'Uang' memang bukanlah segalanya, kebahagiaanlah yang paling dicari umat di dunia ini.Tapi, di zaman sekarang..hal itu menjadi teka-teki yang susah untuk dijawab.
"Dapatkah manusia meraih kebahagian tanpa 'uang', sedangkan nyaris/mungkin tidak ada sama sekali umat di dunia yang tidak membutuhkan uang. Apapun itu, patut disadari bahwa segala hal didunia ini dapat/pernah tergadai oleh uang".
Namun dibalik semua itu, ada pula satu hal yang patut disadari. Bahwa sesungguhnya wujud penjelmaan 'serba uang' ke dalam berbagai aspek kehidupanlah yang patut diwaspadai.
yaitu :"'Uang' yang telah merasuki otak dan tanpa disadari menularkan virus 'matrealistis' terhadap pola pikir seorang manusia. Jika hal itu terjadi, sisi 'rohani' akan terpinggirkan, 'rohani' yang tersisa sekedar untuk diingat dan kalaupun diperlihatkan, sekedar mengisyaratkan bahwa kita masih berbentuk manusia".
Saya tidak menafikkan diri, sebagai seorang manusia yang begitu membutuhkan uang. Saya pun mengakui ketidak berdayaan selama ini tanpanya. Namun, dibalik ketidakberdayaan itu, saya mencoba untuk tidak pernah mengeluh dalam kehidupan yang selalu berbalut ke'sederhana'an (jika kata 'miskin' terlalu kasar untuk diutarakan).
Biarlah senyum ini perih dihati, melihat sekeliling yang dipenuhi oleh mereka-mereka yang dimakmurkan oleh 'uang'.
Setidaknya itu dapat menjadi tekad agar ke di masa depan nanti, aku tidak lagi diperdayai oleh uang. Saya selalu berusaha menjadi seorang 'miskin' yang bijak, yang tidak punya tempat mengadu selain selalu berserah diri padaNya. Hanya itu...
Dan semoga di suatu saat nanti, saya dengan apa adanya akan tetap bijak..
Amien ya Allah....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar