalur yang tidak dikenal di lokasi antah berantah, tiada berujung mereka mengarungi jalan pemikiran ini, tersesat jauh didalamnya ’sendirian’.

Godaan-godaan besar bersemayam di dalam kepala orang-orang cerdas. Di dalamnya gaduh karena penuh dengan skeptisisme. Orang cerdas berdiri di dalm gelap, sehingga mereka bias melihat sesuatu yang tidak bias dilihat orang lain.
Mereka yang tidak dipahami oleh lingkunganya, terperangkap dalam kegelapan itu. Semakin cerdas…semakin terkucil…semakin aneh.

Orang cerdas adalah orang-orang yang sulit. Orang-orang sulit tidak berteman, dan mereka berteriak putus asa memohon pengertian. Ditambah sedikit saja sifat introver, maka orang-orang cerdas semacam ini tak jarang berakhir disebuah kamar dengan perabot berwarna kelam dan musik klasik yang terdengar lamat-lamat, ‘itulah terapi kejiwaan mereka’…
…sebagian dari mereka amat menderita….

Sebaliknya, orang-orang yang tidak cerdas hidupnya lebih bahagia. Jiwanya sehat walafiat, isi kepalanya damai dan tentram, sekaligus sepi, karena tak ada apa-apa disitu, ‘kosong’.
Jika ada sesuatu memasuki telinga mereka, maka suara itu akan terpantul-pantul sendirian di dalam sebuah ruangan sempit, berdengung sebentar, lalu segera keluar kembali melalui mulut mereka.

Mereka hidup dalam terang. Sebuah senter menyiramkan sinar tepat di atas kepala mereka dan pemikiran mereka hanya sampai pada batas lingkungan cahaya senter itu. Di luar itu adalah gelap. Mereka selalu bicara keras-keras karena takut kegelapan yang mengepung, bagi sebagian orang ketidaktahuan adalah berkah yang tidak terkira.

Ada berbagai jenis orang cedas. Ada yang jenius, jika menerangkan sesuatu lebih bodoh dari orang yg paling bodoh. Semakin keras dia berusaha menjelaskan, semakin bingung orang dibuatnya. Hal ini dilakukan oleh mereka yang sangat cerdas.
Ada juga yang kurang cerdas…bahkan bodoh sebenarnya, tapi kalau bicara ia terlihat pintar.
Ada yang memiliki kecerdasan sesaat, kekuatan menghafal yang fotografis, namun tanpa kemampuan analisis.
Ada juga yang cerdas tapi berpura-pura bodoh, dan lebih banyak lagi yang bodoh tapi berpura-pura cerdas.

1 komentar:

Ratu Avia Rahimah mengatakan...

review yg bagus :)
anyway, thanks for your comment
in my blog...