Begitulah hidup seorang “Maldalias”. Masih menjadi manusia yang berusaha untuk mampu menjelajahi belukar kehidupan, meski berlalunya waktu hanya boleh dituntun oleh nalar yang dianggap cerdas sendiri. Sering bertarung melawan deraan aral, dengan prinsip yang “egois’.
Kehidupanya dianggap aneh, karena seenaknya dan apa adanya. Akibatnya, ada konsekuensi yang harus diterima dari kehidupan seseorang yang dianggap aneh, yaitu lebih sering tersisih.
Hingga kini, dia masih menjadi seorang mahasiswa Tek. Mesin. Keseharianya sebagai seorang mahasiswa selalu padat diisi dgn kegiatan akademik, ekstrakurikuler dan mencari jodoh.
Nilai kuliahnya bisa dibilang standar-standar saja, karena dari dulu dia memang dekat dengan segala sesuatu yang sedang-sedang aja. Namun, cukup disegani teman-teman sekampus dalam masalah “otak”, karena orang aneh seperti dia mempunyai motivasi yang kuat untuk belajar, sehingga dapat melakukan apa yang tidak bisa dilakukan kawan-kawanya yang lain.
Dia juga “gila baca” tapi sering lupa apa yang dibaca. Gramedia selalu menjadi tempat favorit dia buat mengisi waktu luang. Selain itu, juga menyandang predikat sebagai mahasiswa pailit, karena selalu saja merasa jatuh miskin tiap akhir minggu.
Selain membaca, dia mempunyai hobby yang semakin candu, seperti Browsing, chating, blogging dan aktifitas dunia maya lainya.
Dan mengenai hobby yang satu ini, sudah mendarah daging baginya. Untuk melakukanya memang butuh adrenalin yang cukup tinggi. ”Mix Martial Art”, dia menyukai semua olahraga beladiri.
Mengenai Jodoh, dia termasuk manusia yang tidak pernah letih dalam mencari. Tapi lebih sering patah hati, hingga suatu saat menemukan kutipan puisi dari buku yang sangat dicintainya, sangat tepat menggambarkan tentang dirinya.
Ada orang-orang tertentu yang memendam cinta demikian rapi. Bahkan sampai mereka mati, sekelilingpun mereka tidak memperlihatkan getas hatinya. Cinta mereka sesepi stambul lama nan melankolis, dengan pengarang yang tidak pernah dikenal,
Jika malam tiba mereka mendengus meratapi rindu, menampar muka sendiri karena jengkel tak berani mendeklarasikan cinta yang mengelitik nadinya. Cintanya tak pernah terungkap, karena ngeri membayangkan resiko ditolak. Lama-lama seperti seorang narsis, mereka menyukai seseorang di dalam hatinya sendiri. Cinta satu sisi, “indah” tapi merana tak terperi.
Mereka hidup dalam bayangan, mengungkapkan cinta agaknya mengandung daya tarik paling misterius dari cinta itu sendiri.
Itulah yang aku rasakan…..
Pada intinya, seorang Maldalias adalah orang biasa, miskin dan kebanyakan. Namun dia ingin kaya pengalaman batin dan petualangan untuk mencari kebenaran hakiki.
Hingga memahami sisi mistisnya, yang ingin memastikan setiap kesangsian, membuktikan prasangka dan mitos-mitos, serta mengalami sendiri apa yang hanya bisa diduga orang.
Sebagai Insan Ilahi, dia juga memiliki sisi religius, yang berharap dari semua keingin tahuanya itu, dapat menjemput hidayah Ilahi. Dia sangat membenci keadaan, apabila membiarkanya duduk dengan tatapan dan pikiraan yang hampa, setidaknya harus ada mimpi dan khayalan yang menjadi fondasi untuk langkah nyata..
Kesimpulanya, dia ingin memuaskan sifat dasar keingintahuan manusia sampai batas akhir yang telah ditentukan, dengan segala karunia apa adanya yang diberikan oleh yang maha kuasa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar