para singa skrg hnya sdg terlena oleh buaian malam, seringai betina, ato hembusan kemapanan..
sudah saatnya mereka bangun dan tegak di atas kakinya sendiri ntuk menerkam pekatnya malam, membawa serta para betinanya, dan meninggalkan zona nya…man mereka..
sudah saatnya mereka bangun dan tegak di atas kakinya sendiri ntuk menerkam pekatnya malam, membawa serta para betinanya, dan meninggalkan zona nya…man mereka..
Manusia mana yang tidak ingin nyaman dan mapan, bahagia mesra dalam dekapan rasa sayang. Asalkan itu semua memang diraih dengan susah payah dan bukan tipu daya, maka tiidak ada yang salah dengan smua itu. Asalkan tetap perduli karena hidup …memang bukan sendiri, asal tidak menyakitkan sesama penghuni negeri ini, dan asal tidak mencuri uang saudara sendiri, maka tidak ada yang melarang kalian tertawa dalam zona nyaman kalian. Tapi apa memang seperti itu yang terjadi… “Mereka sama sekali tidak takut terhadap Ibu pertiwi, tanah tempat tumpah darah mereka. Mereka tidak iba, membunuh Ibu pertiwi perlahan. Dan mereka sama sekali tidak malu menelanjangi ibu pertiwi di depan bangsa lain”.
zona nyaman yang memang melenakan, seringai pasangan yg menggiurkan, atopun pekatnya malam yg meninabobokan, membuat lidah para singa kelu untuk mengungkapkan peran sentral mereka.
ahH, namun masih ada harapan JENDERAL!
clap your hand for the… lions…
it’s a RaMBo time…
now or never.
ahH, namun masih ada harapan JENDERAL!
clap your hand for the… lions…
it’s a RaMBo time…
now or never.
Iyas Maldaz ah kenapa kalimat terakhir yang bung soni ucapkan lebih mengena tentang masa muda fotamorgana dalam kesenangan semu. Tetap dalam jalur intelektualitas dong..he..he..he..
Sonny Sanjaya ah JENDERAL…
terkadng tipis jaraknya antara dunia idealis dengan dunia pragmatis, dunia melankolis dengan dunia romantis, bahkan antara dunia realistis dengan dunia yag mencap dirinya politis.
ya, betul sekali.karena semua istilah-istilah itu sebenarnya berasal dari satu ibu yang sama, yaitu “sifat manusia”, ga’ ada yg sempurna, ga’ ada yg benar2 baik, kalaupun jahat dan salahpun pasti masih punya nurani. Dunia itu hitam dan puti…h, atau lebih pantas disebut kelabu. Hanya saja kadang tidak semua orang bisa memahami dirinya dan orang lain,keperdulian pribadi lebih besar dibandingkan untuk orang banyak, atau bahkan terlalu perduli terhadap orang lain hingga lupa diri sendiri. Cikal bakal yg menyebabkan perpecahan, kebencian, dan silang sengketa sebenarnya berasal dari keseimbangan yang mulai goyah dan berat sebelah, dan kita pun tidak pantas menjadi terlalu baik di dunia ini, menjadi terlalu putih dalam dunia yg harusnya kelabu..karena memang tidak ada yg bisa seperti itu, kalaupun ada tidak lebih dari kemunafikan yang tidak disadari.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar