Aku adalah insan dungu yang dikelilingi banyak manusia-manusia cerdik. Ataukah mungkin terlalu naif untuk dapat menjadi seperti mereka. Tapi, mata hatiku mampu membaca lisan yang terucap dalam hati, memahami raut dan bahasa tubuh yang mengarah padaku.
Dengan kedangkalan daya pikir, aku mungkin tidak dapat memahami maksud dari tutur. Tapi karena banyak menyendiri, kesepian telah mendidik ku untuk menjadi perasa. Hingga selama ini, aku mudah untuk bersedih dan kelihatan murung menjalani hari.
Bagaimana tidak seperti itu, jika aku selalu dihinggapi rasa takut akan dunia yang semakin sesat, serta sering memperhatikan mereka-mereka yang berusaha menjadi lebih pintar dari yang menciptakan.
Sebagian dari manusia-manusia disekitarku sudah mulai angkuh dan perlahan menyisihkan orang-orang seperti ku. Yang sering kudengar, hanyalah ocehan-ocehan omong kosong. Jikalaupun berbalut sanjungan, itu tidak melebihi kepentingan untuk pribadi mereka semata.
Sebagian rupa yang kulihat, adalah tampang-tampang baik hati namun berkedok kemunafikan. Jikalaupun benar baik hati, tetap saja kebaikan itu terlihat bias bagi ku. Kenapa kalian tidak jujur padaku, kalau seandainya sangat membenci sikapku yang terlalu menggebu untuk menjadi manusia yang paling baik. Sedangkan aku, selalu berusaha untuk jujur dan tulus, agar dapat berarti buat kalian semua.
Semua uraian hatiku di atas, tetaplah berkutat dalam perandaian, karena aku tidak dapat memastikan sebelum tahu isi hati kalian yang sebenarnya.
Lagipula, aku yakin masih ada sebagian orang yang memang terlihat tulus dan jujur padaku. Seperti kalian-kalian, kawan-kawan yang selalu ada di saat aku membutuhkan, meskipun aku lebih memilih sendiri dikala susah. Kalian tetap menerimaku, walau terkadang aku sering hilang dalam dunia dan egoku sendiri. Kalian memahami sepenuhnya diriku, bukan sebagai manusia aneh yang berpikiran rumit, tetapi tetap sebagai kawan yang bisa diajak tertawa dan menangis bersama.
Terima kasih juga buat kalian yang pernah mengisi hatiku. Entah itu, yang tidak memperdulikan, hanya sebentar, atau sekilas mimpi yang kemudian hilang dan pergi. Karena walau bagaimanapun, perasaan terhadap kalian turut membentuk aku semakin pandai dan jujur mengguratkan isi hati. Yang kemudian bermekaran menjadi kesadaran untuk terus merubah jiwa ku menjadi lebih bijak. Layaknya sebuah pengalaman yang menjadi guru kekal dalam hidup.
Atau bagi dia, yang mungkin turut membaca tulisan ini. Tahukah dia, sebenarnya dari berbagai tulisan dalam blog ini, aku ingin membuat dia mengerti, seperti apa diriku memandang setiap kejadian dalam hidup, termasuk cinta.
Namun, bagaimana dia dapat menebak isi hatiku, jika aku selalu menjadikan itu misteri yang berulang-ulang kali selalu terpendam ?.
Namun, tetaplah patut jika dia dan kalian semua, suatu saat nanti mengerti akan diriku ini. Tapi dengan sepenuh hati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar