“Jilbab putih lambang kesucian”. Aku memilih kalimat singkat namun berarti ini sebagai pembuka tulisan, karena seperti itulah apa yang selalu terbersit di pemikiran setiap pertama kali aku melihat wanita-wanita berjilbab. Tentu saja yang kumaksudkan wanita disini adalah yang luar dalamnya terlihat pantas dengan jilbab yang dikenakanya. Itu juga terlepas dari segilintir opini negatif tentang wanita berjilbab yang berasal dari pemikiran manusia-manusia di zaman maju sekarang ini.
Dan meski 1000% aku sangat yakin akan anjuran Agamaku tentang kewajiban bagi setiap wanita muslim untuk mengenakan jilbab, tapi melalui tulisan ini aku hanya mencoba membahas permasalahan dari sisi umum semampu pemikiranku menelaahnya, yang mungkin pada akhir tulisan akan sedikit dibumbui pengalaman pribadiku yang jujur sebenarnya merupakan asal muasal hingga ingin kumenulis ini.
Alasan yang akan saya utarakan sebenarnya bisa dianggap klise, jikalau ditanya “memang kenapa dengan wanita berjilbab”?. Karena sederhananya semua orang juga tahu bahwa wanita yang benar-benar paham kenapa dia mengenakan jilbab, tentunya adalah wanita yang sangat menjaga kehormatanya. Selain itu, saya mungkin tidak dapat menjelaskan secara panjang lebar mengenai permasalahan ini dari sisi agama, karena sadar dengan pengetahuan agama saya yang masih sekedar dan masih perlu banyak belajar. Tapi saya berkeyakinan bahwa apabila secara logis saja sudah bisa terjelaskan, maka keyakinan nantinya malah akan semakin bertambah setelah kita mempelajari permasalahan ini berdasarkan apa yang tersirat dari ajaran agama. Karena kebenaran Islam adalah mutlak dan abadi.
Secara logis, wanita-wanita yang sungguh-sungguh memahami akan maksud mengenakan jilbab, menurut saya adalah wanita yang mempunyai kepribadian tangguh. Karena harus benar-benar sanggup mematuhi konsekuensi dari jilbab yang telah dikenakanya, meski itu memang merupakan kewajiban yang dianjurkan agama. Atau kata konsekuensi mungkin rasanya kurang pantas, karena dalam bahasa Indonesia kata “konsekuensi” lebih sering disandingkan dengan kalimat-kalimat yang bernada negatif akibat telah melakukan sebuah kesalahan.
Mereka, wanita yang telah sungguh-sungguh berjilbab pun pastinya tidak akan merasa itu adalah sebuah konsekuensi, karena pastinya hanya ada rasa tulus dan ihklas atas apa yang mereka lakukan menurut apa yang telah diwajibkan oleh agama. Maka kewajiban sebagai Insan biarlah tetap menjadi sebuah keharusan yang mutlak, tanpa dirasa sebagai sebuah keterpaksaan yang diembel-embeli konsekuensi dan lain sebagainya. Atau biarlah tulisan dari orang yang sedikit mengerti ini bermain dengan kata-kata yang masih mengandung sedikit kesalahan arti dalam penulisan, tapi semoga kalian yang membaca nantinya dapat memugar sendiri mana yang kurang serasi dan memaknai secara lebih berarti.
Wanita-wanita yang selalu mengenakan jilbabnya di setiap waktu, busana yang mereka kenakan terasa berbeda jika kita lebih sering berada di lingkungan masyarakat dengan budaya yang bercorak kekinian. Entah apa pendapat manusia lain, mungkin saja biasa tanpa ada arti apa-apa, tapi tidak dengan saya. Secara sederhana, semuanya memang bersumber dari alasan yang telah saya kemukakan pada tulisan di atas tadi, tapi secara lebih lanjut ingin saya beri beberapa alasan lain yang masih berasal dari pemikiran saya.
Jilbab itu lambang kesucian. Setiap melihat wanita yang sungguh-sungguh akan jilbab yang dikenakanya, aku yakin mereka teguh pendirian dalam menjalankan syariat yang diwajibkan agama. Itu mencerminkan keimanan, ketaqwaan dan kesungguhan. Di bumi ini, wanita kerap dikatakan sebagai kaum yang lemah dan seperti terkodrat bahwa lelaki adalah sebagai pelindung mereka.
Tapi, rahasia Allah mungkin menggariskan bahwa sisi kewanitaan mereka membuat lemah secara fisik, namun wanita-wanita berjilbab bukanlah wanita yang lemah dalam hal kepribadian. Jika mereka sungguh-sungguh memahami makna suci akan jilbab yang dikenakanya, masa depan mereka akan cerah. Pada intinya, masa depan sejati dari seorang wanita adalah kaum yang akan melahirkan generasi penerus ke bumi ini, tentunya mereka akan mencari lelaki yang sepantasnya untuk melindungi mereka sebagai seorang wanita, lelaki yang dapat menjadi Imam untuk sebuah keluarga yang sakinah kedepanya, lelaki yang nantinya dapat memberi keturunan yang berguna bagi agama, alam serta mahkluk hidup lainya. Benih yang berasal dari seorang Ibu yang beriman dan bertaqwa.
Selama masa pencarianku hingga saat ini, aku sering menaruh hati kepada banyak gadis dengan berbagai kriteriaku sendiri. Tapi yang sungguh-sungguh hanya beberapa dan entah kenapa yang sungguh-sungguh itu selalu tertuju kepada dia-dia yang berjilbab. Di sebalik itu, terkadang hatiku pun sendiri ragu, “apa dengan aku yang begini dapat pantas memiliki mereka”, mungkin sebab itu juga hingga sekarang aku selalu gagal meraih hati dia-dia yang berjilbab. Seandainya mereka tahu, aku yang begini punya alasan tulus dan suci menaruh hati kepada “dia yang dibalik jilbab”.
1 komentar:
nice.. teruskan dakwah
Posting Komentar