My Adsense

14 Okt 2008

(TULISAN LEPAS)TONTONAN YANG MENJADI TUNTUNAN




TONTONAN YANG MENJADI TUNTUNAN

Di era globalisasi sekarang ini, aspek kehidupan masyarakat yang dulunya begitu luas dan kompleks, telah dipadatkan menjadi efektif dan seefisien mungkin. Pertambahan usia zaman, telah melahirkan tahapan generasi yang terus belajar dari pengalaman, hingga tercipta pemikiran-pemikiran yang menjadi cikal bakal ilmu pengetahuan. Karena itu, peradaban pun semakin kokoh.

Kemodern-an telah dicapai, salah satunya dapat dibuktikan dengan perkembangan teknologi transportasi. Penemuan yang berkelanjutan telah menciptakan berbagai sarana transportasi yang semakin membuat “Bumi ini kecil ”. Tentunya hal itu tidak lepas dari ilmu pengetahuan.

Tapi, masih ada yang paling penting, “Perkembangan Teknologi Informasi”. Mengapa begitu penting ? Karena teknologi ini yang mempermudah manusia untuk menambah wawasan dan pengetahuanya, hingga memungkinkan kelanjutan terhadap penemuan-penemuan bermanfaat lainya.

Dengan adanya teknologi informasi, setiap orang mudah mencari tahu tentang apapun. Kabar dari sisi manapun di bumi ini dapat langsung kita ketahui tanpa memperdulikan jarak lagi. Dalam hal ini, peran media elektronik yang menjadi begitu penting. Dimulai dari penemuan perangkat sederhana untuk mengirimkan berita berupa tulisan, berkembang menjadi media audio, hingga sekarang bertambah canggih dengan teknologi audio visual seperti televisi.

Sejak awal diciptakan, televisi bukan hanya digunakan sebagai media informasi semata, tetapi dapat juga digunakan sebagai media hiburan. Manusia sekarang tidak perlu susah untuk mendapatkan hiburan, cukup tinggal di rumah, menyaksikan televisi dan memilih siaran yang disukai, sudah dapat menciptakan suasana nyaman dan menghibur.
Seiring perkembangan cara berpikir, manusia kini memang selalu haus akan informasi dan hiburan. Televisi pun akhirnya tidak bisa lepas dari kehidupan sehari-hari.
Alasan ini yang menjadi terciptanya peluang bisnis. Berbagai stasiun penyiaran didirikan sebagai lembaga yang mewadahi penayangan acara di televisi.

Tapi, apakah mutlak hanya seperti itu dampak dari televisi ?.
Adakah pendapat lain, yang mungkin selama ini terhalang oleh kecanggihan zaman. Kecanggihan yang membuat segalanya terlanjur menjadi mudah ?.


Bagaimana kalau secara bersama-sama kita coba menjawab semuanya itu ?.
Terlebih dahulu dengan melihat situasi masyarakat kita dalam menyikapi televisi sebagai hasil dari kemajuan zaman. Seiring waktu, berbagai siaran dan penayangan di televisi terus saja membajiri layar kaca di rumah kita. Krisis yang sempat membuat keadaan ekonomi bangsa ini terpuruk, sempat pula membuat beberapa stasiun TV yang ada mengalami kemunduran. Tetapi tetap saja siaran utama yang diminati masyarakat, terus dipertahankan.
Mereka yang berkecimpung dalam dunia pertelevisian selalu kreatif dalam mencari ide, dengan tujuan menciptakan acara televisi yang akan ditonton masyarakat banyak. Selain itu, banyak pula siaran yang diambil dari negera lain, terutama acara yang sudah terlebih dulu booming di negera asalnya. Mungkin karena asumsi masyarakat kita sudah terlanjur mendewa-dewakan sesuatu yang berasal dari negara-negara maju, seperti Eropa misalnya.

Tapi, apakah kita benar-benar yakin, seluruh siaran televisi yang ada telah mendukung perkembangan pemikiran kita secara positif. Bukankah harus dipilah-pilah terlebih dahulu secara saksama. Karena sudah terbukti, kemajuan teknologi dari luar yang terus dipaksakan tanpa mempertimbangkan keserasian budaya kita, hanya menimbulkan efek-efek negatif.
Tayangan televisi dari negera Eropa misalnya, beberapa diantaranya terdapat acara-acara yang tidak sesuai dengan budaya ketimuran bangsa kita. Sebut saja seperti film-film yang didalam penayanganya terdapat adegan yang mengandung pornoaksi. “Kebebasan” adalah semboyan yang lumrah bagi negara maju, sehingga Pornoaksi bisa saja dianggap kewajaran yang tergantung kadar nalar orang yang melihatnya. Sedangkan budaya kita lebih mengedepankan norma, yang jelas memvonis pornoaksi adalah sesuatu dapat menghancurkan moral.
Dibalik semua itu, televisi sudah menjadi media tontonan untuk semua usia dan kalangan. Bagaimana keadaan moral bangsa ini nantinya, jika acara seperti itu sudah menjadi tontonan lumrah generasi muda bangsa kita.
Generasi muda hari ini, adalah manusia yang mengemban amanat peradaban esok hari. Jika sekarang mereka sudah teracuni oleh hal-hal yang merusakan moral, bukan tidak mungkin di masa depan nanti, mereka malah menghancurkan tatanan peradaban yang sudah tertata.
Tidak ada salahnya berpendapat, dan berpikir seperti negara maju di luar sana. Mereka berpendapat semuanya tergantung dari nalar masing-masing. Tapi, apakah dapat dipastikan bahwa Sumber Daya Manusia yang ada pada bangsa ini sudah dapat menerimanya sebagai suatu kewajaran. Adalah suatu kesalahan jika menomorduakan moral dibandingkan nalar. Karena nalar hanyalah pemikiran yang menyesatkan, tanpa disertai moral.
Penjelasan di atas cukup menyimpulkan bahwa televisi sangat efektif untuk menjadi media propaganda pemikiran masyarakat. Dari hal itu, sudah seharusnya mereka yang berada di balik layar pertelevisian bangsa ini, mempunyai pemikiran yang lebih mengedepankan sisi positif dalam mencetuskan ide-ide tayangan yang akan ditonton oleh orang banyak.

Tetapi akan berkendala, jika ternyata permasalahan ini bersumber dari keuntungan semata. Segala kemajuan yang telah dicapai memang harus dibayar, setiap orang kemudian mengejar materi untuk menebusnya. Acara-acara yang ditampilkan di televisi pun lebih mengutamakan kuantitas penonton dibandingkan kualitas yang ditayangkan.

Seperti yang kita tahu, begitu beragamnya tayangan yang menghiasi dunia pertelevisian negara kita. Tapi, sebagian besar dari tayangan-tayangan itu hanya mengambil ide dari stasiun televisi lain. Daya kreatifitas terhenti, karena tinggal menjiplak jenis acara tertentu yang telah menjadi tontonan masyarakat banyak. Hal itu, seakan menjadi sikap yang telah dijiwai oleh sebagian besar orang-orang utama yang berkecimpung dalam dunia pertelevisian.
Dan ada satu hal lagi yang membuktikan bagaimana kualitas pertelevisian negara kita, masyarakat sering disuguhkan berbagai acara yang menampilkan peran kebanci-bancian sebagai daya tarik, peran tersebut dibuat semenarik mungkin, sengaja dikondisikan agar dapat menjadi “trend” yang dapat diikuti. Tapi, jika menciptakan “trend” memang menjadi alasan utama, dimana kesadaran mereka ?
Apa yang pantas diteladani dari sikap “abnormal” yang diperankan dalam tayangan itu ?.
Diakui juga, sekarang ini sinema karya anak negeri telah banyak ditayangkan. Namun yang menjadi masalah, dari sekian banyak acara tersebut tidak banyak yang berbeda tema. “Kehidupan masa remaja dan percintaanya”merupakan tema yang sedang digandrungi, entah alasan apa yang melatar belakangi pilihan tersebut ?.
Dan mengapa yang sering disaksikan bahwa alur kisah yang diceritakan malah tidak mencerminkan kehidupan remaja yang patut dicontoh oleh generasi muda bangsa kita.

Tidak begitu pentingkah sesuatu yang dapat menjadi panutan bagi generasi muda kita?. Sedangkan kita mengetahui secara pasti peran generasi muda demi kemajuan bangsa ini kedepanya.
Masih ada kekurangan lain, acara-acara yang bertema penyampai berita pun telah melenceng menjadi acara pembuat berita. Contoh kecilnya, seperti acara yang mengulas kehidupan para artis yang dianggap sebagai idola masyarakat. Sudah sewajarnya masyarakat ingin tahu kabar tentang idola mereka, tapi jika pemberitaan itu terlalu berlebihan bahkan mengada-ngada, hanya dapat menimbulkan pergunjingan yang tidak bermanfaat. Sedangkan masih banyak hal yang lebih penting dan lebih patut dibahas demi kemajuan bersama.

Inti dalam permasalahan ini adalah, segala “Tontonan harusnya menjadi Tuntunan”. Tidak berarti semua yang ditayangkan televisi adalah acara yang tidak bermutu, tetapi bukan juga mengada-ada jika dikatakan tayangan pertelevisian kita saat ini lebih banyak menjadi peniru tanpa memikirkan kualitas acara yang ditayangkan.
Mereka yang berperan dalam dunia ini, masih harus banyak belajar agar kreatifitas yang diciptakan dapat benar-benar menjadi acara yang asli dan bermutu, tentunya tontonan yang dapat menjadi tuntunan adalah yang sesuai dengan moral, kebiasaan normal, dan budaya asli bangsa kita sendiri.

Tidak ada komentar: