Tidak ada yang bisa dilihat lebih indah dari orang-orang yang saling mencintai. Tapi tak ada hal lain yang dapat membuat keindahan itu dapat berarti, selain pernikahan. Maka dari itu, cintalah yang sebenarnya dapat menghapus fitnah antar pasangan di muka bumi agar tidak ada kerusakan yang meluas, hal itu tentunya ada dalam pernikahan.
Tapi kenapa yang terjadi adalah sebaliknya, dalam kenyataan pengertian cinta telah diselewengkan. Cinta menjadi zat memabukkan yang membuat lupa segalanya, hingga tak perdulikan fitnah dan kerusakan yang sengaja dituai.
Cinta yang akhirnya sia-sia dan menjadi tak berarti, karena telah dirusak sebelum menuju jenjang pernikahan. Cinta itu memang perasaan terindah yang ada dalam dunia batiniah. Tapi patut disadari bahwa bukan berarti cinta sama sekali tak dapat terbaca oleh logika. Cinta sebenarnya dapat dan membutuhkan penjelasan secara logis dari mereka yang saling mencinta. Kenapa dan mengapa mereka punya rasa cinta dan apa yang menjadi titik akhir pencarian dari cinta yang mereka miliki ?. Sehingga dari penjelasan itu dapat ditemukan alasan bagi mereka yang saling mencinta untuk berargumentasi secara shahih, antara menolak atau menerima rasa cinta antara kedua belah pihak.
Penjelasan dan alasan yang benar harus bermuara dari ketulusan, demi tujuan lurus untuk meraih kebahagiaan mereka yang saling mencinta, yang diridhoiNya dunia akhirat. Tapi apakah disebut cinta, jika tak ada alasan dan penjelasan benar yang melatar belakanginya. Ataukah cinta hanya diartikan sekedar rasa, demi menunjukkan kesombongan hasrat fisik dan lahiriah saja.
Jika begitu, sesungguhnya setiap manusia akan menuai apa yang pernah ditanam dan Dia selalu adil serta maha tahu apa yang pantas bagi hambanya.
Dan pada akhirnya, kesimpulan sederhana tapi mencakup semua dari pengertian cinta adalah, cinta merupakan argumentasi yang shahih untuk mempermudah jalan kebahagiaan bagi kedua pecinta. Tentunya itu harus ditempuh dengan cara yang benar, yaitu pernikahan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar