Selama Tuhan pemilik langit dan bumi masih memberikan kita nafas, dan selama Tuhan yang maha pemberi ilmu masih memberikan kita ilmu pengetahuan, maka janganlah ragu untuk menulis. Tuliskan saja, dan editlah belakangan. Dengan begitu, kamupun menulis tanpa beban. PLONG!. Lega rasanya..
31 Agu 2009
Titip Rindu Untuk Ema'
Dia yang kupanggil ema'. Yang sedari aku kecil hingga kini kasihnya masih membekas, dan ku yakin tak lekang dihela waktu.
Bagiku Ema' adalah luapan kasih sayangku yang takkan sirna.
Kapanpun saya melihat seorang ibu yang sudah mulai lemah dengan usianya yang semakin renta, saya terkenang ema'.
Ema'ku yang kini terpisah jarak ribuan kilo. Ema'ku yang masih setia berada di tanah perantauan. Tinggalkan desa atau kampung yang berada di Sumatera Barat sana. Sementara aku, juga terbuang jauh di tanah rantau yang lain, demi menuntut ilmu, nasip dan masa depan.
Jika nanti nasipku berjaya, mungkin itu karena usaha dan segala amal kebaikanku yang pernah tersirat.
Namun, itu semua tanpa melupakan doa ema'ku yang kerap membasahi sejadahnya dengan tangis harap untuk kebahagiaan anaknya.
ku titipkan hidupku kepada Allah...
Betapa bahagianya seorang penyair meski dunia tidak mengatakan itu...
Karena tuntutan dunia lah yang membuat seorang penyair bersandiwara dengan fitrahnya, menampakkan segalanya dengan perasaan meski itu bukan suara hatinya. Dia berperan sebagai orang 'gila' padahal ia cerdas, berperan sebagai pengecut padahal ia berani, berperan bahagia padahal ia menderita. Ia juga dapat berperan sebagai pecinta, yang menekan getaran cinta dihati untuk kebahagiaan orang lain.
Penyairlah yang akan mendengar suara kalbu yang terucap dari mulut, merasakan jiwa dan ruh dari tubuh.
Salute buat Penyair yang menulis Syair ini. Tulisanya bijak, karena menyentuh segala aspek dari sastra, roman yang berbalut getir kemudian tak lupa untaian petuah satir.
"Aku hidup bebas, tertawa dan menangis sesuka hatiku. Bebas mengatur langkah-langkahku, mengangkat kepala dan berahasia, serta menulis sesuka hatiku. Aku juga bebas meninggalkan karya-karyaku tanpa harus menyesal. Aku bebas menciptakan tulisan tanpa tergantung pujian dari sastrawan juga tidak tergantung sanjungan dari para 'pembesar'.
Aku katakan, "aku lebih senang hidup terhina dalam pandangan hidup manusia daripada hidup sebagai budak mereka". Aku tak pernah membenci orang yang membenci diriku dan aku mencintai sesuatu bukan disebabkan kecintaan dan kasih sayang orang kepadaku. Aku mencintai manusia karena kemampuan dan ilmu yang ia miliki dan membenci manusia karena kebodohan dan ketidak mampuannya memahami sesuatu.
Kau tahu, inilah salah satu kelemahan jiwaku. Kelemahan yang aku nikmati dan aku kagumi satu-satunya. Dengan hidup seperti ini, aku memperoleh kenikmatan yang luar biasa dan engkau tak akan mampu mengetahui kenikmatan jiwa yang aku peroleh. Kenikmatan yang aku lihat dengan perasaan bahagia, walupun orang mengumpat dan mengutuki aku. Semua hinaan, sumpah serapah yang ditunjukan kepadaku seperti hujan debu yang jatuh dari atas, menempel pada sorbanku dan jatuh ke tanah, lalu ku injak dengan kedua kakiku.
Wahai 'pembesar-pembesar' disekitarku yang hatinya dipenuhi kebaikan-kebaikan dan kesucian. Kalian harusnya berusaha menjadi manusia yang 'cerdas' seperti yang kalian impikan. Mestinya kalian harus bisa menunjukan jati diri kalian, jangan hanya ikut-ikutan. Kalian harus menjernihkan pikiran-pikiran kalian, jangan sampai terbuai oleh cerita-cerita yang tak jelas arahnya. Kalian harus tampil dan mampu menerangi kegelapan hidup dengan sinar hati yang jernih. Kalian harus mampu menciptakan keceriaan dan kebahagiaan jiwa-jiwa manusia.
Mampu mengalirkam jiwa seni pada setiap penyair dan memenuhi hati mereka dengan keanggunan, keelokan dan pendirian teguh, bisa membuat jiwa-jiwa mereka terbang menuju cakrawala yang tinggi, lalu mampu menjelmakan diri mereka dalam bentuk matahari, bulan dan bintang. Untuk mewujudkan sifat-sifat ini, bukan berarti kalian harus aktif di mahkamah penyair untuk menghakimi para penyair yang kalian anggap bersalah tetapi cukup dengan memahami sifat penyair dan kalian tetap menjadi diri kalian sendiri.
Cukup...
ku cukupkan sampai disini perasaan inginku, anganku, perwujudan dari rasa kecewaku.
Aku adalah lelaki malang yang tidak memiliki sesuatupun yang patut untuk di'bangga'kan seperti kalian. Karena itu diam adalah perhiasan sekaligus perisaiku.
Ya, aku bukanlah orang yang bahagia kecuali dalam pandangan dan perkiraan orang lain. Meskipun jiwaku terbuka untuk kalian, tetapi jiwa kalian tertutup untukku. Aku harus menyembunyikan penderitaan-penderitaanku di hadapan kalian, sehingga ratapan dan rintihan kalian lebih banyak terdengar dari ratapanku untuk kalian.
Mungkin ada orang lain melihatku sebagai orang yang memiliki rahmat dan kasih sayang lebih tinggi daripada kalian, padahal aku tidak memerlukan itu semua. Aku menganggap keselamatan, keberhasilan dan ketenangan jiwa ada dalam sikap pasrah dan tawakkal. Hingga aku bisa merasa tenang dengan penderitaan dan kepedihan yang aku alami. Aku tidak iri dan dengki kepada kalian, kecuali menyangka kalian adalah orang yang berbahagia. Aku selalu memohon kepada Allah agar menyelamatkan kalian dari kegalauan dan penderitaan yang aku alami...
ku titipkan hidupku kepada Allah...
Syair Lirih Buat Kami
Berjalan seorang anak muda
Dengan jaket lusuh dipundaknya
Di sela bibir tampak mengering
Terselip s'batang rumput liar
Jelas menatap awan berarak
Wajah murung s'makin terlihat
Dengan langkah gontai tak terarah
Keringat bercampur debu jalanan
Engkau sarjana muda
Resah mencari kerja
Mengandalkan ijasahmu
Empat tahun lamanya
Bergelut dengan buku
'Tuk jaminan masa depan
Langkah kakimu terhenti
Di depan halaman sebuah jawaban
Termenung lesu engkau melangkah
Dari pintu kantor yang di harapkan
Tergiang kata tiada lowongan
Untuk kerja yang di dambakan
Tak peduli berusaha lagi
Namun kata sama yang kau dapatkan
Jelas menatap awan berarak
Wajah murung s'makin terlihat
Engkau sarjana muda
Resah mencari kerja
Tak berguna ijasahmu
Empat tahun lamanya
Bergelut dengan buku
Sia-sia semuanya
Setengah putus asa dia berucap
"maaf ibu..."
Kegagalan
Dari masih bocah, di ajarin untuk jadi orang sukses, di rumah, di sekolah, atau juga di lingkungan.
Di rumah, di ajarin jadi anak yang baik, rajin, ramah, patuh dan disiplin. Pokoknya, di arahkan bisa jadi sukses nantinya. Di sekolah, dari awal udah dikenalin dengan kata sukses, cita-cita yang tinggi dan dapatin nilai yang bagus. Semuanya jadi harapan dari orang tua dan guru. Lingkungan tempat kita tinggal, juga nyiptain kondisi sebagai syarat-syarat orang yang dianggap terpandang, orang yang sukses.
Engga' ada tempat bagi mereka yang gagal.
Sukses udah jadi bagian yang terpenting untuk ngejalanin kehidupan sebagai manusia yang normal. Orang yang gagal, mending enggak usah eksis aja sekalian dan nyingkir dari mereka yang sukses.
Tapi ada kenyatan yang dikutip dari berbagai sumber :
Manusia sejak dari orok, telah belajar menjadi sukses dan telah mempelajari kegagalan secara tidak langsung dari kehidupan sehari-harinya. Walaupun keduanya selalu berjalan beriringan, tetapi sukses adalah hasil selalu menjadi dominan dibandingkan gagal.
Sejak kapan manusia mempelajari kesuksesan dan kegagalan?
Ketika bayi menangis karena mengharapkan ASI dari ibunya, bayi berharap ia akan dapat minum untuk menghilangkan rasa hausnya. Ia akan menangis untuk memberikan isyarat kepada ibunya. Respon ibu sangat penting baginya. Bila sang ibu mengerti dan memberikan ASI nya kondisi seperti ini berarti bahwa ia telah "sukses" untuk mendapatkan ASI untuk menghilangkan rasa hausnya. Bila respon ibu lambat maka ia telah gagal, maka bayi akan menangis lebih keras.
Di sekolah, Anda akan dinilai dari hasil prestasi Anda. Bila Anda mempunyai nilai yang cukup bagus dan masuk diantara rangking 1 dan 5 maka Anda digolongkan sukses, cerdas dan berbakat, tapi bila Anda kenyataan sebaliknya maka kata-kata bodoh menjadi lebih akrab di telinga kita.
Enggak ada masyarakat dimana pun juga dapat menerima orang yang gagal, makanya enggak perlu ngeharapin ada orang yang dapat ngehargain kegagalan, apalagi ngasi hadiah dari produk kegagalan. Artinya, masyarakat lebih menghargai seorang yang sukses dan ngelupain seorang yang gagal.
By the way, arti dari kesuksesan berarti ia telah berhasil mengatasi masalah keuangan, promosi kerja, membina keluarga dan status sosial yang meningkat. Sedangkan untuk orang yang gagal,..."enggak ada seorang pun dapat memahami kegagalanya",
bahkan dihukum dengan kata-kata ;
"Dari dulu juga udah gue bilang..." atau, "Kenapa lo lakuin juga?" atau, "Mendingan lo..."
Banyak orang enggak dapat nerima kenyataan ketika ia dihadapin pada kegagalan, jadinya enggak dapat ngontrol pikiran-pikirannya yang negatif sehingga semakin terperosok dalam lingkaran gagal.
Jangan heran bila kita berjumpa denganya, orang itu kelihatan semakin lusuh yang bukan dikarenakan usianya.
Manusia memang cenderung mempunyai gambaran yang positif didalam pikirannya, tentang hal-hal yang baik yang dapat terjadi dan semuanya dapat berjalan sesuai dengan kenyataan.
Dan bila harapan-harapan itu enggak berjalan sesuai seperti yang diharapkan, maka inilah yang disebut dengan
"gagal".
24 Agu 2009
Doa abu Nawas
Ilahi lastu lilfirdausi ahla,
Walaa aqwa ‘ala naaril jahiimi
Fahabli taubatan waghfir dzunubi,
Fainaka ghafirudz- dzanbil ‘adzimi….
Dzunubi mitslu a’daadir- rimali,
Fahabli taubatan ya Dzal Jalaali,
Wa ‘umri naqishu fi kulli yaumi,
Wa dzanbi zaaidun kaifa –htimali
Ilahi ‘abdukal ‘aashi ataak,
Muqirran bi dzunubi
Wa qad di’aaka
Fain taghfir fa anta lidzaka ahlun,
Wain tadrud faman narju siwaaka
Duh Gusti… tidak layak aku masuk ke dalam sorga-Mu
Tetapi hamba tiada kuat menerima siksa neraka-Mu
Maka kami mohon taubat dan mohon ampun atas dosaku
Sesungguhnya Engkau Maha Pengampun atas dosa-dosa….
Dosa-dosaku seperti butiran pasir di pantai,
Maka anegerahilah hamba taubat, wahai Yang Memiliki Keagungan
Dan umur hamba berkurang setiap hari,
Sementara dosa-dosa hamba selalu bertambah, apalah dayaku
Duh Gusti… hamba-Mu penuh maksyiat,
Datang kepada-Mu bersimpuh memohon Ampunan,
Jika Engkau ampuni memang Engkau adalah Pemilik Ampunan,
Tetapi jika Engkau tolak maka kepada siapa lagi aku berharap?
Walaa aqwa ‘ala naaril jahiimi
Fahabli taubatan waghfir dzunubi,
Fainaka ghafirudz- dzanbil ‘adzimi….
Dzunubi mitslu a’daadir- rimali,
Fahabli taubatan ya Dzal Jalaali,
Wa ‘umri naqishu fi kulli yaumi,
Wa dzanbi zaaidun kaifa –htimali
Ilahi ‘abdukal ‘aashi ataak,
Muqirran bi dzunubi
Wa qad di’aaka
Fain taghfir fa anta lidzaka ahlun,
Wain tadrud faman narju siwaaka
Duh Gusti… tidak layak aku masuk ke dalam sorga-Mu
Tetapi hamba tiada kuat menerima siksa neraka-Mu
Maka kami mohon taubat dan mohon ampun atas dosaku
Sesungguhnya Engkau Maha Pengampun atas dosa-dosa….
Dosa-dosaku seperti butiran pasir di pantai,
Maka anegerahilah hamba taubat, wahai Yang Memiliki Keagungan
Dan umur hamba berkurang setiap hari,
Sementara dosa-dosa hamba selalu bertambah, apalah dayaku
Duh Gusti… hamba-Mu penuh maksyiat,
Datang kepada-Mu bersimpuh memohon Ampunan,
Jika Engkau ampuni memang Engkau adalah Pemilik Ampunan,
Tetapi jika Engkau tolak maka kepada siapa lagi aku berharap?
Menyapa selamat pagi pada sekolah dasar
Rasanya baru kemarin ema' memandikan diriku di kala pagi jika aku sengaja berleha-leha dan bertampang enggan untuk bergegas menuju kamar mandi. Setelah air untuk mandi selesai dijerang di tungku perapian sederhana yang ada di belakang rumah.
Atau sebelumnya, pasti ada keributan biasa antara aku dan adikku mengenai masalah siapa yang memanaskan diri lebih dekat ke tungku perapian atau siapa yang duluan ke kamar mandi.Selain kami anaknya yang sering bertingkah untuk dibangunkan pagi-pagi.
Biasanya aku tidur kemalaman karena ulah sendiri, jadinya lupa dan hampir telat menyelesaikan tugas sekolah dari bu guru.
Ema' tidak pernah lupa menyiapkan dengan rapi pakaian merah putih itu untuk kukenakkan ke sekolah. Sarapan ala kadarnya sudah pasti tersedia di meja makan.
Aku adalah anaknya yang gagah dengan dadanan rambut disisir ke samping, meski terlihat tambun mengenakan atribut seragam merah putih, namun selalu rapi dan bersih yang jadi keharusan bagi anak dari ema' ku tersayang.
Selanjutnya tidak lupa berpamitan seperti kebiasaanku, berlalu sembari berujar
'ma' iyas berangkat'.
Mengantungi uang 200 perak sudahlah cukup buat bekal siangku di sekolah.
Hanya tas mungil berisi buku-buku pelajaran yang kusandang, tanpa kotak bekal karena hari ini bukanlah hari saptu.
Letak sekolah yang jaraknya hanya beberapa meter dari rumah bukanlah yang menjadi alasan untuk aku selalu datang lebih pagi, tapi karena ema'yang mengaruskan anaknya untuk tidak pernah telat pergi ke sekolah.
Menyapa selamat pagi pada sekolah dasar yang pernah menjadi saksi bisu, aku adalah bocah yang waktu datang pertama kali ke sekolah ini sambil menangis, bersembunyi di belakang punggung ema', malu karena diantarkan ke tengah-tengah barisan anak-anak sebaya yang sedang melakukan upacara bendera.
Filosofi kawan perantau
Orang berilmu dan beradab takkan diam di kampung halaman.
Dia berani meninggalkan negeri dan merantau ke negri orang.
Dia akan dapat pengganti kerabat dan kawan.
Karena...
Air akan menjadi rusak jika diam dan tertahan, namun jika mengalir akan terlihat jernih.
Singa yang tidak meninggalkan sarang, takkan pernah mendapatkan mangsa.
Anak panah yang tidak meninggalkan busur, takkan pernah kena sasaran.
Jika matahari tidak bergerak, manusia pasti akan bosan melihat langit.
Biji emas hanya bagaikan tanah sebelum digali.
Kayu gaharu hanyalah kayu biasa jika tidak ada yang menemukanya di dalam hutan.
Dia berani meninggalkan negeri dan merantau ke negri orang.
Dia akan dapat pengganti kerabat dan kawan.
Karena...
Air akan menjadi rusak jika diam dan tertahan, namun jika mengalir akan terlihat jernih.
Singa yang tidak meninggalkan sarang, takkan pernah mendapatkan mangsa.
Anak panah yang tidak meninggalkan busur, takkan pernah kena sasaran.
Jika matahari tidak bergerak, manusia pasti akan bosan melihat langit.
Biji emas hanya bagaikan tanah sebelum digali.
Kayu gaharu hanyalah kayu biasa jika tidak ada yang menemukanya di dalam hutan.
Trilogi Manusia
Manusia hanya bisa dibilang 'manusia' jika dilahirkan oleh manusia.
Manusia hanya akan hidup sebagai'manusia' jika hidup dengan manusia.
Manusia hanya akan jadi 'manusia yang baik' jika bisa memberikan hal yang bermanfaat bagi manusia.
Manusia hanya akan hidup sebagai'manusia' jika hidup dengan manusia.
Manusia hanya akan jadi 'manusia yang baik' jika bisa memberikan hal yang bermanfaat bagi manusia.
21 Agu 2009
Selamat Datang Bulan Berkah
Akhirnya datang lagi bulan berkah itu,
5 waktu menjadi terasa sangat berarti.
Kuhampiri rak berdebu tempat tertata guratan ayat-ayat suci.
Derik tasbih menguntai zikir, dikala hening menghembus dinding kamar .
Sedangkan kemarin, aku masih menjadi orang yang lupa...
Lupa bahwa yang wajib itu terdiri dari yang 5,
bukan 4,3,2,1 atau kosong sama sekali.
Sampai sekarang, aku memang tidak lupa cara membaca ayat-ayat itu,
hanya saja aku lupa, kapan pernah membacanya.
Selama ini aku hanya meyakini adanya Dia,
tanpa pernah ingat bahwa bagiNya aku tidak ada apa-apanya.
Akankah bulan ini hanya datang sambil lalu,
menyapa sesaat, kemudian pergi untuk tinggalkan aku yang merugi.
Aku yang melewati hari kemarin tetap seperti hari ini,
lantas apa yang kuharap untuk lusa nanti.
Pantaskah aku angkuh sebagai manusia,
Sedangkan nalarku tidak pandai memaknai waktu.
Aku hanya pantas disebut manusia, sebagai insanNya yang pasti lemah.
Memelas untuk diberi Ridho dan ampunan.
Aku ingat...di tahun yang kemarin,
aku bisa bertemu bulan yang sama seperti tahun yang kemarinya lagi.
Tapi, sadarkah aku....
Jika di bulan ini masih tak pandai bersukur akan waktu,
akankah kujumpai lagi bulan ini di waktu yang nanti.
20 Agu 2009
Pemuda dan Kemerdekaan
Jika merunut sejarah pemuda bangsa ini, dikisahkan bahwa pada tanggal 28 oktober 1928 para pemuda bangsa ini menyatukan tekad bersama untuk menyatukan Indonesia. Dari sinilah kemudian lahirnya teks Sumpah Pemuda yang sejak duduk di bangku sekolah kita sudah menghapalnya. Pada saat itu, cita-cita pemuda terdengar sederhana namun sangat terpuji, yakni ingin mewujudkan kemerdekaan Indonesia secepatnya. Meskipun kemerdekaan tersebut baru kita capai pada tanggal 17 Agustus 1945, yang pada dasarnya tetap ada korelasi histories dan batiniah antara sumpah pemuda dengan hari kemerdekaan.
Sebagai pemuda yang hidup di zaman kemerdekaan dengan segala kemajuan yang telah dicapai, kita wajib untuk tetap memberikan ikhtiar penuh tenaga bagi upaya-upaya mengisi kemerdekaan. Ada dua pertanyaan yang harus dijawab pemuda bangsa ini yaitu, pertama, apa makna mendasar dari kemerdekaan, kedua, apa kita telah sungguh-sungguh dalam mengisi kemerdekaan dengan jargon reformasi saat ini?
Para pemuda seharusnya memaknai arti kemerdekaan bukan hanya dalam artian yang sempit, tetapi lebih luas sebagai terbebasnya manusia muda Indonesia dari belenggu perbudakan dalam berbagai bentuk dan dimensi realitas. Menurut saya, pada masa sekarang belenggu itu dapat berupa ketergantungan terhadap segala hal yang berasal dari negara-negara maju yang berbeda budaya dengan bangsa kita.
Dengan mudah pemuda sekarang ini bisa mengatakan masalah ketergantungan terhadap segala sesuatu yg berasal dari luar adalah konsekuensi dari globalisasi yang memang harus terjadi. Tapi, sebenarnya itu merupakan pilihan yang harus dilakukan berdasarkan akal nurani kita sendiri “Bagaimana upaya mengisi kemerdekaan negara ini dengan pembangunan yang didasarkan atas rasa cinta tanah air”.
Dalam kenyataanya, pemuda bangsa kita sekarang ini lebih sering mendewa-dewakan sesuatu yang berbau barat. Segala jenis produk barang, hiburan, musik, film yang berasal dari barat dianggap berkualitas dan lebih diminati, dibandingkan budaya kita sendiri yang sebenarnya sangat kaya jika ingin digali.
Pemikiran kaum muda yang bijak adalah yang merasa perlu melakukan filterisasi terhadap segala produk-produk luar, tujuanya agar dapat diselaraskan dengan budaya bangsa kita sendiri. Reformasi jangan sampai diselewengkan sebagai kebebasan yang kebablasan. Masa muda bagi generasi negara ini seharusnya adalah saat untuk mencari jati diri yang diperlukan untuk membangun bangsa, hal itu dapat melalui berbagai sektor kehidupan masyarakat dengan mengutamakan rasa nasionalisme.
Hilangkanlah kelemahan-kelemahan yang masih ada pada diri kita, budaya malas, menungu, seenaknya, asal cepat dan asal beres. Karena kemajuan suatu bangsa dibangun oleh generasi muda yang cinta tanah air dengan berbekal ketekunan, semangat dan kerja keras. Mudah-mudahan tulisan ini berguna bagi upaya memberikan pemaknaan diri kita sebagai pemuda bangsa.
Sebagai pemuda yang hidup di zaman kemerdekaan dengan segala kemajuan yang telah dicapai, kita wajib untuk tetap memberikan ikhtiar penuh tenaga bagi upaya-upaya mengisi kemerdekaan. Ada dua pertanyaan yang harus dijawab pemuda bangsa ini yaitu, pertama, apa makna mendasar dari kemerdekaan, kedua, apa kita telah sungguh-sungguh dalam mengisi kemerdekaan dengan jargon reformasi saat ini?
Para pemuda seharusnya memaknai arti kemerdekaan bukan hanya dalam artian yang sempit, tetapi lebih luas sebagai terbebasnya manusia muda Indonesia dari belenggu perbudakan dalam berbagai bentuk dan dimensi realitas. Menurut saya, pada masa sekarang belenggu itu dapat berupa ketergantungan terhadap segala hal yang berasal dari negara-negara maju yang berbeda budaya dengan bangsa kita.
Dengan mudah pemuda sekarang ini bisa mengatakan masalah ketergantungan terhadap segala sesuatu yg berasal dari luar adalah konsekuensi dari globalisasi yang memang harus terjadi. Tapi, sebenarnya itu merupakan pilihan yang harus dilakukan berdasarkan akal nurani kita sendiri “Bagaimana upaya mengisi kemerdekaan negara ini dengan pembangunan yang didasarkan atas rasa cinta tanah air”.
Dalam kenyataanya, pemuda bangsa kita sekarang ini lebih sering mendewa-dewakan sesuatu yang berbau barat. Segala jenis produk barang, hiburan, musik, film yang berasal dari barat dianggap berkualitas dan lebih diminati, dibandingkan budaya kita sendiri yang sebenarnya sangat kaya jika ingin digali.
Pemikiran kaum muda yang bijak adalah yang merasa perlu melakukan filterisasi terhadap segala produk-produk luar, tujuanya agar dapat diselaraskan dengan budaya bangsa kita sendiri. Reformasi jangan sampai diselewengkan sebagai kebebasan yang kebablasan. Masa muda bagi generasi negara ini seharusnya adalah saat untuk mencari jati diri yang diperlukan untuk membangun bangsa, hal itu dapat melalui berbagai sektor kehidupan masyarakat dengan mengutamakan rasa nasionalisme.
Hilangkanlah kelemahan-kelemahan yang masih ada pada diri kita, budaya malas, menungu, seenaknya, asal cepat dan asal beres. Karena kemajuan suatu bangsa dibangun oleh generasi muda yang cinta tanah air dengan berbekal ketekunan, semangat dan kerja keras. Mudah-mudahan tulisan ini berguna bagi upaya memberikan pemaknaan diri kita sebagai pemuda bangsa.
19 Agu 2009
Tanggung jawab
Beban yang harus dipikul oleh sesorang lelaki adalah 'tanggung jawab'.
Adalah 'kata' yang begitu akrab dengan kehidupan gue, semenjak hidup di tanah rantau.
Tanpa tanggung jawab, mungkin gue udah lama kehilangan arah.
"Gue taat dan sanggup terikat akan sebuah aturan",apalagi jika itu menyangkut tanggung jawab yang gw emban.
Namun, pelaksanaan akan tanggung jawab itu tentunya akan lebih berarti jika dilakukan dengan sepenuh hati. Dan untuk sepenuh hati, perlu 'kemauan' yang hadir sejak awal menerima tanggung jawab.
Gue ga'pernah asal menerima tanggung jawab untuk ngelakuin apa yang gue ga'bisa, kalaupun terpaksa..pasti akan 'ribet' urusanya nanti.
Karena di balik sisi 'taatnya' diri gue, harus ada pula sisi 'kebebasan'...
..."kebebasan untuk melakukan apa saja yang gue anggap baik"..
Kalau ada tanggung jawab yang tidak ingin gw emban, itu karena dikhawtirkan akan berbenturan dengan sisi 'kebebasan' gw yang ingin selalu lepas dan keluar jalur dari segala keterikatan yang ada dalam tanggung jawab itu...
Maafkan aku sobat, aku yang tidak pandai bertutur ini telah mengecewakan sebagai orang yang diberi beban tanggung jawab...
Gue hanya ingin 'bebas' melakukan apa yang gue bisa, tanpa 'ikatan' yang mungkin dapat membatasi.
Tapi masih ada yang perlu diketahui
"Apa yang gw lakukan selama ini, setulus dan semampu mungkin akan apa adanya diri gue...karena itu yang gw bisa"
"Dan bukan sifat gw untuk ngelupain hal berarti yang telah gue dapat"
Thanks for all
Adalah 'kata' yang begitu akrab dengan kehidupan gue, semenjak hidup di tanah rantau.
Tanpa tanggung jawab, mungkin gue udah lama kehilangan arah.
"Gue taat dan sanggup terikat akan sebuah aturan",apalagi jika itu menyangkut tanggung jawab yang gw emban.
Namun, pelaksanaan akan tanggung jawab itu tentunya akan lebih berarti jika dilakukan dengan sepenuh hati. Dan untuk sepenuh hati, perlu 'kemauan' yang hadir sejak awal menerima tanggung jawab.
Gue ga'pernah asal menerima tanggung jawab untuk ngelakuin apa yang gue ga'bisa, kalaupun terpaksa..pasti akan 'ribet' urusanya nanti.
Karena di balik sisi 'taatnya' diri gue, harus ada pula sisi 'kebebasan'...
..."kebebasan untuk melakukan apa saja yang gue anggap baik"..
Kalau ada tanggung jawab yang tidak ingin gw emban, itu karena dikhawtirkan akan berbenturan dengan sisi 'kebebasan' gw yang ingin selalu lepas dan keluar jalur dari segala keterikatan yang ada dalam tanggung jawab itu...
Maafkan aku sobat, aku yang tidak pandai bertutur ini telah mengecewakan sebagai orang yang diberi beban tanggung jawab...
Gue hanya ingin 'bebas' melakukan apa yang gue bisa, tanpa 'ikatan' yang mungkin dapat membatasi.
Tapi masih ada yang perlu diketahui
"Apa yang gw lakukan selama ini, setulus dan semampu mungkin akan apa adanya diri gue...karena itu yang gw bisa"
"Dan bukan sifat gw untuk ngelupain hal berarti yang telah gue dapat"
Thanks for all
15 Agu 2009
tindakan untuk menekan masalah terorisme adalah upaya bersama kita sebagai warga masyarakat
Apapun motif yang diumbar pelakunya, tetaplah terorisme merupakan tindakan yang bertentangan dengan nurani kita sebagai manusia dan umat beragama. Terorisme sudah menjadi permasalahan dunia yang juga meresahkan negara-negara lain, namun yang khusus menjadi pertanyaan kita adalah, mengapa tindakan berupa insiden pengeboman itu dapat terjadi hingga beberapa kali di negara kita ?.
Selain kekeliruan dalam memahami suatu ideologi, patut disadari juga bahwa situasi dan kondisi suatu negara, seperti masalah pendidikan, ekonomi, pemerintahan juga dapat memungkinkan lahirnya orang-orang yang berkepribadian rentan untuk melakukan tindakan terorisme. Karena tindakan terorisme biasanya menyimpan motif tertentu atas aksi yang dilakukan, dan bisa saja dikarenakan protes terhadap ketimpangan situasi dan kondisi yang dirasakan dalam masyarakat.
Selain itu, saya menganggap masalah terorisme yang terjadi di Indonesia, disebabkan karena komuditas dalam lingkup wilayah kita yang masih mendukung hal-hal yang menyebabkan tumbuhnya masalah terorisme.
Jika dari segi pelaku, dikatakan tindakan terorisme karena pandangan keliru segelintir kelompok masyarakat kita dalam memahami suatu ideologi, maka yang perlu menjadi perhatian adalah bagaimana mengupayakan langkah yang tepat sehubungan dengan menanamkan pemahaman ideologi yang benar kepada masyarakat. Sektor pendidikan agama sangat penting perananya, perlu diawasi dan diajarkan oleh orang-orang yang benar-benar memahami agama secara utuh berdasarkan ajaran kitab suci masing-masing agama.
Dan sekarang ini dikenal sebagai jaman yang canggih dalam penyampaian informasi serta kebebasan dalam mengemukakan pendapat, namun jika hal itu menyangkut khalayak banyak, sepatutnya tetap ada pemilahan dan pengawasan berdasarkan aspek kebenaranya.
Jika dikatakan permasalahan terorisme yang terjadi telah dibawa oleh orang asing ke Negara kita, maka pemerintah harus lebih tegas mengawasi masuknya setiap pendatang ke Negara kita. Dan penyelidikan harus terus diupayakan terhadap siapa saja orang-orang yang patut dicurigai, jangan sampai ada kelengahan dengan hanya menunggu bukti. Untuk itu, komponen-komponen peraturan yang masih menjadi kelemahan dari hukum negara kita perlu ditinjau lagi secara seksama.
Dari semua itu, tindakan untuk menekan masalah terorisme adalah upaya bersama kita sebagai warga masyarakat. Jika kita telah mendapatkan pemahaman yang benar, diharapkan muncul kewaspadaan terhadap faktor-faktor yang dicurigai dapat menjadi cikal bakal tumbuhnya terorisme. Selanjutnya kewajiban untuk melapor kepada pihak yang terkait merupakan upaya antisipasi agar kejadian yang tidak diinginkan tidak terjadi lagi di kemudian hari.
Selain kekeliruan dalam memahami suatu ideologi, patut disadari juga bahwa situasi dan kondisi suatu negara, seperti masalah pendidikan, ekonomi, pemerintahan juga dapat memungkinkan lahirnya orang-orang yang berkepribadian rentan untuk melakukan tindakan terorisme. Karena tindakan terorisme biasanya menyimpan motif tertentu atas aksi yang dilakukan, dan bisa saja dikarenakan protes terhadap ketimpangan situasi dan kondisi yang dirasakan dalam masyarakat.
Selain itu, saya menganggap masalah terorisme yang terjadi di Indonesia, disebabkan karena komuditas dalam lingkup wilayah kita yang masih mendukung hal-hal yang menyebabkan tumbuhnya masalah terorisme.
Jika dari segi pelaku, dikatakan tindakan terorisme karena pandangan keliru segelintir kelompok masyarakat kita dalam memahami suatu ideologi, maka yang perlu menjadi perhatian adalah bagaimana mengupayakan langkah yang tepat sehubungan dengan menanamkan pemahaman ideologi yang benar kepada masyarakat. Sektor pendidikan agama sangat penting perananya, perlu diawasi dan diajarkan oleh orang-orang yang benar-benar memahami agama secara utuh berdasarkan ajaran kitab suci masing-masing agama.
Dan sekarang ini dikenal sebagai jaman yang canggih dalam penyampaian informasi serta kebebasan dalam mengemukakan pendapat, namun jika hal itu menyangkut khalayak banyak, sepatutnya tetap ada pemilahan dan pengawasan berdasarkan aspek kebenaranya.
Jika dikatakan permasalahan terorisme yang terjadi telah dibawa oleh orang asing ke Negara kita, maka pemerintah harus lebih tegas mengawasi masuknya setiap pendatang ke Negara kita. Dan penyelidikan harus terus diupayakan terhadap siapa saja orang-orang yang patut dicurigai, jangan sampai ada kelengahan dengan hanya menunggu bukti. Untuk itu, komponen-komponen peraturan yang masih menjadi kelemahan dari hukum negara kita perlu ditinjau lagi secara seksama.
Dari semua itu, tindakan untuk menekan masalah terorisme adalah upaya bersama kita sebagai warga masyarakat. Jika kita telah mendapatkan pemahaman yang benar, diharapkan muncul kewaspadaan terhadap faktor-faktor yang dicurigai dapat menjadi cikal bakal tumbuhnya terorisme. Selanjutnya kewajiban untuk melapor kepada pihak yang terkait merupakan upaya antisipasi agar kejadian yang tidak diinginkan tidak terjadi lagi di kemudian hari.
4 Agu 2009
ada obsesi ada jalan atau tidak sama sekali........
Semenjak awal menginjakan kaki di tanah gersang kota metropolitan ini, gue udah begitu terkesima ngeliat gedung-gedung metropolitan yang menjulang megah, tinggi mencakar langit ibukota. Bukanya gue 'norak' (dikit seeh...), tapi yang lebih menimbulkan kesan... di bangunan yang serupa itu telah tersimpan lama keinginan dan cita-cita masa kecil gue, yang pada waktu itu hanya bisa menyaksikan kemegahan ibukota melalui layar televisi di sebuah rumah kontrakan kecil.
"akankah ada periringan waktu yang akan mengantarkan gue bisa berada pada tingkat paling tinggi dari gedung-gedung pencakar langit tersebut"
Gue yang sekarang ini, udah pernah ngeliat kemegahan berbagai gedung pencakar langit ibu kota, bahkan untuk kesekian kali.
Tapi hingga saat ini aku masih sebagai penonton yang tetap tidak berkurang rasa takjub akan kemegahan metropolitan.
Nantikan aku waktu, akan kukejar dirimu hingga kau sendiri yang perlahan datang menghampiriku...
ada obsesi ada jalan atau tidak sama sekali........
Ummi
Ummi yaa lahnan a'syaqohu
wanasyidan dauman ansyuduhu
Fikulli makanin adzkuruhu
wa-azhollu azhollu uroddiduhu
Ummi yaa ruuhi wa-hayati
yaa bahjata nafsi wamunaati
Unsi filhadhiri wal-ati...
Allohu ta'aala aushoni
fissirri walau fil i'laani
Bilbirri laki wal-ihsaani...
Ismuki manquusyun fi qolbi
Hubbuki yahdini fi darbi
wadu'a-i yahfazhuki robbiy...
wanasyidan dauman ansyuduhu
Fikulli makanin adzkuruhu
wa-azhollu azhollu uroddiduhu
Ummi yaa ruuhi wa-hayati
yaa bahjata nafsi wamunaati
Unsi filhadhiri wal-ati...
Allohu ta'aala aushoni
fissirri walau fil i'laani
Bilbirri laki wal-ihsaani...
Ismuki manquusyun fi qolbi
Hubbuki yahdini fi darbi
wadu'a-i yahfazhuki robbiy...
pic...
Rintihan Suara Hati
"Kebijakan dan kecermatan SBY sedang diuji dalam membentuk kabinet yang professional, efektif dan efisien"
Koalisi besar yang sebelumnya dibangun oleh SBY pada awalnya bertujuan untuk memuluskan langkahnya ke kursi jabatan presiden, namun hal itu bisa menyulitkan dalam menyusun kabinet ketika dia akhirnya terpilih kembali sebagai presiden. Karena tidak dapat dipungkiri akan ada kepentingan yang cukup kuat di antara partai-partai politik pendukung SBY dalam Pilpres 2009 tersebut. Masing-masing partai politik tentunya ingin menempatkan kadernya di posisi paling strategis di kabinet, sehingga dapat menyebabkan tarik menarik antar kepentingan yang berbeda-beda.
Terlepas dari hal itu, masyarakat tetap menginginkan SBY nantinya tidak hanya melatar belakangi pilihanya atas dasar kader yang berasal dari partai-partai politik pendukungnya saja, tetapi juga memprioritaskan keprofesionalan kader yang akan dipilihnya. Diantara beberapa keinginan yang dibebankan kepadanya, langkah bijak yang sebaiknya diambil SBY yaitu tetap harus menjaga keseimbangan komposisi antara dua unsur itu. Kenyataan yang akan membuktikan, apakah SBY nantinya pantas disebut sebagai presiden yang memiliki kebijakan yang cermat dalam membentuk kabinet, karena dapat memilih kader dari partai politiknya yang juga teruji keprofessionalanya.
Syarat keprofesionalan masing-masing kader yang dipilih juga dapat dilihat dari berbagai sisi, seperti jenis pekerjaan yang akan diemban harus sesuai dengan keahlian sebelumnya yang ditekuni, namun dalam hal ini bisa saja akan terdapat beberapa kandidat yang memenuhi persyaratan. Untuk itu, SBY harus memilih yang terbaik diantara mereka dengan menilik mana yang mempunyai pandangan atau cara pikir yang dibutuhan bangsa dan Negara saat ini.
SBY pun dirasa perlu merampingkan kabinetnya dengan jumlah yang lebih sederhana, hal itu dimaksudkan untuk memperlincah gerakan SBY pada saat memimpin kabinetnya nanti. Bagian-bagian yang mewadahi permasalahan serupa sebaiknya disatukan dalam satu tanggung jawab, agar birokrasi yang diperlukan nanti tidak rumit dan tidak melalui proses panjang. Artinya SBY juga harus dapat menciptakan kabinet efisien yang justru akan meningkatkan keefektifan kinerja pada saat menjalankan roda pemerintahan nantinya.
Sebagai masyarakat kita dapat kritis menyalurkan aspirasi melalui jalur-jalur yang telah ditentukan, selanjutnya tinggal menunggu bagaimana kebijakan dan kecermatan SBY yang sedang diuji dalam membentuk kabinet pemerintahan yang professional, efektif dan efisien serta berdaya guna bagi kemajuan bangsa Indonesia ke depanya.
Terlepas dari hal itu, masyarakat tetap menginginkan SBY nantinya tidak hanya melatar belakangi pilihanya atas dasar kader yang berasal dari partai-partai politik pendukungnya saja, tetapi juga memprioritaskan keprofesionalan kader yang akan dipilihnya. Diantara beberapa keinginan yang dibebankan kepadanya, langkah bijak yang sebaiknya diambil SBY yaitu tetap harus menjaga keseimbangan komposisi antara dua unsur itu. Kenyataan yang akan membuktikan, apakah SBY nantinya pantas disebut sebagai presiden yang memiliki kebijakan yang cermat dalam membentuk kabinet, karena dapat memilih kader dari partai politiknya yang juga teruji keprofessionalanya.
Syarat keprofesionalan masing-masing kader yang dipilih juga dapat dilihat dari berbagai sisi, seperti jenis pekerjaan yang akan diemban harus sesuai dengan keahlian sebelumnya yang ditekuni, namun dalam hal ini bisa saja akan terdapat beberapa kandidat yang memenuhi persyaratan. Untuk itu, SBY harus memilih yang terbaik diantara mereka dengan menilik mana yang mempunyai pandangan atau cara pikir yang dibutuhan bangsa dan Negara saat ini.
SBY pun dirasa perlu merampingkan kabinetnya dengan jumlah yang lebih sederhana, hal itu dimaksudkan untuk memperlincah gerakan SBY pada saat memimpin kabinetnya nanti. Bagian-bagian yang mewadahi permasalahan serupa sebaiknya disatukan dalam satu tanggung jawab, agar birokrasi yang diperlukan nanti tidak rumit dan tidak melalui proses panjang. Artinya SBY juga harus dapat menciptakan kabinet efisien yang justru akan meningkatkan keefektifan kinerja pada saat menjalankan roda pemerintahan nantinya.
Sebagai masyarakat kita dapat kritis menyalurkan aspirasi melalui jalur-jalur yang telah ditentukan, selanjutnya tinggal menunggu bagaimana kebijakan dan kecermatan SBY yang sedang diuji dalam membentuk kabinet pemerintahan yang professional, efektif dan efisien serta berdaya guna bagi kemajuan bangsa Indonesia ke depanya.
pic...
Tulisan Surat Kabar
Profesi yang cocok untuk tipe kepribadian introvert
Meski terlihat sebagai pribadi yang menutup diri dan pendiam, sebenarnya tipe introvert merupakan pribadi yang menarik, kreatif, dan berharga, jika perusahaan tahu di mana tipe kepribadian seperti ini senang bekerja.
Tipe kepribadian introvert umumnya tak menyukai kegiatan yang mengharuskannya bertemu banyak orang atau kegiatan yang mengharuskannya bersosialisasi. Ketika seorang introvert menemukan pekerjaan yang ia senangi dan ia memang berbakat di bidang tersebut, ia akan menjadi aset perusahaan yang berharga.
Introvert sering diasosiasikan dengan pemalu, namun pada kenyataannya tak selalu begitu. Menurut psikolog asal Swiss yang juga menemukan istilah “introvert”, Carl Jung, introvert adalah tipe kepribadian yang lebih suka menyibukkan diri dengan kehidupan di dalam pikirannya dan aktivitas kesendirian ketimbang harus bersosialisasi dengan orang lain. Tipe kepribadian ini memiliki ketertarikan dalam penyelesaian masalah, bekerja secara kreatif ketika sendiri, dan bisa memberikan solusi ketika berpikir tanpa ada gangguan.
Pada dasarnya, para introvert tidak takut bekerja dikelilingi orang lain, namun tipe kepribadian ini hanya memilih untuk bekerja sendirian. Konsultan karier asal Minnesota, JIST Publishing, mengatakan bahwa tipe kepribadian introvert bisa jadi merupakan pemberi solusi yang baik, punya kecenderungan untuk bekerja sebagai analis sistem komputer atau peranti lunak, akuntan, penasihat keuangan, teknik sipil, mekanik, dan desainer grafis.
Beberapa Profesi yang cocok untuk tipe kepribadian introvert, jika dibekali pelatihan yang tepat, antara lain adalah:
Insinyur peranti lunak komputer
Jenis pekerjaan ini menarik minat bagi tipe kepribadian introvert karena profesi semacam ini mengharuskan si pekerja untuk bekerja secara independen untuk menyelesaikan masalah tergantung kebutuhan pengguna peranti lunak tersebut. Jenis pekerjaan ini dibutuhkan ijazah di bidang komputer. Untuk selalu bisa berkompetisi di bidang ini, seseorang harus terus mau meng-update kemampuan dan pengetahuannya sesering mungkin untuk mengikuti perkembangan teknologi.
Akuntan dan auditor
Karena para introvert sangat berbakat dalam memecahkan masalah, mampu menjalankan analisis sendiri, dan mampu mengembangkan strategi jangka panjang, maka profesi akuntan bisa tergolong cocok untuk mereka. Dibutuhkan pendidikan di bidang akuntan dan finansial untuk bisa mendapatkan pekerjaan di bidang ini.
Desainer grafis
Di bidang ini, para pekerjanya bebas menginterpretasikan imajinasinya. Kebanyakan, para rekan kerja atau atasannya akan melihat hasil kerjanya di akhir, dan membiarkan si pekerja mendesain grafisnya sendiri. Bidang yang sangat bertumbuh belakangan ini akan banyak dibutuhkan di bidang periklanan, penciptaan games, atau animasi. Tak selalu diperlukan pendidikan yang amat mendalam di bidang ini.
Teknik sipil
Dengan semakin bertumbuhnya negara, maka akan makin dibutuhkan teknik sipil untuk memperhitungkan segala hal yang butuh perhitungan saat pembangunan bangunan. Dibutuhkan pendidikan khusus di bidang ini, jika menambahkan pengetahuan seputar lingkungan dan green engineering, maka Anda akan menjadi seorang teknik sipil yang amat dicari.
Analis riset pasar
Tipe pekerjaan ini mengumpulkan data bagaimana pasar berpikir dan kecenderungannya, dan hasilnya akan membantu perusahaan untuk menggapai pasarnya. Untuk pekerjaan ini dibutuhkan pelatihan riset metodologi, statistik, marketing, tren sosial, ekonomi, psikologi, dan lainnya. Diperkirakan, profesi ini meningkat sebanyak 20 persen dari tahun 2006 hingga 2016.
Phisicotest
Pendamai
Mudah menerima, suka menyenangkan orang lain, dan mendukung.
Pribadi semacam ini mencoba menyatu dengan orang lain dan lingkungan sekitarnya. Penurut, menyesuaikan diri, dan seringkali tak bisa mengendalikan kemarahannya.
Keunggulan : menyenangkan, tenang, murah hati, sabar, menerima, diplomatis, dan berpikiran terbuka.
Kejelekan : terasing, pelupa, keras kepala, obsesif, apatis, pasif-agresif, dan tidak asertif.
Cara bergaul dengan saya : Jika kamu ingin agar saya melakukan sesuatu, cara memintanya sangat penting bagi saya. Saya sangat tidak suka ekspektasi atau tekanan dari orang lain. Saya senang mendengarkan dan melayani, tapi jangan manfaatkan ini.
Dengarkan hingga saya selesai berbicara, meski saya sedikit berbelit-belit. Berikan saya waktu untuk menyelesaikan sesuatu dan mengambil keputusan. Tidak apa-apa, jika kamu mendorong saya degan halus dan tanpa menghakimi.
Berikan saya pertanyaan, hingga saya bisa memahami masalah saya.
Katakanlah jika kamu menyukai penampilan saya.
Saya tidak menolak pujian. Saya suka diskusi yang baik, bukan perdebatan.
Beri tahu saya, bahwa kamu suka pada apa yang telah saya kerjakan atau katakan.
Tertawalah bersama saya dan nikmatilah keceriaan hidup bersama saya.
3 Agu 2009
'Uang' memang segalanya
'Uang' memang bukanlah segalanya, kebahagiaanlah yang paling dicari umat di dunia ini.Tapi, di zaman sekarang..hal itu menjadi teka-teki yang susah untuk dijawab.
"Dapatkah manusia meraih kebahagian tanpa 'uang', sedangkan nyaris/mungkin tidak ada sama sekali umat di dunia yang tidak membutuhkan uang. Apapun itu, patut disadari bahwa segala hal didunia ini dapat/pernah tergadai oleh uang".
Namun dibalik semua itu, ada pula satu hal yang patut disadari. Bahwa sesungguhnya wujud penjelmaan 'serba uang' ke dalam berbagai aspek kehidupanlah yang patut diwaspadai.
yaitu :"'Uang' yang telah merasuki otak dan tanpa disadari menularkan virus 'matrealistis' terhadap pola pikir seorang manusia. Jika hal itu terjadi, sisi 'rohani' akan terpinggirkan, 'rohani' yang tersisa sekedar untuk diingat dan kalaupun diperlihatkan, sekedar mengisyaratkan bahwa kita masih berbentuk manusia".
Saya tidak menafikkan diri, sebagai seorang manusia yang begitu membutuhkan uang. Saya pun mengakui ketidak berdayaan selama ini tanpanya. Namun, dibalik ketidakberdayaan itu, saya mencoba untuk tidak pernah mengeluh dalam kehidupan yang selalu berbalut ke'sederhana'an (jika kata 'miskin' terlalu kasar untuk diutarakan).
Biarlah senyum ini perih dihati, melihat sekeliling yang dipenuhi oleh mereka-mereka yang dimakmurkan oleh 'uang'.
Setidaknya itu dapat menjadi tekad agar ke di masa depan nanti, aku tidak lagi diperdayai oleh uang. Saya selalu berusaha menjadi seorang 'miskin' yang bijak, yang tidak punya tempat mengadu selain selalu berserah diri padaNya. Hanya itu...
Dan semoga di suatu saat nanti, saya dengan apa adanya akan tetap bijak..
Amien ya Allah....
"Dapatkah manusia meraih kebahagian tanpa 'uang', sedangkan nyaris/mungkin tidak ada sama sekali umat di dunia yang tidak membutuhkan uang. Apapun itu, patut disadari bahwa segala hal didunia ini dapat/pernah tergadai oleh uang".
Namun dibalik semua itu, ada pula satu hal yang patut disadari. Bahwa sesungguhnya wujud penjelmaan 'serba uang' ke dalam berbagai aspek kehidupanlah yang patut diwaspadai.
yaitu :"'Uang' yang telah merasuki otak dan tanpa disadari menularkan virus 'matrealistis' terhadap pola pikir seorang manusia. Jika hal itu terjadi, sisi 'rohani' akan terpinggirkan, 'rohani' yang tersisa sekedar untuk diingat dan kalaupun diperlihatkan, sekedar mengisyaratkan bahwa kita masih berbentuk manusia".
Saya tidak menafikkan diri, sebagai seorang manusia yang begitu membutuhkan uang. Saya pun mengakui ketidak berdayaan selama ini tanpanya. Namun, dibalik ketidakberdayaan itu, saya mencoba untuk tidak pernah mengeluh dalam kehidupan yang selalu berbalut ke'sederhana'an (jika kata 'miskin' terlalu kasar untuk diutarakan).
Biarlah senyum ini perih dihati, melihat sekeliling yang dipenuhi oleh mereka-mereka yang dimakmurkan oleh 'uang'.
Setidaknya itu dapat menjadi tekad agar ke di masa depan nanti, aku tidak lagi diperdayai oleh uang. Saya selalu berusaha menjadi seorang 'miskin' yang bijak, yang tidak punya tempat mengadu selain selalu berserah diri padaNya. Hanya itu...
Dan semoga di suatu saat nanti, saya dengan apa adanya akan tetap bijak..
Amien ya Allah....
Langganan:
Postingan (Atom)